Kualitas Air Derajat Kelangsungan Hidup dan Laju Pertumbuhan Spesifik Prosedur Pengangkutan

4. Glukosa Darah Pengukuran dilakukan untuk mengevaluasi tingkat stres pada ikan. Prosedur pengukuran glukosa darah ikan yaitu: darah diambil dari ikan dengan menggunakan injeksi yang telah diisi dengan cairan antikoagulan untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah. Darah yang tersedot dimasukkan ke dalam tabung ependorf, kemudian disentrifuge dengan kecepatan 12.000 rpm selama 5 menit. Setelah terbentuk lapisan-lapisan yang terdiri dari lapisan plasma yang jernih di bagian atas, selanjutnya ambil 10 µ l lapisan plasma tambahkan kedalam tabung reaksi berisi 1 ml regen glucose liquicolor selanjutnya dihomogenkan dengan menggunakan vortex, diinkubasi selama 10 menit pada suhu kamar, baca nilai absorban pada spektrofotometer dengan λ 500 nm. Kadar glukosa darah diukur mengikuti Wedemeyer dan Yatsuke 1977 yaitu : Absorban sampel Glukosa darah = x Konsentrasi standar Absorban standar Analisis Histopatologi Histopatologi dilakukan pada ikan normal, pasca pengangkutan, dan setelah pemeliharaan 7 hari diukur di Laboratorium Kesehatan ikan Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Jaringan yang diamati adalah insang. Pengamatan dilakukan dengan membuat preparat histologi. Prosedur pembuatan preparat histologi insang disajikan pada Lampiran 2.

3.3.6 Kualitas Air

Parameter kualitas air yang diukur dalam penelitian ini seperti terlihat pada Tabel 4 dan dilakukan pengukuran setiap 24 jam sekali. Tabel 4 Parameter air yang diukur dan alat yang digunakan Parameter Satuan Metodealat yang digunakan Suhu o Termometer C Salinitas gL Refraktometer pH pH-meter Oksigen terlarut DO mgL DO-meter Karbon dioksida CO 2 mgL Titrasi larutan NaOH 0,0227 N, indikator phenolphthalein pp, indikator Methyl Orange 0,05 Amoniak mgL Pereaksi uji amoniak 1 tetes MnSO 4 Nitrit , 0,6 ml phenat, 0,5 ml chlorox Spektofotometer panjang gelombang 630 mgL Sulfanilamit 5 tetes, NED 5 tetes Spektofotometer panjang gelombang 543 Alkalinitas mgL Titrasi PP 2 tetes, BCG+MR 2 tetes, HCl 0,0200 N Kesadahan mgL Titrasi Buffer hardnes 1 ml, EBT 2-3 tetes, EDTA 0,0141 N

3.3.7 Derajat Kelangsungan Hidup dan Laju Pertumbuhan Spesifik

Pengamatan kelangsungan hidup survival rate, SR ikan kerapu macan dilakukan setiap 6 jam sekali selama pengangkutan. Derajat kelangsungan hidup ikan kerapu ditentukan dengan menggunakan rumus Effendi 1978 : 100 x No Nt Sr = Keterangan : SR = derajat kelangsungan hidup Nt = jumlah hewan uji pada akhir penelitian ekor No = jumlah hewan uji pada awal penelitian ekor Laju pertumbuhan spesifik spesific growth rate, SGR ikan kerapu macan ditentukan dengan menggunakan rumus Zonneveld 1991 : 100 ln ln x t W Wt SGR − = Keterangan: SGR = Laju pertumbuhan spesifik W t = Berat tubuh ikan pada waktu t W = Berat tubuh ikan pada awal penelitian t = Waktu penelitian

3.3.8 Prosedur Pengangkutan

Penelitian ini terdiri dari 4 perlakuan masing-masing 2 ulangan. Setiap kantong dilengkapi dengan kran pengeluaran air, kemudian diisi air laut dan oksigen dengan perbandingan 1 : 3 kemudian diikat dengan karet gelang, setelah itu dimasukkan ke dalam kotak stirofom dan diberi es batu kemudian ditutup. Pengangkutan dilakukan secara simulasi yaitu dengan memasukkan stirofom ke dalam bak kemudian air dialirkan dari kran dan juga digerakkan dengan pompa. Pengamatan keadaan ikan dilakukan setiap 6 jam dengan cara mengeluarkan kantong dari stirofom, sedangkan pengambilan sampel air dilakukan setiap 24 jam sekali dengan mengalirkan air dari kran sehingga kantong tetap dalam keadaan tertutup.

3.4 Rancangan Percobaan

Dokumen yang terkait

Analysis of suitability of mandeh bay for culturing tiger grouper (E. fuscoguttatus) in floating nets cage, pesisir selatan regency, West Sumatera Province

0 7 183

Toxicity of heavy metal’s lead (Pb) and its effects on oxygen consumption and hematological response of juvenile tiger grouper (Epinephelus fuscoguttatus)

1 7 164

Toxicity of heavy metal’s lead (Pb) and its effects on oxygen consumption and hematological response of juvenile tiger grouper (Epinephelus fuscoguttatus)

0 6 96

Analysis of suitability of mandeh bay for culturing tiger grouper (E. fuscoguttatus) in floating nets cage, pesisir selatan regency, West Sumatera Province

0 4 96

Immunocytochemical Study on Blood and Organ Suspension of Tiger Grouper (Epinephelus fuscoguttatus) Infected with Field Isolate of Viral Nervous Necrosis | Lestari | Jurnal Sain Veteriner 5426 11269 1 PB

0 0 8

mn149a hatchery management of tiger grouper epin 11814

1 2 72

Examination of Viral Nervous Necrosis Virus in The Water Sample of The Tiger Grouper (Epinephelus fuscoguttatus) with Immunocytochemistry of Streptavidin Biotin | Sudaryatma | Jurnal Sain Veteriner 2489 4230 1 SM

0 1 11

Keywords: Tiger Grouper, Sawdust and Dry Transportation Systems PENDAHULUAN - UJI KETAHANAN HIDUP IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) DENGAN TEKNIK IMOTILISASI SUHU RENDAH DALAM TRANSPORTASI SISTEM KERING

0 0 7

EFFECT OF LEMONGRASSE OIL DOSAGE (Cimbopogon citrates (DC) Stapf ) TO GOING CONCERN ON Anesthetic OF TIGER FISH (Datnioides mescrolepis) WITH TRANSPORTATION CLOSED

0 0 6

EFFECTS OF VITAMIN C IN HIGH-ENERGY FEEDS ON GROWTH AND SURVIVAL RATE OF TIGER GROUPER SEEDS (Epinephelus fuscoguttatus)

0 0 7