Strategi Pengelolaan Pesisir Teluk Kendari

Gambar 15 Matriks pemangku kepentingan pesisir Teluk Kendari Hasil menunjukan bahwa pemangku kepentingan dikelompokan menjadi 4 jenis yang berperan dalam pengelolaan dan aktivitas di Teluk Kendari. Pemangku kepentingan tersebut yang pertama adalah pemerintahan kedinasan dan lembaga terkait, kedua administratif kewilayahan dalam hal ini kecamatan di Teluk Kendari, ketiga pengunjung teluk serta komunitas wisatawan teluk dan pedagang kafe kontemporer. Pemangku kepentingan yang begitu kuat pengaruh dan kepentingannya adalah pemerintahan yakni Dinas Pariwisata Provinsi dan Dinas Tata Kota dan Perumahan Kota Kendari. Alternatif Kebijakan Pemilihan alternatif kebijakan ini dilakukan melalui hasil penilaian kriteria kondisi lingkungan pesisir di Teluk Kendari. Penilaian kriteria tersebut berupa alternatif kebijakan atau skenario kebijakan pengelolaan pesisir teluk dengan memperhatikan dampak yang akan timbul. Kriteria ini dikelompokan menjadi 3 variabel yakni sosial budaya, ekonomi dan ekologi yang bersumber dari pengamatan langsung, data sekunder kedinasan kota ataupun dari studi literatur. Matriks multikriteria penilaian pengelolaan pesisir Teluk Kendari disajikan pada Tabel 9. 2,5 5 7,5 10 12,5 15 17,5 20 22,5 25 2,5 5 7,5 10 12,5 15 17,5 20 22,5 25 DKP DinPerinDagKop UKM Dispenda Dinas Kebersihan Dinas Pariwisata Dinas Tata Kota dan Perumahan Bappeda Kota Dinas Pariwisata Provinsi Dinas Pertanian dan Kehutanan Badan Pelayanan Perizinan Dinas Perhubungan Dinas Pekerjaan Umum Badan Lingkungan Hidup X14 X15 X1 X2 X3 X13 X4 X6 X8 X9 X12 X11 X10 X5 X17 X16 X7 Bystanders Kuadran III Subject Kuadran I Actors Kuadran IV Players Kuadran II X1. DKP X2. DisPerinDagKop UKM X3. Dispenda X4. Dinas Kebersihan X5. Dinas Pariwisata X6. Dinas Tata Kota dan Perumahan X7. Bappeda Kota X8. Dinas Pariwisata Provinsi X9. Dinas Pertanian dan Kehutanan X10. Badan Pelayanan Perizinan X11. Dinas Perhubungan X12. Dinas Pekerjaan Umum X13. Badan Lingkungan Hidup X14. Kecamatan Kendari X15. Warga pengunjung X16. Pedagang Kafe Temporer X17. Komunitas Wisata YVCI X18. Rumah Makan Bakau X19. Hotel Di Pesisir Teluk 41 X18 X19 Pengaruh Ke p en ti n g an Kajian sosial budaya, ekonomi dan ekologi menunjukan bahwa pengelolaan pesisir Teluk Kendari memiliki potensi begitu besar khususnya dari segi wisata. Kajian terhadap variabel sosial budaya, ekonomi dan ekologi ini saling berkaitan satu sama lain. Hal ini ditunjukan melalui pengaruh antarkomponen variabel tersebut bahwa setiap komponen akan memberi kontribusi terhadap skor penentuan skenario terbaik. Kegiatan wisata pesisir perlu dimanfaatkan dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan Teluk Kendari salah satunya dengan upaya kebijakan sistem biaya pengguna. Sistem penataan ruang berbasis biaya pengguna user fee nantinya akan memberi kontribusi langsung terhadap upaya kelestarian ekosistem serta menunjang pengelolaan ruang. Biaya ini dikenakan pada setiap pengguna ekosistem pesisir dalam hal kegiatan wisata. Penerimaan biaya pengguna ini akan langsung dikelola dalam bentuk penataan ruang pesisir dan penguatan kualitas lingkungan. Nilai kesediaan membayar untuk melestarikan Teluk serta pendapatan ekonomi wilayah menunjukan dukungan dalam menunjang kelestarian Teluk Kendari. Kriteria dari matriks ini menghasilkan skenario kebijakan pengelolaan pesisir berbasis biaya pengguna. Pilihan strategi pengelolaan wilayah pesisir Teluk Kendari melalui hasil analisis multikriteria pengelolaan yakni: 1. User fee tidak dilakukan wisata pesisir Teluk Kendari tetap berjalan seperti biasa 2. User fee dilakukan dengan peningkatan sarana prasarana kaitannya dengan ruang wisata pesisir Teluk Kendari 3. User fee dilakukan dengan peningkatan pengelolaan ekosistem dalam upaya perlindungan kaitannya dengan ruang wisata pesisir Teluk Kendari 4. User fee dilakukan dengan peningkatan sarana dan prasarana serta pengelolaan ekosistem pesisir dalam upaya perlindungan hubungannya terhadap ruang wisata pesisir Teluk Kendari. 42 Tabel 9 Matriks multikriteria pengelolaan wilayah pesisir Teluk Kendari No. Kriteria Sub- Kriteria Skenario A Skenario B Skenario C Skenario D 1. Sosial - Budaya 1. X1 2. X2 3. X3 1. 57120 orang tahun -1 2. 62 rendahkurangnya kepuasan pengelolaan ruang 3. 68 rendahkurangnya kepuasan kepuasan terhadap upaya perlindungan lingkungan 1. 74256 orang tahun -1 2. 52 rendahkurangnya kepuasan pengelolaan ruang 3. 57 rendahkurangnya kepuasan kepuasan terhadap upaya perlindungan lingkungan 1. 85680 orang tahun -1 2. 48 rendahkurangnya kepuasan pengelolaan ruang 3. 52 rendahkurangnya kepuasan kepuasan terhadap upaya perlindungan lingkungan 1. 102816 orang tahun -1 2. 41 rendahkurangnya kepuasan pengelolaan ruang 3. 45 rendahkurangnya kepuasan kepuasan terhadap upaya perlindungan lingkungan 2. Ekonomi 1. X4 2. X5 3. X6 1. Rp. 23 250 individu tahun -1 . 2. Rp. 13 983 individu tahun -1 . 3. Rp. 3 815 225 170 tahun -1 . 1. Rp. 27 900 individu tahun -1 . 2. Rp.16 780 individu tahun -1 . 3. Rp. 4 578 270 204 tahun -1 . 1. Rp. 30 225,- individu tahun -1 . 2. Rp.18 178,- individu tahun -1 . 3. Rp. 4 959 792 720 tahun -1 . 1. Rp. 34 875 individu tahun -1 . 2. Rp. 20 975 individu tahun -1 . 3. Rp. 5 722 837 754 tahun -1 . 3. Ekologi 1. X7 2. X8 3. X9 4. X10 1. Nitrat 0.433 mg.L -1 2. Padatan tersuspensi 35,2 mg.L -1 3. Sedimentasi 63.613.364 m 3 4. 886 pohon ha -1 1. Nitrat 0.39 mg.L -1 2. Padatan tersuspensi 31,68 mg.L -1 3. Sedimentasi 65.521.765 m 3 4. 709 pohon ha -1 1. Nitrat 0.173 mg.L -1 2. Padatan tersuspensi 14,08 mg.L -1 3. Sedimentasi 64.885.631 m 3 4. 1.152 pohon ha -1 1. Nitrat 0.281 mg.L -1 2. Padatan tersuspensi 22,88 mg.L -1 3. Sedimentasi 64.794.032 m 3 4. 1.108 pohon ha -1 Jumlah kunjungan wisatawan ke Teluk Kendari X1; Persepsi pengguna Teluk Kendari Pengelolaan Ruang-Wisata X2; Persepsi pengguna Teluk Kendari Pengelolaan Ruang-Wisata X3; WTP upaya perlindungan Teluk Kendari X4; Surplus konsumen biaya perjalanan X5; Penerimaan ekonomi pajak bangunan hotel, rumah makan dan kafe pesisir temporer aktivitas penunjang wisata pesisir X6; Kualitas perairan Konsentrasi nitrat X7; Kualitas perairan Konsentrasi padatan tersuspensi X8 Sedimentasi Persentase laju peningkatan sedimen teluk X9 dan Kondisi Mangrove Tutupan mangrove teluk X10 43 Berdasarkan hasil skenario multikriteria pengelolaan pesisir Teluk Kendari diketahui perbedaan oleh masing-masing tipe skenario. Selanjutnya skenario pengelolaan ini dinilai menggunakan skor yang disajikan pada Gambar 16. Gambar 16 Skor skenario pengelolaan pesisir Teluk Kendari Hasil skoring skenario pengelolaan wilayah pesisir Teluk Kendari berbasis biaya pengguna menunjukan penilaian dengan skor tertinggi diperoleh pada penerapan skenario D dengan rerata total skor 65. Skenario D merupakan skenario penerapan user fee dengan peningkatan sarana dan prasarana serta pengelolaan ekosistem pesisir dalam upaya perlindungan hubungannya terhadap ruang wisata pesisir Teluk Kendari. Analisis Kesesuaian Wisata Kajian analisis trade off telah menunjukan skenario pengelolaan terbaik yang dapat dipilih. Selanjutnya dalam penerapan hal tersebut agar lebih terintegrasi dilakukan analisis kesesuaian sumberdaya wisata pantai serta kesesuaian pengembangan wisata pantai guna mendukung sampai seberapa besar wilayah yang sesuai dalam kajian penelitian di Teluk Kendari. Analisis kesesuaian lahan wisata pantai yang dilakukan melalui kategori rekreasi pantai. Hasil analisis kesesuaian sumberdaya wisata pantai dan kesesuaian pengembangan wisata panta kategori rekreasi pantai disajikan pada Gambar 17 dan Gambar 18. Berdasarkan kedua hasil analisis kesesuaian wisata pantai diketahui bahwa wilayah pesisir Teluk Kendari mayoritas berada dalam kategori sesuai kategori sesuai S2 seluas 113.09 ha dan kategori tidak sesuai S3 seluas 44.23 ha. Hasil perhitungan olahan Arc GIS. kesesuaian disajikan pada lampiran 5 a dan b, untuk peta masing-masing parameter kajian disajikan pada lampiran 6 . 50 100 150 200 A B C D Skor Sosial Skor Ekonomi Skor Ekologi 44 Tipe skenario S k o r S k en ario Gambar 17 Peta kesesuaian sumberdaya wisata pantai kategori rekreasi pantai 45 Gambar 18 Peta kesesuaian pengembangan sumberdaya wisata pantai kategori rekreasi pantai 46

4.2 Pembahasan

Teluk Kendari sebagai satu ekosistem pesisir menyediakan jasa lingkungan seperti halnya ekosistem pesisir pada umumnya. Bentuk jasa lingkungan kultural memberi manfaat kesejahteraan kepada manusia dengan adaptasi ruang yang baik Church et al. 2014. Sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mengatur bahwa pengelolaan Teluk Kendari dilakukan secara terpadu dengan memperhatikan aspek perlindungan. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kendari 2010-2030, menetapkan berbagai macam alokasi ruang yang salah satunya sebagai tempat pariwisata. Saat ini bentuk pengelolaan wisata Teluk Kendari sifatnya masih ruang terbuka umum sementara pendapatan daerah diperoleh dari bangunan yang berdiri serta aktivitas yang menghasilkan pajak yang berlangsung tiap hari di waktu sore hingga malam. Para pengunjung yang hadir ke Teluk Kendari dari berbagai macam latar belakang, usia dan tentunya dengan alasan yang berbeda-beda. Teluk Kendari memiliki potensi sumberdaya alam, akan tetapi dalam perkembangannya mengalami degradasi lingkungan yang diakibatkan dari hasil pembangunan di wilayah pesisir Kota Kendari. Survey di lapangan menunjukan bahwa pengaturan wisata di Teluk Kendari masih dalam aktivitas umum dan belum dikelola secara serius. Hasil pemetaan dengan spasial grid menunjukan adanya pengelompokan aktivitas wisata di tiap- tiap grid yang menjadi ruang wisata sesuai RTRW Kota Kendari. Aktivitas ini masih menyebar pada tiap grid yang memperlihatkan adanya kelompok mayoritas setiap aktivitas wisata tersebut. Jenis aktivitas wisata di Teluk Kendari dikategorikan menjadi 4 kelompok wisata yakni kelompok pertama wisata panorama alam, kedua wisata jalan-jalan, ketiga wisata mancing dan keempat wisata olahraga di tepi pantai yang biasanya berupa jogging Ruiz-Frau et al. 2013 dan O’Mahony et al. 2009. Wisata panorama alam merupakan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan dengan cara hadir, tujuannya menikmati pemandangan alam di teluk. Wisata jalan-jalan merupakan aktivitas atau kegiatan dengan cara hadir, tujuannya menikmati pemandangan teluk serta menikmati kuliner yang berada pada pedagang maupun rumah makan di sekitar Teluk Kendari. Wisata mancing merupakan aktivitas atau kegiatan hobi mencari ikan menggunakan pancing oleh pengunjung, yang biasa dilakukan 1-2 kali dalam sebulan. Wisata olahraga tepi pantai yang kebanyakan jogging merupakan bentuk kegiatan berlari kecil di tepi pantai mengikuti jalan raya di pinggir pantai dengan memanfaatkan teluk sebagai tempat istirahat. Karakteristik dan persepsi pengunjung merupakan ciri serta cara mereka menyikapi kondisi pengelolaan pesisir di Teluk Kendari. Pengunjung Teluk Kendari di dominasi oleh laki-laki dengan pendidikan rata-rata merupakan lulusan SMA. Status pekerjaan tertinggi merupakan wiraswasta maupun wirausaha mandiri, usia pengunjung didominasi oleh usia 15-24 tahun dengan penghasilan rata-rata sebesar Rp. 1 000 000,- sampai 2 000 000,-. Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa mayoritas pengunjung berusia muda dengan pendapatan tergolong ekonomi kelas menengah ke bawah. Hal ini menggambarkan bahwa bentuk wisata di Teluk Kendari masih tergolong murah. Pesisir teluk ditinjau dari persepsi 47 pengunjung diketahui bahwa kurangnya kepuasan terhadap informasi pengelolaan ruang dan upaya perlindungan. Pengelolaan ruang kaitannya dengan aktivitas wisata ini merupakan informasi berupa pengetahuan responden bahwa daerah atau wilayah yang mereka kunjungi merupakan alokasi ruang yang telah di tetapkan pemerintah kota. Kurangnya kepuasan juga diakibatkan upaya perlindungan yang ditandai dengan kondisi teluk yang memiliki banyak sampah terlihat ketika air laut surut serta aktivitas reklamasi yang melakukan penimbunan di teluk dan penebangan mangrove. Sebanyak 62 responden merasa kurang puas terhadap informasi pengelolaan ruang wisata dan 68 yang merasa kurang puas terhadap upaya perlindungan teluk. Oleh Church et al. 2014 dan Chan et al. 2012 dijelaskan bahwa penataan ruang wilayah pesisir dapat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat sekitarnya dengan memanfaatkan jasa ekosistem kultural dengan memperhatikan aspek perlindungan. User fee system secara sederhana merupakan sebuah sistem biaya yang dikenakan terhadap pengguna di ekosistem pesisir dan laut di Teluk Kendari, dalam hal ini pengguna jasa ekosistem wisata. User fee diukur melalui pendekatan surplus konsumen wisata pesisir menggunakan biaya perjalanan ke lokasi wisata dan melalui kesediaan membayar masyarakat terhadap perlindungan atau konservasi Teluk Kendari. Pendekatan biaya perjalanan dapat digunakan untuk memberi masukan kebijakan Phaneuf dan Smith 2005. Nilai surplus konsumen Teluk Kendari setiap kunjungan per individu per kunjungan sebesar Rp. 13 983 dengan nilai P 0.01 yakni 0.0000 pada persamaan regresi linear berganda berdasarkan variabel biaya perjalanan terhadap tingkat kunjungan. Olehnya dapat dijelaskan bahwa penerimaan data dari hasil persamaan sangat kuat didukung atas tingkat kesalahan yang kecil sesuai dengan prinsip ekonomi Chae 2012. Variabel yang bepengaruh kuat dalam persamaan regresi adalah biaya perjalanan yang menunjukan koefisien bertanda negatif yang menjelaskan bahwa nilai biaya perjalanan yang meningkat akan mengurangi rata-rata jumlah kunjungan. Upaya perlindungan teluk dalam rangka pengelolaan pesisir juga dilakukan dengan cara menilai kesediaan membayar individu willingnes to paywtp. Kesediaan membayar menggunakan metode kontingensi valuasi atau cvm, melalui penilaian kontingensi ini responden akan memberikan kesedian untuk membayar jasa lingkungan melalui besaran biaya. Penilaian surplus konsumen untuk kesediaan untuk membayar dalam upaya perlindungan pesisir Teluk Kendari adalah sebesar Rp 23 250 setiap kunjungan per tahun. Variabel yang kuat mempengaruhi nilai kesediaan membayar adalah pendapatan, aktivitas wisata, pekerjaan dan umur. Oleh Birdir et al. 2013 dan J obstvogt et al. 2014 dijelaskan bahwa kegiatan wisata hubungannya dengan upaya konservasi, tingkat pendapatan serta umur memiliki pengaruh yang tinggi terhadap nilai kesediaan untuk membayar individu. Upaya perlindungan sebagai salah satu cara menjaga suatu lokasi wisata tetap lestari atau kondisi lingkungan yang baik Chen dan Bau 2016; Lange 2015 . Spasial grid atau grid ruang sebagai salah satu bentuk pengelolaan pesisir terpadu, dapat membantu fungsi zonasi serta menggunakan perbedaan ruang atau jarak dalam penentuan pengelolaan Ruiz-Frau et al. 2013; Ghermandi dan Nunes 2013. Pengelolaan ruang wilayah pesisir Teluk Kendari dalam pengelompokan 48