Susu fermentasi yogurt VERIFIKASI METODE PADA PRODUK SUSU

25

4.3 VERIFIKASI METODE PADA PRODUK SUSU

4.3.1 Susu fermentasi yogurt

Empat jenis susu fermentasi komersial yang digunakan untuk verifikasi metode ini adalah susu merek A, B, C, dan D. Bakteri asam laktat yang mendominasi untuk sampel susu merek A adalah Lactobacillus casei, merek B adalah Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophilus, dan Bifidobacterium, sedangkan susu merek C dan D adalah Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Hasil verifikasi pada susu fermentasi dapat dilihat pada Tabel 12. Berdasarkan hasil terlihat bahwa secara keseluruhan pada inkubasi secara aerob diperoleh jumlah bakteri asam laktat yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan inkubasi secara anaerob, kecuali pada susu merek C ulangan 1. Hal yang serupa juga terjadi pada penelitian Mirlohi et al. 2008 yaitu inkubasi secara aerob menurunkan jumlah total koloni bakteri Gram positif. Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa bakteri lebih optimum pertumbuhannya pada kondisi tanpa oksigen. Untuk sampel merek B yang mengandung bakteri jenis Bifidobacterium jumlah koloni yang lebih tinggi pada inkubasi secara anaerob ini telah sesuai. Hal ini disebabkan bakteri Bifidobacterium merupakan bakteri obligat anaerob. Bakteri obligat anaerob yaitu bakteri yang hanya hidup dengan tanpa adanya oksigen Ray and Bunia 2008. Susu merek A yang mengandung bakteri Lactobacillus casei juga terlihat memiliki jumlah koloni yang lebih tinggi dengan inkubasi secara anaerob. Lactobacillus casei termasuk golongan bakteri probiotik yaitu bakteri yang mampu bertahan hingga di usus manusia Salminen et al. 2004. Bakteri probiotik biasanya lebih optimum apabila diinkubasi secara anaerob Saccaro et al. 2011. Secara keseluruhan dari ketiga produk yogurt komersial yang diuji, semuanya memiliki total BAL yang lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah minimal yang dipersyaratkan SNI 2981-2009 yaitu sebesar 10 7 cfumL. Hanya sampel merek D yang berada di bawah syarat minimal tersebut. Hal ini diduga karena total BAL dalam produk D telah mengalami penurunan viabilitas selama penyimpanan akibat kondisi penyimpanan yang tidak sesuai. Tabel 12. Perbandingan jumlah bakteri asam laktat dalam susu fermentasi Keterangan : = hasil uji t menyatakan sampel tidak berbeda nyata pada taraf signifikansi 5 Sampel susu Ulangan Metode SNI aerob Metode ISO anaerob ∑ BAL cfumL RSD ∑ BAL cfumL RSD A 1 6.1 × 10 8 0.66 9.2 × 10 8 0.64 2 3.9 × 10 8 5.4 × 10 8 B 1 8.7 × 10 8 0.27 9.4 × 10 8 0.19 2 6.1 × 10 8 6.9 × 10 8 C 1 1.4 × 10 8 0.63 1.3 × 10 8 0.59 2 9.1 × 10 7 1.1 × 10 8 D 1 1.4 × 10 6 - 1.5 × 10 6 - 2 10 3 10 3 3 10 3 10 3 26 Uji t dilakukan terhadap logaritma jumlah koloni dari kedua metode untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang nyata dengan taraf signifikansi 5. Hasil uji t menunjukkan dari ketiga sampel susu fermentasi yang diuji tidak ada perbedaan yang nyata pada signifikansi 5, meskipun apabila dilihat hasilnya secara langsung terdapat perbedaan. Ketiga sampel yang diuji umumnya mengandung bakteri genus Lactobacillus yang bersifat fakultatif anaerob. Bakteri fakultatif anaerob ini dapat hidup pada kondisi dengan atau tanpanya oksigen sehingga kemungkinan ini yang membuat tidak adanya perbedaan yang signifikan karena bekteri dapat tumbuh pada kondisi dengan atau tanpanya oksigen. Dalam verifikasi ada parameter yang harus ditentukan salah satunya adalah presisi. Dari hasil verifikasi pada sampel susu fermentasi ini diperoleh nilai RSD yang berkisar antara 0.19 hingga 0.66 Tabel 12. Nilai RSD ini masih sangat lebih rendah dari batas yang ditentukan yaitu 10. Oleh karena itu kedua metode memiliki ketepatan yang dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun validasi dilakukan pada media MRSA dengan Lactobacillus bulgaricus sebagai mikroorganisme uji, tetapi metode dapat digunakan untuk menguji total BAL pada susu fermentasi.

4.3.2 Sampel Negatif