Pendugaan Viabilitas Propagul R. mucronata Berdasarkan Uji Belah

perkecambahan langsung. Hal ini menunjukkan bahwa uji belah pada benih yang berukuran lebih besar cenderung lebih akurat dibandingkan dengan benih yang berukuran kecil. Pada hasil penelitian Alfiani 2003 tentang pendugaan viabilitas benih jati Tectona grandis menunjukkan bahwa hasil daya berkecambah benih jati untuk uji perkecambahan langsung lebih rendah dibandingkan dengan hasil daya berkecambah untuk uji belah. Hal ini diduga karena pendugaan viabilitas benih dengan uji belah hanya memberikan informasi bahwa benih tersebut viabel atau non viabel dan benih yang digunakan pun relatif berukuran kecil. Willan 1984 juga menyatakan bahwa pengujian dengan menggunakan uji belah kurang teliti bagi benih yang berukuran kecil karena menghasilkan angka perkecambahan yang lebih tinggi dari keadaan sebenarnya, serta pengujian ini sangat subjektif. Leloup 1955 menyatakan bahwa uji belah merupakan suatu metode uji cepat yang biasanya digunakan untuk menguji viabilitas benih dalam jumlah banyak. Uji ini dapat digunakan dilapangan untuk memperkirakan benih yang masak atau kualitas kumpulan benih dalam kegiatan pengumpulan benih. Tetapi uji ini cenderung kurang dapat dipercaya hasilnya karena terkadang hanya dengan melihat penampilannya secara langsung, benih tersebut seperti hidup padahal kalau dikecambahkan gagal berkecambah.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pengaruh interaksi antara lama penyimpanan, ruang simpan dan media simpan menyebabkan perbedaan secara signifikan terhadap daya berkecambah DB propagul R. mucronata. Pengaruh interaksi antara lama penyimpanan dan ruang simpan menyebabkan perbedaan secara signifikan terhadap persen berakar PB propagul R. mucronata. Adapun pengaruh interaksi antara lama penyimpanan dan media simpan menyebabkan perbedaan secara signifikan terhadap nisbah pucuk akar semai NPA dari propagul R. mucronata. Semakin lama waktu penyimpanan propagul, cenderung menyebabkan semakin menurunnya viabilitas propagul tersebut. Dalam hal ini, media simpan berupa sabut kelapa yang diletakkan di ruang AC dapat mempertahankan viabilitas propagul R. mucronata sampai masa penyimpanan selama 4 minggu. 2. Hasil metode pendugaan viabilitas propagul R. mucronata dengan uji belah Cutting Test adalah relatif sama dengan hasil uji perkecambahan secara langsung dari propagul tersebut.

5.2 Saran

1. Propagul R. mucronata sebaiknya disimpan di ruang AC dengan media simpan sabut kelapa untuk menjaga viabilitasnya. 2. Metode uji belah dapat digunakan untuk uji viabilitas propagul R. mucronata. DAFTAR PUSTAKA Alfiani, R. 2003. H Jati Tectona grandis L. f. berdasarkan Uji Belah Cutting test dan Pengaruh Pengusangan terhadap Kemunduran Vigor [Skripsi]. Bogor : Jurusan Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan. IPB. Anggraini, Y.N. 2000. Pengaruh Media Simpan, Ruang Simpan dan Lama Penyimpanan Propagul terhadap Viabilitas Benih Rhizophora apiculata [Skripsi]. Bogor : Jurusan Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan. IPB. Anwar, C dan Subandiono, E. 1996. Pedoman Teknis Penanaman Mangrove. Bogor : Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bengen, D.G. 2000. Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. PKSPL – Institut Pertanian Bogor. Bogor. Byrd, H.W. 1983. Pedoman Teknologi Benih. Jakarta : PT Pembimbing Massa. Czabator, J. 1962. Germination Value an Index Combining Speed and Completeness of Pine Seed Germination. Forest Science 8 : 386-396. Departemen Kehutanan. 1998. Petunjuk Teknis Pembuatan Tanaman Bakau Rhizophora apiculata BI. Jakarta : Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Ditjen RRL. 1997. Petunjuk Teknis Penanaman Rhizophora mucronata. Departemen Kehutanan. Jakarta. Ewusie, J.Y. 1990. Pengantar Ekologi Tropika. Terjemahan, ITB Bandung. Fakuara, M.Y. 1991. Teknologi Mikroba Hutan Potensi dan Peranannya dalam Pembinaan Hutan Hujan Tropika. Bogor : Pusat Antar Universitas PAU Bioteknologi IPB. Haeruman, H.Js. 1972. Prosedur Rancangan Percobaan. Bogor : Bagian Perencanaan Hutan. Fakultas Kehutanan IPB. Handayani, A.S. 2000. Pengaruh Lama Pengeringan Terhadap Viabilitas Propagul Rhizophora mucronata [Skripsi]. Bogor : Jurusan Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan. IPB. Harrington, J.F. 1972. Seed Storage and Longevity. Dalam Kozlowski, T.T., Seed Biology, v. 3, hlm 145-245, illus. New York and London. ISTA. 1996. International Rules for Seed Testing. Proc. Int. Seed Testing Association 31 1. Wageningen. Istomo. 1992. Tinjauan Ekologi Hutan Mangrove dan Pemanfaatannya di Indonesia. Bogor: Laboratorium Ekologi Hutan. Jurusan Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan IPB. Justice OL dan Bass LN. 2002. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih. Jakarta : PT Raja Grafindo. Kamil, J. 1982. Teknologi Benih I. Bandung : PT Angkasa. Kijkar, S. 1992. Planting Stock Production of Azadirachta spp. At the ASEAN- CANADA Forest Tree Centre. Muak-lek. Saraburi. Thailand. Hal: 12. Kongsangchai, J. 1988. Forest Ecological Study of Mangrove Silviculture. Ph D. Disertation at Faculty of Agriculture. Kyoto University. Japan. Unpublication. Kusmana, C. 1997. Ekologi dan Sumberdaya Ekosistem Mangrove. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Kusmana, C., S. Wilarso, Iwan H, P. Pamungkas, C. Wibowo, T. Tatang, T. Adi, Yunasfi, dan Hamzah. 2003. Teknik Rehabilitasi Mangrove. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Kuswanto, H. 1997. Dasar-dasar Teknologi, Produksi dan Sertifikat Benih. Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta. Manan, S. 1976. Silvikultur. Bogor : Proyek Peningkatan Pengembangan perguruan Tinggi. Institut Pertanian Bogor. Martini dan Zainal, B. 1982. Pengaruh Naungan terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Bibit Rhizophora mucronata, R, apiculata dan Bruguiera, spp. di hutan Mangrove Cilacap. Laporan Penelitian. LIPI. Tidak dipublikasikan. Noor, Y.R., Khazali M dan Suryadiputra IN.N. 1999. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Bogor : PKAWI-IP. Nursidah. 1996. Hutan Mangrove Kita. Majalah Kehutanan Indonesia edisi No. 5 tahun 19961997. Departemen Kehutanan Jakarta. Sadjad, S. 1975. Dasar-dasar Teknologi Benih. IPB Biro Penataran. Bogor. Sadjad, S. 1980. Panduan Pembinaan Mutu Benih Tanaman Kehutanan di Indonesia. Bogor : IPB Press. Sadjad, S. 1993. Dari Benih Kepada Benih. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia.