Pendugaan Viabilitas Berdasarkan Uji Belah Cutting Test dan Uji

4.2 Pembahasan 4.2.1 Pendugaan Viabilitas Propagul R. mucronata Berdasarkan Uji Perkecambahan Langsung Berdasarkan hasil pengamatan perkecambahan selama 90 hari Lampiran 1, propagul Rhizophora mucronata yang ditanam langsung tanpa penyimpanan dan sampai penyimpanan satu minggu mempunyai daya berkecambah rata-rata mencapai 100 , begitu pula dengan penyimpanan sampai dua minggu dengan perlakuan di ruang AC dalam media sabut kelapa. Daya berkecambah propagul mulai mengalami penurunan pada penyimpanan satu minggu dengan perlakuan di ruang AC dalam media serbuk gergaji dan cenderung semakin turun dengan semakin lamanya waktu penyimpanan. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa semakin lama propagul R. mucronata disimpan maka semakin rendah pula rata- rata daya berkecambah propagulnya. Byrd 1983 juga menyatakan bahwa daya berkecambah benih akan semakin menurun sebanding dengan bertambahnya waktu penyimpanan. Hasil uji Duncan Tabel 5 menunjukkan bahwa daya berkecambah propagul yang disimpan di ruang AC relatif lebih tinggi dibandingkan dengan propagul yang disimpan di ruang kamar. Terbukti pada propagul yang disimpan di ruang AC dalam media sabut kelapa sampai empat minggu penyimpanan memiliki rata-rata daya berkecambah sebesar 46,67 . Propagul yang disimpan di ruang kamar mengalami penurunan daya berkecambah lebih cepat dibandingkan dengan propagul yang disimpan diruang AC terutama terjadi pada propagul yang disimpan dalam media sabut kelapa yang setelah empat minggu penyimpanan daya berkecambahnya turun menjadi 15,55 . Hal di atas disebabkan karena pada ruang kamar suhu udara lebih tinggi dibandingkan dengan ruang AC sehingga kelembaban nisbi ruang kamar rendah, apabila kelembaban nisbi rendah maka propagul akan semakin mudah dan semakin cepat kehilangan kelembaban yang dapat menyebabkan kadar air mengalami penurunan. Menurut Juctice and Bass 2002, pada kondisi kadar air yang sangat rendah atau mendekati kritis, gejala kerusakan benih akan tampak dan diikuti oleh penurunan daya berkecambah setelah benih disimpan. Justice and Bass 2002 juga menyatakan bahwa dengan meningkatnya suhu ruang simpan, maka laju proses biokimia dalam benih semakin tinggi sehingga laju perombakan cadangan makanan dan laju respirasi menjadi lebih tinggi. Sebagai akibatnya viabilitas benih semakin menurun. Sedangkan penyimpanan propagul di ruang AC mempunyai suhu lebih rendah dengan kelembaban nisbi yang lebih tinggi. Kondisi tersebut mengakibatkan kadar air propagul tidak mengalami penurunan yang cepat sehingga viabilitas propagul dapat lebih dipertahankan dan lebih tinggi bila dibandingkan dengan propagul yang disimpan di ruang kamar. Propagul R. mucronata yang disimpan dalam media sabut kelapa mempunyai daya berkecambah lebih tinggi dibandingkan dengan propagul yang disimpan dalam media serbuk gergaji. Hal ini disebabkan oleh kemampuan media sabut kelapa yang mampu mempertahankan kelembabannya relatif lebih tinggi KA awal = 59,78 dibandingkan dengan serbuk gergaji KA awal = 17,31. Dengan kelembaban yang tinggi tersebut, maka kemampuan sabut kelapa untuk mempertahankan kadar air propagul menjadi lebih tinggi pula. Penentuan kadar air suatu kelompok benih sangat penting dilakukan, mengingat laju kemunduran viabilitas benih dalam penyimpanan sangat dipengaruhi oleh kadar air. Berdasarkan Lampiran 1 terdapat hubungan yang sangat erat antara kadar air benih dengan daya berkecambah propagul R. mucronata. Dengan melihat Gambar 8 dapat diketahui bahwa hubungan tersebut bersifat positif dimana propagul dengan kadar air yang tinggi akan mempunyai daya berkecambah yang tinggi pula, sedangkan propagul dengan kadar air yang semakin menurun maka daya berkecambah propagul akan semakin rendah pula. Gambar 8 Daya Berkecambah dan Kadar Air Propagul R. mucronata pada Berbagai Perlakuan Lama Penyimpanan. Berdasarkan Lampiran 1, penurunan kadar air benih terjadi seiring dengan bertambahnya waktu penyimpanan. Penurunan kadar air paling cepat terjadi pada propagul yang disimpan di ruang kamar dalam media simpan serbuk gergaji dimana penurunannya sebesar 15,95 dari kadar air awal sebesar 44,57 menjadi 28,62 setelah empat minggu penyimpanan. Sedangkan penurunan kadar air paling lambat terjadi pada propagul yang disimpan di ruang AC dalam media simpan sabut kelapa dimana setelah empat minggu penyimpanan penurunan kadar air yang terjadi sebesar 10,07 . Hal tersebut disebabkan karena sabut kelapa memiliki kelembaban yang lebih tinggi dibandingkan dengan serbuk gergaji, sehingga sabut kelapa lebih mampu mempertahankan kadar air propagul selama masa penyimpanan. Menurut Justice and Bass 2002, kadar air benih selama penyimpanan merupakan faktor yang paling mempengaruhi masa hidup benih tersebut. Kehilangan viabilitas benih berkorelasi dengan kadar air benih serta lama benih disimpan pada suhu tertentu. Hasil uji Duncan Tabel 4 menunjukkan bahwa propagul yang disimpan di ruang AC memiliki nilai rata-rata kadar air propagul yang lebih tinggi dibandingkan dengan propagul yang di simpan di ruang kamar. Hal ini disebabkan karena ruang kamar memiliki suhu yang lebih tinggi sehingga kelembaban nisbinya lebih rendah dibandingkan dengan ruang AC. Harrington dalam Byrd 1983 menyatakan bahwa apabila temperatur meningkat udara dapat memegang lebih banyak uap air, sehingga bila udara menjadi panas maka presentase kelembaban nisbi menurun, akibatnya kadar air propagul menurun. Sadjad 1975 menyatakan bahwa apabila temperatur meningkat akan memperbesar pengeluaran zat cair dalam benih sehingga berpengaruh terhadap daya hidup embrio benih, dimana kondisi tersebut menyebabkan benih kehilangan daya imbibisi dan berkurangnya persediaan makanan yang akhirnya embrio dapat mati akibat kekeringan sebagian atau seluruhnya. Ada dua faktor yang penting dalam setiap usaha penyimpanan benih yaitu suhu dan kelembaban Sadjad, 1980. Interaksi kedua faktor tersebut akan mempengaruhi kadar air propagul yang berpengaruh pula terhadap kemampuan propagul berakar selama penyimpanan. Dengan kadar air yang tinggi, propagul cenderung lebih mudah berakar. Sedangkan pada kadar air tertentu yang rendah