3.4 Pelaksanaan Penelitian 3.4.1 Tahap Persiapan
Wadah Simpan
Wadah simpan yang digunakan adalah kardus berukuran panjang 50 cm, lebar 30 cm dan tinggi 20 cm. Jumlah wadah yang digunakan
sebanyak 48 buah untuk penyimpanan benih dengan masing-masing perlakuan yang diberikan.
Media Simpan
Media simpan yang digunakan adalah sabut kelapa dan serbuk gergaji.
Ruang Simpan
Ruang simpan yang digunakan adalah ruang AC dan ruang kamar. Dalam penelitian ini ruang AC yang digunakan suhunya berkisar antara
19 ºC – 20 ºC, dengan kelembaban 60 - 61 , sedangkan ruang kamar bersuhu sekitar 26 ºC – 28 ºC, dengan kelembaban 80 - 85 .
Media Perkecambahan
Dalam penelitian ini media perkecambahan yang digunakan adalah media tanah campuran yaitu tanah, kompos dan pasir 1:1:1.
3.4.2 Pengunduhan Propagul
Yang dimaksud dengan benih disini adalah propagul Rhizophora mucronata. Propagul yang diunduh berasal dari buah yang telah matang
dari tegakan mangrove yang tumbuh di sepanjang pesisir Muara Angke, Jakarta.
3.4.3 Seleksi BenihPropagul
Setelah pengunduhan, sebelum penyimpanan dilakukan seleksi propagul. Propagul yang dipilih adalah propagul yang sehat dan masak
yang ditandai oleh warna kotiledon kekuningan, hipokotil kokoh serta bebas dari hama penyakit maupun luka mekanis.
3.4.4 Penyimpanan Benih
Penyimpanan benih dilakukan sesuai dengan perlakuan yang akan diberikan. Adapun tahapan-tahapan kegiatan penyimpanan tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Benih yang akan digunakan untuk penelitian dibagi-bagi untuk masing-masing perlakuan. Pembagian dilakukan secara acak. Untuk
masing-masing perlakuan digunakan 18 buah yaitu 15 buah untuk pengujian perkecambahan, 2 buah untuk pengujian kadar air, dan 1
buah untuk uji belah cutting test. b. Benih sebelum dan sesudah penyimpanan ditentukan dulu kadar
airnya. Demikian juga dengan media simpannya. c. Pemasukan serbuk gergaji dan sabut kelapa sebagai media simpan ke
dalam wadah penyimpanan. d. Benih diletakkan dalam wadah penyimpanan yang telah diisi dengan
media simpan seperti tersebut diatas. Pada setiap wadah simpan diletakkan 18 benih untuk pengujian perkecambahan, kadar air, dan
uji belah cutting test. Selanjutnya wadah simpan ditutup dan dimasukkan ke ruang simpan sesuai dengan perlakuan yang
diberikan.
3.4.5 Uji Belah Cutting Test
Persiapan dan Perlakuan Benih
Uji belah ini merupakan uji viabilitas benih yang paling mudah dan sederhana tanpa menggunakan bahan kimia. Benih yang digunakan
diambil dari hasil seleksi benih. Jumlah benih yang digunakan adalah 1 benih untuk setiap ulangan perlakuan. Kemudian benih sebelum
penyimpanan dan setelah penyimpanan dilembabkan pada kertas merang selama 24 jam, benih dibelah searah keping benih memanjang. Setelah
itu, benih tersebut diamati struktur tumbuhnya embrio dan kotiledon dengan mata atau dengan menggunakan kaca pembesar.
Evaluasi Hasil Uji Belah Cutting Test
Pengamatan dilakukan dengan melihat warnapenampakan dari struktur tumbuh benih sehingga dapat diketahui benih tersebut viabel
atau non viabel. Benih viabel dicirikan dengan penampakan struktur tumbuh benih yang segar dan berwarna kehijauan atau putih kekuningan,
sedangkan benih non viabel dicirikan dengan kondisi struktur tumbuh
benih yang kering atau layu dan warnanya tampak coklat kehitaman Zanzibar et al., 2001.
3.4.6 Penyemaian Benih
Kegiatan pengujian perkecambahan benih dilakukan dengan menggunakan metode langsung yaitu dengan cara menyemaikan benih
pada setiap akhir periode simpan. Penyemaian dilakukan dengan cara membenamkan ujung hipokotil sedalam kurang lebih 7 cm sama dengan
petunjuk teknis penanaman Rhizophora mucronata.
3.4.7 Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Propagul yang ditanam langsung disemprot dengan pupuk cair
dengan dosis 2 ml tiap 1 liter air, kemudian penyemprotan dilakukan setiap satu minggu sekali selama empat minggu.
b. Penyiraman air garam dengan konsentrasi 2,5 dilakukan sekali selama penelitian yaitu langsung setelah penyemaian.
c. Penyiraman dengan air tawar satu kali sehari. d. Pencabutan gulma.
e. Penyemprotan pestisida mulai minggu ketiga dan selanjutnya dilakukan setiap sepuluh hari sekali. Dosis pestisida yang digunakan
pada setiap kali penggunaan adalah 2 ml per liter air.
3.5 Pengambilan Data 3.5.1 Viabilitas Propagul
R. mucronata dengan Uji Belah Cutting Test dan Uji Perkecambahan Langsung
Untuk membandingkan data dugaan daya berkecambah hasil uji belah dengan data daya berkecambah hasil uji perkecambahan langsung
dilakukan analisis dengan menggunakan prosedur uji t Steel Torrie, 1991.
Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: H
: μ
1
= μ
2
→ Nilai rataan dugaan Daya Berkecambah DB hasil uji cepat uji belah sama dengan nilai rataan DB hasil uji
perkecambahan langsung