Tabel 7 Uji Duncan Pengaruh Faktor Tunggal Lama Penyimpanan A, Ruang Simpan B dan Media Simpan C terhadap Kecepatan Tumbuh
Propagul R.mucronata KT
Perlakuan Rata-rata KT
Lama Penyimpanan A 0 Minggu A0
1,98
a
1 Minggu A1 1,93
a
2 Minggu A2 1,71
b
3 Minggu A3 1,38
c
4 Minggu A4 0,46
d
Ruang Simpan B AC B1
1,54
a
Kamar B2 1,45
a
Media Simpan C Sabut Kelapa C2
1,55
a
Serbuk Gergaji C1 1,44
b
Dapat diketahui juga dari hasil uji Duncan di atas bahwa pada pengaruh faktor media simpan menunjukkan bahwa propagul yang disimpan dengan media
sabut kelapa memiliki rata-rata nilai kecepatan tumbuh yang signifikan lebih tinggi KT = 1,55 dibandingkan dengan propagul yang disimpan dengan media
serbuk gergaji KT = 1,44, baik yang disimpan di ruang AC maupun di ruang bersuhu kamar.
Fenomena di atas menunjukkan propagul yang mendapat perlakuan tanpa penyimpanan dan satu minggu penyimpanan, baik di ruang AC maupun di ruang
kamar dengan media sabut kelapa relatif lebih mampu mempertahankan viabilitas propagul R. mucronata.
4.1.6 Nisbah Pucuk Akar NPA
Berdasarkan Lampiran 1 diketahui bahwa nisbah pucuk akar semai R. mucronata menurun dengan semakin bertambahnya lama waktu penyimpanan.
Hasil pengamatan nilai rata-rata nisbah pucuk akar semai propagul pada setiap perlakuan penyimpanan disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar 6.
0,07 0,07
0,06 0,05
0,09 0,07
0,05 0,08
0,08
0,05 0,06
0,01
0,06 0,06
0,04 0,01
0.02 0.04
0.06 0.08
0.1 0.12
1 2
3 4
N is
b a
h P
u cu
k A
k a
r
Lama Penyimpanan Minggu
B1C1 B1C2
B2C1 B2C2
Tabel 8 Uji Duncan Pengaruh Interaksi Lama Penyimpanan A dan Media
Simpan C terhadap Nisbah Pucuk Akar Semai Propagul R. mucronata NPA
Perlakuan Rata-rata NPA
Interaksi 2 Faktor A0C1
0,10
a
A0C2 0,10
a
A1C2 0,10
a
A2C1 0,08
a
A1C1 0,07
b
A2C2 0,07
bc
A3C2 0,06
bc
A4C1 0,06
cd
A3C1 0,05
cd
A4C2 0,04
d
4.1.7 Pendugaan Viabilitas Berdasarkan Uji Belah Cutting Test dan Uji
Perkecambahan Langsung
Data selengkapnya mengenai hasil uji perkecambahan langsung dan hasil uji belah propagul R. mucronata disajikan pada Lampiran 2. Adapun secara garis
besar daya berkecambah propagul hasil uji perkecambahan langsung dan daya berkecambah propagul hasil uji cepat uji belah disajikan pada Gambar 7.
Berdasarkan Lampiran 13 dapat diketahui bahwa daya berkecambah hasil uji perkecambahan langsung tidak berbeda nyata pada taraf uji 0,05 dengan daya
berkecambah hasil uji belah cutting test. Dalam hal ini nilai rataan daya berkecambah hasil uji perkecambahan langsung sebesar 81,06 , sedangkan nilai
rataan daya berkecambah uji belah sebesar 86,67 .
100 100
100 100
100 100
100 100
100 100
100 100
100 100
100 100
66,67
33,33 33,33
100 100
100 100
97,78 100
100 100
93,33 100
91,11 95,55
80 86,67
64,44 95,56
28,89 46,67
25,55 15,55
20 40
60 80
100 120
D a
y a
B e
rk e
ca m
b a
h
Perlakuan
Cutting Langsung
4.2 Pembahasan 4.2.1 Pendugaan
Viabilitas Propagul R. mucronata
Berdasarkan Uji Perkecambahan Langsung
Berdasarkan hasil pengamatan perkecambahan selama 90 hari Lampiran 1, propagul Rhizophora mucronata yang ditanam langsung tanpa penyimpanan
dan sampai penyimpanan satu minggu mempunyai daya berkecambah rata-rata mencapai 100 , begitu pula dengan penyimpanan sampai dua minggu dengan
perlakuan di ruang AC dalam media sabut kelapa. Daya berkecambah propagul mulai mengalami penurunan pada penyimpanan satu minggu dengan perlakuan di
ruang AC dalam media serbuk gergaji dan cenderung semakin turun dengan semakin lamanya waktu penyimpanan. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa
semakin lama propagul R. mucronata disimpan maka semakin rendah pula rata- rata daya berkecambah propagulnya. Byrd 1983 juga menyatakan bahwa daya
berkecambah benih akan semakin menurun sebanding dengan bertambahnya waktu penyimpanan.
Hasil uji Duncan Tabel 5 menunjukkan bahwa daya berkecambah propagul yang disimpan di ruang AC relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
propagul yang disimpan di ruang kamar. Terbukti pada propagul yang disimpan di ruang AC dalam media sabut kelapa sampai empat minggu penyimpanan
memiliki rata-rata daya berkecambah sebesar 46,67 . Propagul yang disimpan di ruang kamar mengalami penurunan daya berkecambah lebih cepat dibandingkan
dengan propagul yang disimpan diruang AC terutama terjadi pada propagul yang disimpan dalam media sabut kelapa yang setelah empat minggu penyimpanan
daya berkecambahnya turun menjadi 15,55 . Hal di atas disebabkan karena pada ruang kamar suhu udara lebih tinggi
dibandingkan dengan ruang AC sehingga kelembaban nisbi ruang kamar rendah, apabila kelembaban nisbi rendah maka propagul akan semakin mudah dan
semakin cepat kehilangan kelembaban yang dapat menyebabkan kadar air mengalami penurunan. Menurut Juctice and Bass 2002, pada kondisi kadar air
yang sangat rendah atau mendekati kritis, gejala kerusakan benih akan tampak dan diikuti oleh penurunan daya berkecambah setelah benih disimpan. Justice and
Bass 2002 juga menyatakan bahwa dengan meningkatnya suhu ruang simpan,