Analisis Kesesuaian Wisata Metode Analisis Data .1

minimum serta rentang skor. Rentang skor yang digunakan untuk menentukan tingkat kesesuaian wisata, yakni: Rentang Skor = Total skor tertinggi – Total skor terendah Jumlah Kelas Hasil perhitungan yang diperoleh dari jumlah perkalian antara bobot dan skor disesuaikan dengan kategori klasifikasi. Kriteria kesesuaian sumberdaya tersebut dikelompokkan ke dalam 3 tiga kategori yaitu S1 sangat sesuai, S2 sesuai, S3 tidak sesuai. Berdasarkan pada nilai kesesuaian lahan untuk wisata pantai pada tabel 5 diatas diperoleh perhitungan dengan skor tertinggi 84 dan terendah 28 dengan rentang skor 19. Hasil kelas-kelas kesesuaian sumberdaya wisata adalah sebagai berikut: Sangat Sesuai S1 = 68 - 84 Sesuai S2 = 48 - 67 Tidak sesuai S3 = 28 – 47 Pengembangan wisata pantai dilakukan dengan menambahkan input parameter sosial-ekonomi. parameter-parameter tersebut diantaranya aksesibilitas, infrastrukturfasilitas dan biaya perjalanan. Pertimbangan parameter tersebut didasarkan terhadap kondisi di lapangan terkait pengelolaan wisata pantai dengan peningkatan kualitas seluruh aspek yakni ekologi, sosial dan ekonomi. Selanjutnya pada tabel 6 disajikan kesesuaian pengembangan sumberdaya wisata pantai dengan input parameter sosial-ekonomi tersebut. Tabel 6 Kriteria kesesuaian pengembangan wisata pantai kategori rekreasi pantai Parameter Bobot Kategori S1 Skor Kategori S2 Skor Kategori S3 Skor Aksesibilitas Infrastruktur Fasilitas Biaya Perjalanan wisata Rp Material Dasar Perairan 3 3 3 5 Sangat mudah menuju lokasi jalan memadai, transportasi lancar Fasilitas tersedia; lebih dari dua fasilitas ada penginapan, tempat sampah, toilet umum, tempat ibadah, sarana wisata lengkap 50.000 Pasir 3 3 3 3 Mudah menuju lokasi jalan memadai, transportasi lancar Fasilitas tersedia; tidak lebih dari dua fasilitas ada penginapan, tempat sampah, toilet umum, tempat ibadah, sarana wisata lengkap 50.000 – 250.000 Karang Berpasir 2 2 2 2 Sulit menuju lokasi jalan tidak memadai, transportasi tidak lancar Hanya Salah satu Fasilitas tersedia ada penginapan, tempat sampah, toilet umum, tempat ibadah, sarana wisata lengkap 250.000 Pasir, Berlumpur 1 1 1 1 Tipe Pantai 5 Pasir Putih 3 Pasir Putih Sedikit Karang 2 Berlumpur, Berkarang Sedikit Terjal 1 Lebar Pantai m 3 15 3 3 – 15 2 3 1 Kecepatan Arus md 3 0-0.17 3 0.17 – 0.34 2 0.34 1 Kemiringan Pantai  3 10 3 10 – 25 2 25 1 Kecerahan Perairan m 3 10 3 3 – 10 2 3 1 Penutupan Lahan Pantai 5 Lahan Terbuka, Kelapa 3 Semak Belukar Rendah, Savana 2 Hutan Bakau, Belukar Tinggi, Pemukiman, 1 Biota Berbahaya 1 Tidak Ada 3 Satu Spesies 2 Dua Spesies 1 Sumber: Modifikasi Yulianda 2007 26 Hasil perhitungan yang diperoleh dari jumlah perkalian antara bobot dan skor disesuaikan dengan kategori klasifikasi. Kriteria kesesuaian lahan tersebut dikelompokkan ke dalam 3 tiga kategori yaitu S1 sangat sesuai, S2 sesuai, S3 tidak sesuai. Berdasarkan pada nilai kesesuaian lahan untuk wisata pantai pada tabel 6 diatas diperoleh perhitungan dengan skor tertinggi 111 dan terendah 37 dengan rentang skor 25. Hasil kelas-kelas kesesuaian wisata adalah sebagai berikut: Sangat Sesuai S1 = 89 - 111 Sesuai S2 = 63 - 88 Tidak sesuai S3 = 37 - 62 Parameter tersebut di-overlay dengan menggunakan ArcGIS, sehingga menghasilkan kesusaian sumberdaya dan kesesuaian pengembangan wisata pantai kategori rekreasi pantai. Analisis ini sangat diperlukan dalam perencanaan pengembangan wisata sehingga dapat membantu dalam pengambilan kebijakan. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Kondisi Geografis, Sosial, Ekonomi Lokasi Penelitian Wilayah Kota Kendari merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara yang secara geografis terletak di bagian Selatan garis khatulistiwa berada di antara 3 o 54`3``- 4 o 3`11`` Lintang Selatan dan 122 o 23`-122 o 39` Bujur Timur. Kota Kendari terbentuk dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1995 yang disahkan pada tanggal 3 Agustus 1995 dengan status Kotamadya Daerah Tk. II Kendari. Luas perairan Teluk Kendari adalah ± 11,36 Km 2 yang berada di tengah- tengah kota. Luas wilayah daratan Kota Kendari 295,89 Km 2 atau 0.70 persen dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara adminstratif letak Kota Kendari berbatasan dengan: 1. Kecamatan Soropia dan Kecamatan Sampara Kabupaten Konawe di sebelah utara. 2. Laut Banda di sebelah timur. 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo dan Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sampara Kabupaten Konawe dan Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan. Penampang Teluk Kendari berbentuk mangkuk yang lonjong dengan panjang pantai 7.500 m; lebar terbesar 3.000 m dan lebar terkecil 300 m. wilayah sebelah timur arah laut lepas terdapat sebuah pulau kecil Pulau Bungkutoko serta bentuk geografis teluk yang menyempit di bagian timur terlihat sebagai pintu gerbang keluar masuknya aktivitas yang terjadi di perairan di Teluk Kendari dengan ukuran relatif sempit +300 m. Karena berada dalam teluk yang sempit, maka perairan Teluk Kendari relatif tenang. Apabila air pasang berpapasan dengan periode banjir maka terjadi pembendungan sementara sehingga terjadi banjir pada daerah kerendahan di sekitar pantai sekeliling teluk. Perairan Teluk Kendari memiliki tipe iklim tropis. Musim barat biasanya berlangsung dari bulan Oktober- Februari dengan curah hujan relatif tinggi jika dibandingkan dengan musim timur yang terjadi antara bulan Maret-September, dimana musim peralihan atau musim pancaroba terjadi pada bulan Februari-Maret dan September hingga Oktober, dengan pola tiupan angin yang tidak menentu arah KLHS, 2012. Tabel 7. Luas wilayah dan jumlah penduduk Kota Kendari No Kecamatan Jumlah Kelurahan Jumlah Luas Km 2 Jumlah Penduduk Jiwa 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Mandonga Baruga Puuwatu Kadia Wua-wua Poasia Abeli Kambu Kendari Kendari Barat 6 4 6 5 4 4 13 4 9 9 20,77 48,00 39,72 6,71 11,16 37,74 43,85 24,63 15,68 19,11 41.891 22.437 32.143 45.460 28.272 28.932 25.991 31.433 29.605 49.725 Jumlah 64 267,37 335.889 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Kendari; Kendari Dalam Angka Tahun 2015 Teluk Kendari merupakan pusat aktifitas sosial budaya masyarakat seperti kegiatan-kegiatan budaya lomba dan kegiatan seni budaya tradisional lainnya. Kota Kendari dihuni oleh beberapa etnis, antara lain Suku Tolaki, Suku Muna, Bugis, Buton, Jawa dan lain-lain. Jumlah penduduk Kota Kendari tahun 2014 adalah sebesar 335.889 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sejumlah 169.371 jiwa dan penduduk perempuan sejumlah 166.518 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk kota Kendari sebesar 3.54 persen per tahun tahun 2012. Bentuk topografi wilayah Kota Kendari bervariasi antara datar dan bukit. Ketinggian tanah dari pantai antara Teluk Kendari sampai ke pegunungan Nipa-nipa antara 0 - 450 meter di atas permukaan laut, sedangkan di bagian selatan wilayah daerah ini yaitu Kecamatan kendari, berkisar antara 0 -100 meter di atas permukaan laut. Pesisir pantai bagian Barat yaitu kecamatan Mandonga merupakan daratan yang landai yang luas dengan bukit- bukit kecil di sekitarnya, sedangkan di bagian lain sebagian kecil merupakan daerah rawa-rawa. UU 272007 Jo UU 12014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil, menjelasakan bahwa batas wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem daratan dan laut. Secara ekologis batas ke arah darat merupakan kawasan yang masih ada pengaruh dari proses-proses laut seperti pasang surut, intrusi air laut dan percikan air gelombang, secara administratif, batas terluar sebelah hulu atau jarak defenitif secara arbitrer 2 km, 20 km, dari garis pantai. Berdasarkan hal tersebut, penerapan administratif wilayah pesisir Kota kendari terdiri atas 6 enam wilayah kecamatan pesisir dengan 44 kelurahan yaitu Kecamatan Kendari, Kendari barat, Mandonga, Poasia, Kambu dan Kecamatan Abeli. Kecamatan Pesisir ini yang menjadi batas langsung wilayah perairan Teluk Kendari. 28 Aktivitas yang di lakukan di pesisir Teluk Kendari secara langsung meningkatkan Pendapatan Asli daerah Kota Kendari. BPS Kendari, 2011 menyebutkan pertumbuhan ekonomi kota Kendari yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan Rp. 2000 menunjukkan peningkatan yang cukup menggembirakan. Sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009, pertumbuhan ekonomi Kota Kendari selalu di atas tujuh persen. Pertumbuhan PDRB pada tahun 2009 terjadi pada seluruh sektor ekonomi. Transportasi jalur perhubungan yang berada di Kota Kendari yaitu jalur perhubungan laut, jalur perhubungan darat, dan jalur perhubungan udara.

4.1.2 Kondisi Sosial-Ekologi Lokasi Penelitian

Komponen ekosistem Teluk Kendari berupa mangrove lamun dan terumbu karang tidak seperti halnya di teluk lainnya. Ekosistem yang masih cukup terjaga adalah ekosistem mangrove. Hutan mangrove berada di sebelah barat Teluk Kendari. Jenis-jenis mangrove yang berada di Teluk Kendari 11 jenis yaitu Avicennia lanata, Acrostichum aureum, Acrostichum hicifolius, Aegiceras corniculatum, Bruguiera gymnorrhiza, Ceriops tagal, Nypa fruticans, Laguncularia sp., Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata. Areal tumbuhan bakau di Teluk Kendari saat ini ± 57.5 ha KLHS, 2012 dengan kategori kerapatan mangrove jarang atau tergolong rusak secara kriteria baku mutu kerusakan mangrove yakni berkisar antara 30-500 pohon per ha Laremba 2014. Ekosistem lamun dan terumbu karang, tidak berada dalam wilayah teluk melainkan di area luar teluk yang terletak di Pulau Bungkutoku. Air tawar yang mengalir ke perairan Teluk Kendari bersumber dari empat sungai utama Sungai Mandonga, Wanggu, Kambu, dan Kadia dan beberapa sungai kecil. Sungai utama tersebut mengalir sepanjang tahun dengan debit aliran diperkirakan lebih dari 3 m 3 det.-1, sedangkan aliran sungai-sungai kecil bersifat musiman karena hanya mengalir pada musim hujan dengan debit diperkirakan kurang dari 1 m 3 det.-1. Kisaran maksimum tinggi pasang terbesar adalah 1,1 meter dan kisaran tinggi pasang kedua adalah 0.4─0.7 meter KLHS, 2012. Keadaan perairan Teluk Kendari melalui kondisi kualitas air yang buruk serta bahan anorganik yang cukup tinggi mengindikasikan berada dalam keadaan tercemar Alwi 2012. Sektor perikanan di Teluk Kendari kurang menjadi prioritas yang disebabkan karena beban cemaran di teluk yang begitu besar. Seperti perikanan umumnya di Teluk Kendari terdiri atas perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Kegiatan perikanan tangkap berlangsung pada beberapa spesies seperti Ikan Lemuru dan Ikan Belanak. Keanekaragaman ikan di Teluk Kendari dengan menggunakan gill net sebagai alat tangkap dengan berbagi ukuran mata jaring, diperoleh komunitas ikan di perairan Teluk Kendari terdiri atas 76 jenis, 54 genera, dan 40 famili. Berdasarkan habitat hidupnya, jenis ikan di perairan Teluk Kendari dapat dikelompokkan kedalam dua grup yaitu ikan pelagis sebanyak 47 jenis dari 26 famili dan ikan demersal sebanyak 29 jenis dari 14 famili. Ikan pelagis terlihat cukup dominan dibandingkan dengan ikan demersal Asriyana 2011. Kemudian Alisa 2010 memperoleh jumlah jenis ikan di perairan muara sungai Wanggu sebanyak 19 jenis, dengan presentase komposisi jenis tertinggi adalah ikan jenis Tilapia mosambica dan presentase terendah adalah jenis Lates calcalifer dan 29 Ephinephelus coiodes. Sektor perikanan budidaya di Teluk Kendari sudah tidak berproduksi kembali. Kegiatan budidaya sebelumnya yakni di lakukan budidaya tambak di sebelah barat dekat muara Sungai Wanggu. Pemasaran hasil tangkapan masyarakat nelayan Teluk Kendari di bawa ke tempat pendaratan ikan Kota Kendari. Aktivitas Teluk Kendari umumnya berupa kegiatan perdagangan, jasa, perikanan tangkap serta wisata. Kawasan Teluk Kendari memiliki beberapa fasilitas penting dan strategis, Pelabuhan Pelindo, Pelabuhan Perikanan Samudra, pelabuhan Angkatan laut, pangkalan pendaratan ikan, pelabuhan feri, tempat olah raga dayung, fasilitas wisata pantai serta tambatan perahu nelayan dan pelabuhan rakyat KLHS, 2012. Pengelolaan Pesisir Teluk Kendari dalam kaitannya penataan ruang wisata masih dikelola secara individu dalam artian pemerintah belum sepenuhnya turut andil secara langsung. Kegiatan wisata yang berlangsung di Teluk Kendari ini berupa wisata pantai kategori rekreasi pantai sebagai area wisata mancing, jalan- jalan dan bersantai menikmati kuliner yang berada di pesisir Teluk Kendari. Pengunjung yang datang ke Teluk Kendari mayoritas merupakan penduduk lokal, sementara pengunjung luar berasal dari kabupatenkota lain yang berada di Sulawesi Tenggara, dengan tidak jarang ada pengunjung asing. Keramaian dari berbagai macam aktivitas khususnya wisata, dilakukan di pesisir pantai Teluk Kendari berlangsung pada sore hingga malam hari. Seperti misalnya perdagangan yakni di bukanya kafe tenda di tepi pantai, kemudian olah raga baik yang di laut langsung seperti dayung, maupun olahraga di pinggir pantai yakni jogging. Selain itu ada pula kegiatan mancing bagi para penggemar olahraga mancing menjadikan saat sore hari khususnya di waktu pasang air laut. Oleh O’Mahony et al. 2009 menjelaskan kegiatan ini merupakan beberapa bentuk wisatarekreasi pantai. Bentuk pengelolaan ruang di Teluk Kendari kaitannya dengan kegiatan wisata pantai masih belum dikelola dengan baik. Penelitian ini berlangsung di 10 stasiun lokasi penelitian, berlokasi di Teluk Kendari yang di laksanakan berdasarkan alokasi ruang wisata pesisir.

4.1.3 Karakteristik dan Persepsi Wisatawan; Objek Wisata Lokasi

Penelitian Karakteristik Wisatawan Pengunjung Teluk Kendari merupakan setiap orang yang melakukan kegiatan wisata di pesisir Teluk Kendari. Karakteristik wisatawan ini ditinjau dari segi perilaku sosial ekonomi. Karakteristik pertama adalah distribusi pengunjung berdasarkan jenis kelamin, seperti yang disajikan pada Gambar 6 berikut: 30