Kerangka Pendekatan Penelitian Kajian User Fee System Dalam Implementasi Kebijakan Tata Ruang Wilayah Pesisir Teluk Kendari

Gambar 1 Kerangka pendekatan penelitian Ecosystem Services Burkhard 2012 Pesisir Teluk Kendari Provisioning Services Analisis Trade off Analisis Kesesuaian Wisata Pantai Cultural Services Aktifitas Wisata Wisata Pantai Rekreasi Pantai User fee Wisata Analisis Kualitas Lingkungan Luasan Mangrove Analisis Valuasi - Travel Cost Method - Contingent Valuation Method - Expert Couplet Node Rekomendasi Strategi Kebijakan Penataan Ruang Pesisir Teluk Kendari Pengembangan Pesisir Teluk Kendari Berkelanjutan Regulating Services Supporting Services Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kendari 2010-2030 5 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu

Pengelolaan terpadu wilayah pesisir dan laut di Indonesia telah di atur oleh pemerintah melalui penyusunan Agenda 21 pada Bab 18 tentang Pengelolaan Terpadu Daerah Pesisir dan Laut. Hal tersebut dijelaskan bahwa orientasi pembangunan dan pengelolaan wilayah pesisir dan laut menjadi prioritas pengembangan, khususnya yang mencakup aspek keterpaduan dan kewenangan kelembagaannya, sehingga diharapkan sumberdaya yang terdapat di kawasan ini dapat menjadi produk unggulan dalam pembangunan bangsa Indonesia diabad mendatang. Demikian pula dunia internasional telah mengatur pengelolaan pesisir dan laut pada Chapter 17 Agenda 21, Deklarasi Johannesburg 2002, Plan of Implementation of the World Summit on Sustainable Development serta Bali Plan of Action 2005. Integrated coastal management merupakan pedoman dalam pengaturan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam di wilayah pesisir dan laut dengan memperhatikan lingkungan. Implementasi pengelolaan pesisir terpadu dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi konflik dalam pemanfaatan sumberdaya di wilayah pesisir dan laut, tumpang tindih kewenangan serta benturan kepentingan antar sektor Sunyowati 2009. Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu Integrated Coastal Zone Management atau ICZM juga dijelaskan sebagai pengelolaan pemanfaatan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan environmental services yang terdapat di kawasan pesisir; dengan cara melakukan penilaian menyeluruh comprehensive assesment tentang kawasan pesisir beserta sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang terdapat didalamnya, menentukan tujuan dan sasaran pemanfaatan. Kemudian merencanakan serta mengelola segenap kegiatan pemanfaatannya; guna mencapai pembangunan yang optimal dan berkelanjutan. Proses pengelolaan ini dilaksanakan secara kontinu dan dinamis dengan mempertimbangkan segenap aspek sosial ekonomi budaya dan aspirasi masyarakat pengguna kawasan pesisir stakeholders serta konflik kepentingan dan konflik pemanfaatan kawasan pesisir yang mungkin ada Sorensen dan Mc Creary 1990; IPCC, 1994; dalam Dahuri, 2004; Christie 2005; Sara 2014 Pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan sudah selayaknya dikelola dengan baik dan optimal untuk menunjang pembangunan ekonomi nasional dalam rangka mengantarkan bangsa ini menjadi makmur, adil dan sejahtera Darajati 2004. Selanjutnya oleh Sara 2014 dijelaskan bahwa pengelolaan wilayah pesisir terpadu dimaksudkan untuk menjamin pemanfaatan optimum sumberdaya pesisir secara lestari, pemeliharaan terus menerus biodiversity tinggi, dan konservasi nyata habitat-habitat kritis. Tujuan nyata pengelolaan wilayah pesisir tepadu, misalnya mendukung perikanan, perlindungan masyarakat dari badai, daya tarik wisatawan, promosi kesehatan publik, menjaga hasil dari hutan mangrove, dan melindungi coral reef. Semua hal tersebut membutuhkan aksi-aksi terkoordinasi agar tujuan tercapai. Berdasarkan buku pengelolaan pesisir di Xiamen Cina telah diketahui bahwa penerapan dan perbaikan kelembagaan ICM integrated coastal management yang berhubungan dengan pengelolaan lingkungan, telah memperoleh capaian berikut: 1 penurunan penurunan konflik multi pengguna; 2 pengurangan resiko-resiko yang berasal dari pencemaran dan peristiwa red tide; 3 perlindungan terhadap habitat dan spesies-spesies yang terancam punah; dan 4 penyediaan jasa rekreasi berbasis alam dengan kenyamanan penduduk lokal dan pengunjung. Reaksi ICM juga memiliki banyak dampak.secara langsung dan tidak langsung hal tersebut berdampak pada keberlanjutan pertumbuhan dari empat kajian pesisir utama di sektor ekonomi perkapalan, perikanan, wisata dan aset kepemilikan Thia-Eng 2006.

2.2 Sistem Sosial-Ekologi

Pesisir dan lautan menyimpan begitu banyak sumberdaya yang berguna bagi manusia untuk mencukupi kebutuhan dan meningkatakan kesejahteraan, dalam hal ini menyediakan jasa ekosistem. Oleh Glaser et al. 2012, dijelaskan bahwa pesisir dan lautan menghasilkan pentingnya jasa ekosistem dan manfaat sosial. Pesisir dan laut menyediakan pendapatan kepada manusia dan nutrisi dari perikanan, perlindungan laut dan habitat nurseri untuk spesies komersial penting serta penyaring racun dari lingkungan fisik. Ekosistem pesisir dan laut terjadi aktivitas timbal balik antara manusia dan lingkungannya dimana dalam perkembangannya pada sistem sosial ekologi memiliki manfaat dan juga dampak ke lingkungan. Ferrol-Schulte et al. 2013 menjelaskan bahwa sistem sosial-ekologi dalam konteks wilayah pesisir dan laut secara berkelanjutan didefinisikan sebagai “sistem bio-geofisik yang melibatkan perantara sosial terkait dengan kelembagaannya”. Pengelolaan sistem sosial ekologi pesisir dan laut dilakukan secara adaptif dan holistik. Sistem sosial ekologi dan jasa ekosistem memiliki keterkaitan dimana manusia sebagai pengguna yang melakukan tindakan serta sebagai penerima manfaat. Selain itu menurut Anderies et al. 2004, menyebutkan sistem sosial-ekologi adalah sistem ekologi yang berhubungan erat dan terpengaruh oleh satu atau lebih sistem sosial. Sistem sosial-ekologi mengandung unit yang saling bergantung dan berinteraksi antara satu sama lain yang melibatkan berbagai subsistem. Folke et al. 2005 menyatakan bahwa aktivitas manusia saling berhubungan secara global dan telah mempercepat munculnya teknologi baru, pasar modal, dan sistem pemerintahan. adanya keputusan di satu tempat dapat mempengaruhi orang lainnya. Pada saat bersamaan, kapasitas lingkungan, dari ekosistem lokal ke biosfer, untuk keberlanjutan pengembangan sosial tampak telah berkurang seiring berjalannya waktu. Sistem sosial-ekologi menegaskan keterpaduan konsep manusia di alam, dengan menitikberatkan deliniasi antara sistem sosial dan ekologi. Pengelolaan willayah pesisir yang hanya memberatkan pada sisi sosial saja tidak akan berjalan dengan baik, begitu pun sebaliknya. 7