Konsep Ruang Perencanaan Lanskap Waduk Koto Panjang Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau

Gambar 47 Konsep vegetasi Perencanaan Lanskap Penelitian ini menyajikan rencana lanskap sebagai hasil akhir perencanaan kawasan Waduk Koto Panjang. Rencana lanskap diperoleh dari penggabungan rencana ruang, rencana aktivitas dan fasilitas, rencana sirkulasi dan rencana vegetasi. Rencana daya dukung kawasan dibuat agar kegiatan wisata di kawasan waduk tidak menimbulkan kerusakan lingkungan yang permanen. Rencana Ruang Kawasan Waduk Koto Panjang akan dibagi menjadi tiga ruang sesuai dengan konsep ruang yang telah direncanakan, yaitu ruang konservasi, ruang penyangga dan ruang pemanfaatan. Masing-masing ruang memiliki pembagian sub ruang untuk mengakomodasi kebutuhan ruang aktivitas yang berbeda-beda. Luas masing- masing ruang di kawasan waduk dapat dilihat pada Tabel 32. Tabel 32 Rencana alokasi pembagian ruang perencanaan Ruang Sub Ruang Luas km 2 Konservasi - 267,38 82,55 Penyangga Area penyangga 4,66 1,44 Wisata pendukung 1,75 0,54 Pemanfaatan Wisata darat 3,47 1,07 Wisata air 45,61 0,19 Wisata edukasi 1,28 0,39 Wisata budi daya 42,04 12,98 Area pendukung wisata 2,73 0,84 Total 368,92 100,00 Ruang konservasi dialokasikan lahan seluas 267,38 km 2 . Besar luas area tersebut meliputi 82,55 dari luas kawasan perencanaan. Perencanaan ruang penyangga dibagi menjadi sub ruang penyangga dan sub ruang wisata pendukung. Sub ruang penyanga dialokasikan seluas 4,66 km 2 atau 1,44 dari luas kawasan perencanaan dan sub ruang wisata pendukung dialokasikan seluas 1,75 km 2 atau 0,54 dari luas kawasan perencanaan. Ruang pemanfaatan terbagi menjadi sub ruang wisata utama meliputi wisata darat, wisata air, wisata edukasi, wisata budi daya dan sub ruang pendukung wisata. Sub ruang wisata utama dialokasikan seluas 47,4 km 2 atau 14,63 dari luas kawasan perencanaan. Sub ruang pendukung wisata dialokasikan seluas 2,73 km 2 atau 0,84 dari luas kawasan perencanaan. Ruang konservasi berfungsi untuk menjaga kelestarian lingkungan kawasan waduk melalui pencegahan terhadap bahaya erosi dan longsor yang berdampak kepada sumber daya waduk. Penanaman vegetasi konservasi dilakukan pada lahan yang curam untuk meningkatkan kestabilan tanah. Ruang konservasi diciptakan juga untuk meningkatkan kemampuan tanah untuk menimpan air sehingga ketersediaan air di sekitar waduk dapat terjaga. Ruang penyangga terbagi kedalam dua sub ruang yaitu sub ruang peyangga dan sub ruang wisata pendukung. Ruang penyangga ini memiliki karakter untuk menunjang ruang wisata utama melalui aktivitas wisata yang bersifat pasif seperti sight seeing dan pengamatan satwa dan vegetasi lokal. Kegiatan pada ruang ini dilakukan sejalan dengan upaya konservasi. Fasilitas yang diperlukan pada ruang ini berupa jalur interpretasi dan media interpretasi. Beberapa bentuk aktivitas intensif akan dilakukan pada sub ruang wisata utama. Bentuk wisata yang akan diakomodasi oleh sub ruang ini adalah wisata darat dan rekreasi air, wisata edukasi dan wisata budi daya ikan dan karet. Sub ruang pendukung wisata akan dijadikan sebagai area penerimaan dan pelayanan bagi pengunjung meliputi welcome area, lahan parkir, penginapan, pusat kuliner, pusat souvenir, dan pusat informasi. Ruang wisata rekreasi pada kawasan waduk akan direncanakan menjadi dua, yaitu wisata darat dan rekreasi air. Kegiatan wisata darat meliputi berkemah, bersepeda, piknik, fotografi, sightseeing, jalan-jalan, bersantai, berkunjung ke candi Muara Takus, dan outbound. Untuk mendukung kegiatan-kegiatan tersebut, disediakan beberapa fasilitas seperti infrastruktur jalan dan jalur pedestrian, penerangan, bangku, gazebo, lapangan, playground, mobil wisata, panggung wisata dan jlaur sepeda. Bentuk kegiatan rekreasi air meliputi berperahu keliling danau, memancing, sightseeing, dan kuliner di tengah waduk. Fasilitas pendukung rekreasi air antara lain dermaga, perahu, dek pemancingan, shelter peristirahatan, dan restoran di tengah waduk. Ruang wisata darat dan rekreasi air direncanakan seluas 4.908,98 ha dengan rincian ruang wisata darat seluas 347,98 ha dan ruang rekreasi air seluas 4.561,00 ha. Ruang wisata edukasi bertujuan untuk menarik minat calon pengunjung melalui pemberian wawasan mengenai keunikan alam dan kebudayaan daerah di sekitar waduk. Ruang ini mengakomodasi bentuk kegiatan wisata berupa kegiatan penelitian dan pengamatan vegetasi satwa lokal, pameran budaya setempat, fotografi, sightseeing, dan jalan-jalan. Fasilitas yang disediakan antara lain media interpretasi, struktur jalur pedestrian, gazeboshelter, dan menara pandang. Ruang wisata edukasi direncanakan di area kantor operasional waduk dan di area seluas 127,61 ha. Ruang wisata budi daya direncanakan seluas 4.204,00 ha secara keseluruhan. Ruang ini dibagi menjadi ruang budi daya karet seluas 3868,67 ha, ruang pengolahan hasil karet seluas 195,95 ha dan ruang budi daya perikanan seluas 139,65 ha. Ruang ini dimanfaatkan sebagai lahan budi daya oleh masyakat yang diintegrasikan kedalam program wisata waduk. Sistem perkebunan yang diterapkan