Tinjauan Botanis Rhizophora mucronata
pada kelembaban relatif 50 dan tidak dapat disimpan pada waktu yang lama. Perbedaan kedua tipe benih tersebut dapat secara jelas dilihat dalam Tabel 1.
Tabel 1 Beberapa sifat benih ortodoks dan rekalsitran
No. Keterangan
Benih Ortodoks Benih Rekalsitran
1. Keadaan alami
Dominan di lingkungan arid semi arid serta pioneer di iklim
basah, juga banyak dijumpai di iklim sedang dan dataran
tinggi tropis. Banyak dijumpai di iklim
panas dan lembab khususnya hutan klimaks dari hutan
tropika basah dan mangrove, juga dijumpai di daerah
iklim sedang dan beberapa jenis daerah kering.
2. Contoh
famili dan genus
Myrtaceae, Leguminosae,
Pinaceae, Casuarinaceae. Dipterocarpaceae,
Rhizophoraceae, Meliaceae, Artocarpus,
Araucaria, Triplochiton,
Agathis, Quercus.
3. Kadar air benih
dan suhu penyimpanan
Toleran terhadap pengeringan dan suhu rendah, kadar air
penyimpanan 5-7 dengan suhu 0-2 ºC, sedangkan untuk
Cryopreservasi kadar air 2-4 dan suhu -15 sampai -20 ºC.
Tidak toleran
terhadap pengeringan dan suhu rendah
kecuali beberapa
jenis rekalsitran iklim sedang.
Tingkat toleransi tergantung jenis, biasanya 20-35 dan
12-15 ºC untuk jenis tropika.
4. Potensi
waktu penyimpanan
Dengan kondisi penyimpanan optimal beberapa tahun untuk
kebanyakan jenis
hingga puluhan tahun untuk lainnya.
Dari beberapa hari untuk rekalsitran ekstrim sampai
beberapa bulan untuk yang lebih toleran.
5. Karakteristik
benih Kecil
hingga medium,
seringkali dengan kulit biji keras.
Umumnya medium hingga besar dan berat.
6. Karakteristik
kemasakan Penambahan
berat kering
berhenti sebelum
masak. Kadar air turun hingga 6-10
saat masak dengan variasi kecil diantara individu benih.
Penambahan berat kering terjadi sampai saat benih
jatuh. Kadar air pada saat masak
30-70 dengan
variasi besar diantara jenis. 7.
Dormansi Dormansi sering terjadi.
Tidak ada dormansi atau lemah.
Kemasakan dan
perkecambahan terjadi
dalam waktu singkat. 8.
Metabolisme pada saat masak
Tidak aktif. Aktif.
Sumber : Schmidt 2000
Menurut Kongsangchai 1988, benih spesies mangrove termasuk benih yang rekalsitran dan mudah rusak dengan hilangnya kelembaban sehingga
dianjurkan untuk menanam setelah pengumpulan dari pohon induk. Kandungan benih menjadi faktor yang sangat penting dalam penyimpanan.
Pada benih rekalsitran, terdapat hubungan yang sangat erat antara kadar air benih dengan daya kecambah benih. Benih dengan kadar air yang tinggi
cenderung akan mempunyai daya kecambah yang tinggi pula. Oleh karena itu, penentuan kadar air dari suatu kelompok benih sangat penting dilakukan, karena
laju kemunduran viabilitas benih dalam penyimpanan sangat dipengaruhi oleh kadar air Anggraini, 2000.
Ketahanan benih untuk disimpan beraneka ragam tergantung dari jenis benih, cara dan tempat penyimpanan. Tempat untuk menyimpan benih juga
bervariasi tergantung dari macam benih serta maksud dan lama penyimpanan Sutopo, 2002.
Manan 1976 berpendapat bahwa penyimpanan benih yang baik merupakan usaha pengawetan viabilitas benih, sejak pengumpulan sampai
penyebaran benih di persemaian atau penanaman benih langsung di lapangan. Pertimbangan-pertimbangan lain dalam hal penyimpanan benih adalah : 1
musim panen tidak tepat dengan musim penanaman; 2 spesies-spesies tanaman tidak berbuah setiap tahun; 3 biji-biji harus diangkut dari jarak yang jauh; 4
biji-biji perlu dimasakkan lebih dulu setelah panen agar perkecambahannya baik. Umur simpan benih dipengaruhi oleh sifat benih, kondisi lingkungan dan
perlakuan manusia. Daya simpan individu benih dipengaruhi oleh faktor sifat dan kondisi seperti : pengaruh genetik, pengaruh kondisi sebelum panen, pengaruh
struktur dan komposisi benih, kulit benih, tingkat kemasakan, ukuran, dormansi, kadar air benih, kerusakan mekanik dan vigor. Sedangkan pengaruh lingkungan
meliputi : suhu, kelembaban dan cahaya Justice and Bass, 2002.