Sabut Kelapa Media Simpan .1 Serbuk Gergaji
matinya sel-sel pada jaringan embrio. Willan 1984 menyatakan bahwa pendugaan potensial perkecambahan suatu sampel kadang merupakan suatu
metode yang hampir relevan dengan praktek dalam kehutanan. Tetapi pengujian dengan perkecambahan memerlukan waktu berminggu-minggu, dan untuk jenis
tertentu diperlukan perlakuan pendahuluan. Untuk itu diperlukan metode pengujian viabilitas benih yang dapat menduga secara akurat namun lebih cepat
daripada pengujian pengecambahan. Untuk memperoleh keterangan mengenai viabilitas suatu benih dalam
waktu singkat telah dikembangkan beberapa metode uji cepat viabilitas benih atau uji viabilitas benih secara tidak langsung. Metode pengujian viabilitas yang umum
dilakukan salah satunya adalah uji belah cutting test. Uji belah merupakan suatu metode uji cepat yang biasanya digunakan untuk menguji viabilitas benih dalam
jumlah banyak. Uji ini dapat digunakan dilapangan untuk memperkirakan benih yang masak atau kualitas kumpulan benih dalam kegiatan pengumpulan benih.
Tetapi uji ini cenderung kurang dapat dipercaya hasilnya karena terkadang hanya dengan melihat penampilannya secara langsung, benih tersebut seperti hidup
padahal kalau dikecambahkan gagal berkecambah Leloup, 1955 dalam Alfiani, 2003. Menurut Willan 1984, uji belah merupakan salah satu uji viabilitas paling
sederhana dengan cara melihat langsung dengan mata terhadap benih yang telah dibelah, dibuka dengan pisau atau skalpel. Jika endosperma memiliki warna
normal dengan embrio yang baik maka benih mempunyai kemungkinan berkecambah. Pengujian ini kurang teliti bagi benih-benih jenis konifer dan benih-
benih kecil lainnya karena menghasilkan angka perkecambahan yang lebih tinggi dari keadaan sebenarnya.
Sadjad 1980 menyatakan bahwa secara umum pengujian viabilitas benih itu mencakup pengujian daya kecambah atau daya tumbuh dan pengujian vigor.
Pengujian daya berkecambah atau daya tumbuh memberikan informasi tentang kemungkinan tanaman berproduksi normal dalam kondisi lapang dan lingkungan
yang serba normal. Pengujian vigor mancakup dua fase, masing-masing adalah : 1 pengujian kekuatan tumbuh dan 2 pengujian daya simpan. Pengujian
kekuatan tumbuh berorientasi pada kemampuan tumbuh benih di lapangan. Selain