Pihak PLN telah melakukan beberapa upaya untuk mengurangi dampak yang terjadi. Gerakan penghijauan dilakukan di kawasan waduk terutama yang terletak
di area hulu sungai untuk meningkatkan penyerapan air tanah. Di samping itu, sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian kawasan
waduk terus dilakukan secara berkala untuk memberi pemahaman-pemahaman dari aspek lingkungan dan aspek legal. Selain itu, pihak PLN juga bekerja sama dengan
instansi terkait seperti Balai Konservasi Sumberdaya Alam Riau dan Dinas Kehutanan Provinsi Riau dan Kabupaten Kampar untuk melakukan pengawasan
terhadap kawasan lindung yang berada di sekitar waduk sebagai area tangkapan air.
5. Iklim
a. Curah Hujan
Data intensitas curah hujan kawasan Waduk Koto Panjang diperoleh dari pantauan stasiun meteorologi Kota Pekanbaru dalam periode 2009 sampai 2013.
Kawasan Waduk Koto Panjang memiliki rata-rata curah hujan tahunan 2976 mmtahun. Rata-rata curah hujan bulanan adalah sebesar 248 mmbulan.
Berdasarkan pada klasifikasi iklim Oldeman, kawasan Waduk Koto Panjang tergolong pada tipe iklim C1. Tipe iklim ini menunjukan bahwa kawasan Waduk
Koto Panjang memiliki panjang bulan basah secara berturut-turut 5 sampai 6 bulan setiap tahunnya dan tidak memiliki bulan kering. Curah hujan terendah terjadi pada
bulan Juni, yaitu 121 mm dan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November, yaitu 378 mm. Curah hujan pada akhir tahun cenderung tinggi karena telah
memasuki musim penghujan.
Gambar 25 Grafik curah hujan Waduk Koto Panjang tahun 2009 sampai 2013
50 100
150 200
250 300
350 400
C u
rah h
u jan
m m
Bulan
Ga mbar
26 P
eta ana
li sis
c ura
h hujan
b. Suhu
Rata-rata suhu bulanan kawasan Waduk Koto Panjang adalah 26,97 ˚C. Suhu
tertinggi tercatat pada bulan Juni, yaitu 28 ˚C. Bulan Juni merupakan pertengahan
musim kemarau secara yang berlangsung dari bulan April hingga September. Suhu terendah tercatat pada bulan Januari dan Oktober, yaitu 25,4
˚C. Grafik suhu kawasan Waduk Koto Panjang dapat dilihat pada Gambar 27.
c. Kelembaban Relatif RH
Kelembaban udara kawasan Waduk Koto Panjang berada pada rentang 77 sampai 84 persen. Kelembaban udara tertinggi tercatat pada bulan Desember, yaitu
84 persen dan kelembaban udara terendah tercatat pada bulan Februari dan Oktober, yaitu 77 persen. Rata-rata kelembaban udara bulanan di kawasan waduk sebesar
80,25 persen. Fluktuasi kelembaban relatif di kawasan waduk dapat dilihat pada Gambar 28.
Gambar 28 Grafik fluktuasi kelembaban relatif Waduk Koto Panjang tahun 2014
Data iklim digunakan untuk mengetahui kenyamanan kondisi kawasan Waduk Koto Panjang untuk melakukan aktivitas manusia, khususnya aktivitas yang
dilakukan di ruang luar outdoor space melalui perhitungan Thermal Humidity Index
THI. Nilai THI pada lokasi penelitian adalah sebesar 25,90 ˚C. Jika
72 74
76 78
80 82
84 86
R H
Bulan
Gambar 27 Grafik fluktuasi suhu Waduk Koto Panjang tahun 2014
24 24.5
25 25.5
26 26.5
27 27.5
28 28.5
Su hu
˚ C
Bulan
dibandingkan dengan ambang batas kenyamanan untuk daerah tropis yang bernilai kurang dari 27
˚C, maka tingkat kenyamanan di kawasan Waduk Koto Panjang dapat dikategorikan nyaman untuk melakukan aktivitas luar ruangan.
Menurut Brooks 1988, vegetasi berkanopi memiliki fungsi untuk memodifikasi kondisi iklik mikro sebuah kawasan melalui penyerapan radiasi
matahari. Vegetasi dengan kanopi padat berfungsi sebagai penghalang radiasi matahari, sedangkan vegetasi dengan kanopi terbuka berfungsi sebagai penyaring
radiasi matahari. Selain itu, rumput dan penutup tanah berfungsi untuk mengurangi radiasi matahari pada permukaan tanah.
Sumber: Brooks 1988 diacu dalam Dinata 2009
Gambar 29 Ilustrasi penyerapan radiasi matahari oleh vegetasi Seperti yang terlihat pada Gambar 27, penyerapan radiasi matahari tinggi
terjadi pada penggunaan vegetasi dengan karakteristik kerapatan daun tinggi dengan bentuk tajuk bulat dan percabangan pendek. Sebaliknya, vegetasi dengan
karakteristik kerapatan daun jarang akan lebih banyak meloloskan radiasi matahari.
Teknik analisis aspek fisik dilakukan menggunakan metode overlay. Hasil analisis keseluruhan pada aspek fisik akan disajikan dalam bentuk peta spasial
seperti pada Gambar 31.
Biofisik 1.
Vegetasi
Kawasan Waduk Koto Panjang didominasi oleh tanaman perkebunan. Hal ini tidak terlepas dari warga di sekitar waduk yang mayoritas bermata pencaharian
sebagai petani. Selain itu, tanaman hutan tropis basah juga terdapat di sekitar kawasan waduk berupa lahan yang memang diperuntukan sebagai lahan konservasi
dan lahan milik warga yang belum diolah. Beberapa jenis tanaman yang terdapat di kawasan waduk dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17 Daftar nama vegetasi di lokasi penelitian
Nama Latin Nama Lokal
Keterangan
Elaeis oleifera Kelapa sawit
Tanaman produksi Havea brasiliensis
Karet Tanaman produksi
Uncaria gambir Gambir
Tanaman produksi Agathis dammara
Damar Tanaman produksi
Mangifera indica Mangga
Tanaman produksi Spathodea campanulata
Kecrutan Tanaman konservasi
Alamanda cathartica Terompet emas
Tanaman konservasi Shorea
spp. Meranti merah
Tanaman produksi Koompassia malaccensis
Kempas Tanaman produksi
Dipterocarpus coriaceus Keruing
Tanaman produksi Cinnamomum
spp. Madang
Tanaman produksi