Penyimpanan Benih Pelaksanaan Penelitian .1 Tahap Persiapan

benih yang kering atau layu dan warnanya tampak coklat kehitaman Zanzibar et al., 2001.

3.4.6 Penyemaian Benih

Kegiatan pengujian perkecambahan benih dilakukan dengan menggunakan metode langsung yaitu dengan cara menyemaikan benih pada setiap akhir periode simpan. Penyemaian dilakukan dengan cara membenamkan ujung hipokotil sedalam kurang lebih 7 cm sama dengan petunjuk teknis penanaman Rhizophora mucronata.

3.4.7 Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Propagul yang ditanam langsung disemprot dengan pupuk cair dengan dosis 2 ml tiap 1 liter air, kemudian penyemprotan dilakukan setiap satu minggu sekali selama empat minggu. b. Penyiraman air garam dengan konsentrasi 2,5 dilakukan sekali selama penelitian yaitu langsung setelah penyemaian. c. Penyiraman dengan air tawar satu kali sehari. d. Pencabutan gulma. e. Penyemprotan pestisida mulai minggu ketiga dan selanjutnya dilakukan setiap sepuluh hari sekali. Dosis pestisida yang digunakan pada setiap kali penggunaan adalah 2 ml per liter air. 3.5 Pengambilan Data 3.5.1 Viabilitas Propagul

R. mucronata dengan Uji Belah Cutting Test dan Uji Perkecambahan Langsung

Untuk membandingkan data dugaan daya berkecambah hasil uji belah dengan data daya berkecambah hasil uji perkecambahan langsung dilakukan analisis dengan menggunakan prosedur uji t Steel Torrie, 1991. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: H : μ 1 = μ 2 → Nilai rataan dugaan Daya Berkecambah DB hasil uji cepat uji belah sama dengan nilai rataan DB hasil uji perkecambahan langsung H 1 : μ 1 ≠ μ 2 → Nilai rataan dugaan DB hasil uji cepat uji belah tidak sama dengan nilai rataan DB hasil uji perkecambahan langsung Sedangkan kaidah uji yang digunakan adalah sebagai berikut: t hit = t hit t α2 ; r 1 + r 2 – 2 → tolak H0 t hit t α2 ; r 1 + r 2 + 2 → terima H0 Dimana : Se = d = selisih nilai rataan daya berkecambah hasil uji cepat dengan hasil uji perkecambahan r 1.2 = ulangan JK 1.2 = jumlah kuadrat daya berkecambah hasil uji cepat dengan hasil uji perkecambahan Untuk mengetahui keeratan hubungan antara daya berkecambah hasil uji belah dengan daya berkecambah hasil uji perkecambahan langsung dihitung koefisien korelasinya Steel Torrie, 1991. Koefisien korelasi secara sederhana dapat ditulis sebagai berikut: r = ∑ . ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ² Dimana : r = koefisien korelasi n = jumlah ulangan dx = DB hasil uji cepat dy = DB hasil uji perkecambahan

3.5.2 Kadar Air KA

Untuk menentukan kadar air ini diambil contoh benihpropagul sebanyak dua buah untuk setiap ulangan perlakuan. Pengukuran kadar air dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama merupakan tahap pra pengeringan predrying. Pada tahap pertama ini benih ditimbang sehingga