2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000 16000
18000
8 16
24 32
40 48
56 jam ke-
Ke sad
ah an
m g
L
K A
B C
200 400
8 16
24 32
40 48
56 jam ke-
A lk
alin ita
s m
gL
K A
B C
Gambar 14 Kesadahan air media pengepakan
4.1.6.10 Alkalinitas
Pada Gambar 15 menunjukkan nilai alkalinitas air media mengalami fluktuasi selama pengepakan. Gambar 16 diketahui bahwa nilai alkalinitas air
media pengepakan mengalami kenaikan pada jam ke 24, namun cenderung menurun pada jam ke 48 dan relatif stabil hingga jam ke 56 kecuali pada
perlakuan K yang mengalami peningkatan dari jam ke 24 sampai jam ke 56.
Gambar 15 Alkalinitas air media selama pengepakan Pada waktu pemeliharaan dilakukan pengukuran kualitas air berupa suhu,
salinitas, DO dan pH yang dilakukan setiap hari selama waktu pemeliharaan, sedangkan pengukuran CO
2
Kelangsungan hidup ikan kerapu macan setelah pengangkutan dan pada akhir penelitian ditampilkan dalam Gambar 16 dan Gambar 17. Pada Gambar 17
, TAN, nitrit, nitrat, alkalinitas dan kesadahan dilakukan setiap minggu selama pemeliharaan. Dari hasil pengukuran kualitas air
selama pemeliharaan diperoleh suhu perairan berkisar antara 26-27ºC, salinitas berkisar antara 31-33‰, DO berkisar antara 5,79-5,98 mgL dan pH air berkisar
antara 7,3-7,5.
4.1.7 Kelangsungan Hidup SR
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
110
I II
III IV
Waktu Pengamatan minggu
T in
g k
a t K
e la
n g
su n
g a
n H
id u
p
A B
C
ditunjukkan tingkat kelangsungan hidup tertinggi pasca pengangkutan terjadi pada perlakuan A 10 mgL sebesar 97,5 dan terendah pada perlakuan K tanpa
minyak sereh sebesar 22,5. Gambar 18 menunjukkan, bahwa pada akhir pemeliharaan kelangsungan hidup tertinggi pada perlakuan A sebesar 85 dan
terendah pada perlakuan C sebesar 45.
100 100
100 100
92.5 82.5
62.5 52.5
32.5 22.5
100 100
100 100
100 100
100 100
100 97.5
100 100
100 100
100 100
100 100
100 92.5
100 100
100 100
100 100
100 100
92.5
52.5
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
6 12
18 24
30 36
42 48
56 Waktu Pengamatan Jam
T in
g k
at K
el an
g su
n g
an H
id u
p
K A
B C
Gambar 16 Kelangsungan hidup ikan kerapu macan selama transportasi
100 100
85 85
85 100
100 80
65 60
100 100
75 60
45 10
20 30
40 50
60 70
80 90
100
I II
III IV
Waktu Pengamatan minggu
T in
g k
at K
el an
g su
n g
an H
id u
p
A B
C
Gambar 17 Kelangsungan hidup ikan kerapu macan setelah pemeliharaan
4.1.8 Laju Pertumbuhan Spesifik Ikan Kerapu Macan
Data pertumbuhan spesifik ikan kerapu macan selama 1 bulan pemeliharaan ditampilkan dalam Gambar 18. Gambar
tersebut menunjukkan, bahwa laju pertumbuhan spesifik ikan kerapu macan selama pemeliharaan tertinggi pada
perlakuan A sebesar 1,43 bobot tubuhhari dan terendah pada perlakuan C sebesar 0,68 bobot tubuhhari.
1.43 0.79
0.68 0.2
0.4 0.6
0.8 1
1.2 1.4
1.6
S GR
a b
b
Gambar 18 Pertumbuhan spesifik ikan kerapu macan selama penelitian
4.2 Pembahasan
Pemuasaan ikan dilakukan untuk mengetahui lama waktu ikan kerapu macan mampu bertahan hidup dan melakukan aktifitas hidupnya walaupun tanpa
diberi makan. Untuk tujuan transportasi, kemampuan puasa ikan sangat berkaitan erat dengan lama waktu transportasi, semakin lama kemampuan puasa ikan maka
semakin lama dan semakin jauh jarak transportasi yang dapat dilakukan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa ikan kerapu macan dengan ukuran 4,02 gram
mampu bertahan puasa selama 8 hari. Hal ini lebih dari waktu pengangkutan yang dilakukan selama 3 hari.
Selain kemampuan puasa, indikator lamanya transportasi ditentukan oleh tingkat konsumsi oksigen TKO. Pengukuran tingkat konsumsi oksigen juga
dibutuhkan untuk mengetahui kebutuhan oksigen yang diberikan dalam kantong pengepakan. Dari hasil uji TKO, ikan kerapu macan ukuran 4,02 gram
membutuhkan oksigen sebesar 0,352 mg O
2
.g
-1
.jam
-1
, sehingga kebutuhan oksigen untuk ikan kerapu macan ukuran 4,02 gram yang diangkut selama 56 jam
adalah sebesar 79,24 mg O
2
.g
-1
.jam
-1
. Selain oksigen, penurunan laju metabolisme selama transportasi juga
diperlukan agar buangan metabolit beracun dapat dikurangi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan minyak sereh pada dosis tenang 30 mgL.
Untuk tujuan transportasi hanya diperlukan kondisi tenang pada ikan sehingga digunakan konsentrasi minyak sereh dibawah LC
50
yaitu 30, 20, 10, dan 0 mgL. Indikator ikan tenang yang digunakan adalah posisi tubuh ikan tegak, masih
respon terhadap rangsangan dan pergerakan ikan terjadi apabila ada rangsangan ikan tidak aktif.