H
1
: μ
1
≠ μ
2
→ Nilai rataan dugaan DB hasil uji cepat uji belah tidak sama dengan nilai rataan DB hasil uji perkecambahan
langsung Sedangkan kaidah uji yang digunakan adalah sebagai berikut:
t
hit
= t
hit
t α2 ; r
1
+ r
2
– 2 → tolak H0 t
hit
t α2 ; r
1
+ r
2
+ 2 → terima H0 Dimana :
Se = d
= selisih nilai rataan daya berkecambah hasil uji cepat dengan hasil uji perkecambahan
r
1.2
= ulangan JK
1.2
= jumlah kuadrat daya berkecambah hasil uji cepat dengan hasil uji perkecambahan
Untuk mengetahui keeratan hubungan antara daya berkecambah hasil uji belah dengan daya berkecambah hasil uji perkecambahan
langsung dihitung koefisien korelasinya Steel Torrie, 1991. Koefisien korelasi secara sederhana dapat ditulis sebagai berikut:
r =
∑ .
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
²
Dimana : r
= koefisien korelasi n
= jumlah ulangan dx
= DB hasil uji cepat dy
= DB hasil uji perkecambahan
3.5.2 Kadar Air KA
Untuk menentukan kadar air ini diambil contoh benihpropagul sebanyak dua buah untuk setiap ulangan perlakuan. Pengukuran kadar air
dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama merupakan tahap pra pengeringan predrying. Pada tahap pertama ini benih ditimbang sehingga
diperoleh berat basah BB benih kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 130 ºC selama 5 – 10 menit ISTA, 1996. Setelah
dikeluarkan dari oven, benih dimasukkan ke dalam desikator selama 45 menit, kemudian benih ditimbang lagi sehingga diperoleh berat kering
BK 1 benih. Pada tahap kedua, sebelum dimasukkan ke oven, benih dipotong dan dibelah. Suhu oven yang digunakan adalah 105 ºC selama 17
jam. Berat kering BK 2 benih diperoleh dengan cara menimbang benih setelah benih dibiarkan dalam desikator selama 45 menit.
Kadar air dihitung berdasarkan rumus yang terdapat dalam Kuswanto, 1997, yaitu sebagai berikut :
MC = S1 + S2 –
S1+S2 100
Dimana MC = Kadar air dalam persen
S1 = Jumlah air yang hilang pada pemanasan predrying S2 = Jumlah air yang hilang pada pemanasan kedua
3.5.3 Presentase Benih yang Berakar Selama Penyimpanan
Kriteria berakar disini adalah apabila panjang akar yang muncul lebih dari 0,5 cm. Kriteria tersebut ditetapkan karena panjang akar kurang
dari 0,5 cm diperkirakan masih rentan terhadap kerusakan mekanis.
PB =
∑ benih yang berakar Jumlah benih yang dismpan
x 100
3.5.4 Daya Berkecambah DB
Kriteria perkecambahan normal ditandai dengan munculnya dua helai daun muda pada hipokotil. Perkecambahan dilakukan selama kurang
lebih 90 hari. Pengamatan perkecambahan dilakukan setiap tiga hari sekali terhadap kecambah normal. Daya berkecambah DB dihitung berdasarkan
rumus dalam Manan 1976, yaitu :
DB =
Jumlah benih yang berkecambah normal Jumlah benih yang dikecambahkan
x 100