Kadar Abu SNI 01 – 3945 – 1995 Kadar Protein dengan Metode Kjeldahl AOAC Official Method. Kadar Lemak dengan Metode Soxhlet AOAC Official Method.

18

3. Porositas Kamba Bulk Porosity

Porositas kamba merupakan persentase rongga-rongga kosong void space diantara tumpukan butiran-butiran sorgum. Pengukuran porositas kamba merupakan pengukuran secara tidak langsung untuk porositas butiran yang tergolong sebagai porositas tampak menurut Rahman, 2009. Void space sebanding dengan porositas butiran. Butiran-butiran sorgum instan dimasukkan ke dalam gelas lukur 25 ml sampai penuh, kemudian ditambahkan toluen sampai batas volume kamba, kemudian diamkan selama 1-2 menit, lalu volume toluen diukur dengan cara meniriskan campuran toluen dan sampel, toluen ditampung dalam gelas ukur. Vc N = x 100 Vt Keterangan : N = Void space Vc = Volume cairan ml Vt = Volume total ml

4. Kadar Air SNI 01-3945-1995

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode oven. Cawan kosong dikeringkan dalam oven selama 15 menit dan didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang. Sebanyak 5 gram contoh yang telah dikeringkan dimasukkan dalam cawan yang telah ditimbang selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C selama 6 jam, cawan yang telah berisi contoh tersebut selanjutnya dipindahkan ke desikator, didinginkan, dan ditimbang. Pengeringan dilakukan sampai diperoleh berat konstan, kemudian dihitung berdasarkan kehilangan berat yaitu selisih berat awal dikurangi berat akhir. a = Berat cawan kosong kering g x = Berat sampel awal g y = Berat cawan + sampel kering

5. Kadar Abu SNI 01 – 3945 – 1995

Ditimbang 2 – 3 gram contoh ke dalam cawan porselen yang telah diketahui bobotnya. Lalu diarangkan di atas nyala pembakar, kemudian diabukan dalam tanur 19 listrik pada suhu maksimum 550 o C sampai pengabuan selesai sekali- sekali pintu tanur dibuka sedikit agar oksigen bisa masuk. Didinginkan dalam desikator lalu ditimbang hingga bobot tetap. Kadar abu = x – a x 100 W a = Berat cawan kosong kering g w = Berat sample awal g x = Berat abu + berat cawan

6. Kadar Protein dengan Metode Kjeldahl AOAC Official Method.

960.52 tahun 2005 Contoh sampel 0,1 gram dimasukkan dalam labu Kjeldahl, kemudian ditambahkan 2 ml H 2 SO 4 serta batu didih. Contoh kemudian dididihkan selama 1-1,5 jam hingga cairan menjadi jernih kemudian didinginkan. Isi labu dituangkan dalam alat destilasi dan labu dibilas 5-6 kali dengan aquades 20 ml. Kemudian ditambahkan NaOH 40 sebanyak 20 ml, dan selanjutnya didestilasi. Larutan destilat ditampung dalam Erlenmeyer 125 ml berisi larutan H 3 BO 3 dan 3 tetes indicator metilen red- metilen blue. Destilasi dilakukan hingga diperoleh destilat yang saling bercampur. Destilat kemudian dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai terjadi perubahan warna menjadi merah. N = ml HCl – ml blanko x normalitas x 14,007 x 100 mg sampel Protein = N x 6.25

7. Kadar Lemak dengan Metode Soxhlet AOAC Official Method.

963.15 tahun 1995 Labu lemak dikeringkan dalam oven 105 o C selama 15 menit, dan didinginkan dalam desikator. Contoh sampel 2 gram dimasukkan kedalam selonsong kertas saring yang dilapisi kapas, kemudian sampel dengan selonsong tersebut dikeringkan dalam oven 80 o C selama 1 jam. Sampel dan kertas selonsong dimasukan dalam alat soxhlet yang telah dihubungkan dengan labu lemak. Selanjutnya dilakukan ekstraksi lemak dengan pelarut berupa heksana selama enam jam. Pelarut tersebut kemudian diuapkan dan ekstrak lemak yang ada pada labu lemak dikeringkan dalam oven pengering 105 o C. Labu berisi lemak didinginkan dalam desikator 20-30 menit, selanjutnya ditimbang sampai bobot tetap. lemak= Berat lemak x 100 Berat contoh 20 Berat lemak = berat labu +lemak – berat labu

8. Kadar Karbohidrat by difference AOAC Official Method. 920.87