Konsep Aktivitas dan Fasilitas

0,54 dari luas kawasan perencanaan. Ruang pemanfaatan terbagi menjadi sub ruang wisata utama meliputi wisata darat, wisata air, wisata edukasi, wisata budi daya dan sub ruang pendukung wisata. Sub ruang wisata utama dialokasikan seluas 47,4 km 2 atau 14,63 dari luas kawasan perencanaan. Sub ruang pendukung wisata dialokasikan seluas 2,73 km 2 atau 0,84 dari luas kawasan perencanaan. Ruang konservasi berfungsi untuk menjaga kelestarian lingkungan kawasan waduk melalui pencegahan terhadap bahaya erosi dan longsor yang berdampak kepada sumber daya waduk. Penanaman vegetasi konservasi dilakukan pada lahan yang curam untuk meningkatkan kestabilan tanah. Ruang konservasi diciptakan juga untuk meningkatkan kemampuan tanah untuk menimpan air sehingga ketersediaan air di sekitar waduk dapat terjaga. Ruang penyangga terbagi kedalam dua sub ruang yaitu sub ruang peyangga dan sub ruang wisata pendukung. Ruang penyangga ini memiliki karakter untuk menunjang ruang wisata utama melalui aktivitas wisata yang bersifat pasif seperti sight seeing dan pengamatan satwa dan vegetasi lokal. Kegiatan pada ruang ini dilakukan sejalan dengan upaya konservasi. Fasilitas yang diperlukan pada ruang ini berupa jalur interpretasi dan media interpretasi. Beberapa bentuk aktivitas intensif akan dilakukan pada sub ruang wisata utama. Bentuk wisata yang akan diakomodasi oleh sub ruang ini adalah wisata darat dan rekreasi air, wisata edukasi dan wisata budi daya ikan dan karet. Sub ruang pendukung wisata akan dijadikan sebagai area penerimaan dan pelayanan bagi pengunjung meliputi welcome area, lahan parkir, penginapan, pusat kuliner, pusat souvenir, dan pusat informasi. Ruang wisata rekreasi pada kawasan waduk akan direncanakan menjadi dua, yaitu wisata darat dan rekreasi air. Kegiatan wisata darat meliputi berkemah, bersepeda, piknik, fotografi, sightseeing, jalan-jalan, bersantai, berkunjung ke candi Muara Takus, dan outbound. Untuk mendukung kegiatan-kegiatan tersebut, disediakan beberapa fasilitas seperti infrastruktur jalan dan jalur pedestrian, penerangan, bangku, gazebo, lapangan, playground, mobil wisata, panggung wisata dan jlaur sepeda. Bentuk kegiatan rekreasi air meliputi berperahu keliling danau, memancing, sightseeing, dan kuliner di tengah waduk. Fasilitas pendukung rekreasi air antara lain dermaga, perahu, dek pemancingan, shelter peristirahatan, dan restoran di tengah waduk. Ruang wisata darat dan rekreasi air direncanakan seluas 4.908,98 ha dengan rincian ruang wisata darat seluas 347,98 ha dan ruang rekreasi air seluas 4.561,00 ha. Ruang wisata edukasi bertujuan untuk menarik minat calon pengunjung melalui pemberian wawasan mengenai keunikan alam dan kebudayaan daerah di sekitar waduk. Ruang ini mengakomodasi bentuk kegiatan wisata berupa kegiatan penelitian dan pengamatan vegetasi satwa lokal, pameran budaya setempat, fotografi, sightseeing, dan jalan-jalan. Fasilitas yang disediakan antara lain media interpretasi, struktur jalur pedestrian, gazeboshelter, dan menara pandang. Ruang wisata edukasi direncanakan di area kantor operasional waduk dan di area seluas 127,61 ha. Ruang wisata budi daya direncanakan seluas 4.204,00 ha secara keseluruhan. Ruang ini dibagi menjadi ruang budi daya karet seluas 3868,67 ha, ruang pengolahan hasil karet seluas 195,95 ha dan ruang budi daya perikanan seluas 139,65 ha. Ruang ini dimanfaatkan sebagai lahan budi daya oleh masyakat yang diintegrasikan kedalam program wisata waduk. Sistem perkebunan yang diterapkan adalah agroforestri. Sistem agroforestri karet atau Rubber Agroforestry System RAS yaitu suatu pola agroforestri pada karet yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas hasil panen, termasuk karet itu sendiri sebagai hasil utama dan juga hasil sampingan seperti buah-buahan, kayu, dan lain-lain dengan suatu sistem intensifikasi dan untuk kepentingan kelestarian karet tersebut Budiman et al, 1994. Pada awal penanaman, karet dapat ditumpangsarikan dengan tanaman semusim seperti terung, kacang tanah, dan cabe. Ketika tajuk karet mulai menaungi, tanaman sela yang dapat ditanam antara lain tanaman petai, jengkol, durian, rambutan dan cengkeh. Melalui program ini diharapkan kepentingan masyarakat dan pengelola dapat diselaraskan. Sub ruang pendukung wisata dikembangkan sebagai area penerimaan dan pelayanan yang berisi sarana prasaran yang mendukung wisata. Sub ruang ini menjadi image pertama yang dilihat oleh pengunjung. Oleh karena itu prioritas area ini bersifat estetik dan menarik dalam pengembangannya. Terdapat tiga ruang penerimaan pada kawasan waduk. Area penerimaan pertama terletak di area Candi Muara Takus. Area ini ditujukan bagi pengunjung yang ingin melakukan wisata sejarah. Area penerimaan kedua terletak di Desa Batu Bersurat. Area ini ditujukan bagi pengunjung yang ingin melakukan wisata alam. Dan area penerimaan ketiga terletak di kantor operasional waduk. Area ini ditujukan bagi pengunjung yang ingin melakukan wisata edukasi dan sejarah bendungan. Ketiga area ini dikembangkan menjadi welcome area dan pelayanan. Area penerimaan di Batu Bersurat dan Candi Muara Takus juga dikembangkan untuk mengakomodasi wisata belanja. Khusus pada area kedua difasilitasi oleh guest house. Rencana Aktivitas dan Fasilitas Aktivitas utama yang akan dikembangkan disesuaikan dengan konsep aktivitas yang telah dibuat sebelumnya. Aktivitas wisata dibagi menjadi aktivitas wisata darat dan air. Kemudian aktivitas wisata darat terbagi menjadi aktivitas wisata berbasi konservasi dan sosial budaya. Segala bentuk aktivitas wisata dikembangkan kearah rekreasi dan edukasi. 1. Aktivitas Wisata Rekreasi a. Wisata Rekreasi Darat Jalan-jalan, sightseeing dapat dilakukan dengan berkeliling ruang wisata utama. Kegiatan sightseeing dan jalan santai dapat juga dilakukan di ruang wisata pendukung. Untuk melakukan aktivitas di Pulau Tonga, pengunjung dapat mengakses menggunakan perahu sebagai sarana transportasi utama di kawasan waduk. Aktivitas sightseeing dapat juga dilakukan dengan berkeliling waduk menggunakan perahu. Vegetasi penaung diperlukan untuk memodifikasi iklim mikro di tapak sehingga dapat meningkatkan kenyamanan pengunjung. Fasilitas yang dibutuhkan meliputi jalur pedestrian, gazebo dan shelter, toilet, tempat duduk, menara pandang, jaringan komunikasi darurat, signage dan media interpretasi. Berkemah dapat dilakukan di Pulau Tonga dan ruang wisata pendukung dekat dengan objek air terjun. Area untuk aktivitas berkemah diakomodasi seluas 10,2 ha. Lokasi ini berdekatan dengan aliran sungai dangkal dan dikelilingi hutan konservasi sehingga pengunjung tetap dapat merasakan nuansa alami kawasan. Untuk mencapai lokasi, pengunjung dapat mengguna-