19
4.2.1 Akurasi
Akurasi adalah kemampuan suatu metode untuk mengukur suatu nilai yang aktual atau sebenarnya dari suatu analit, misalnya mikroba target Sac-Singlas 2002. Akurasi biasanya
dinyatakan dengan perolehan kembali atau persen recovery dari analit yang ditambahkan Harmita 2004. Persentasi perolehan kembali adalah banyaknya inokulum yang dapat diisolasi
kembali dari sejumlah inokulum yang dimasukkan ke dalam sampel.
Gambar 5. Jumlah koloni bakteri asam laktat yang diperoleh pada tiap tingkatan inokulum dengan perhitungan mengacu pada metode SNI 25-250 kolonicawan, n = 5
Hasil perolehan jumlah koloni pada tiap tingkatan inokulum dapat dilihat pada Gambar 5. Dari empat tingkatan inokulum, tiga diantaranya menunjukkan bahwa inkubasi secara
anaerob memiliki jumlah perolehan kembali yang lebih tinggi. Perolehan kembali yang tinggi ini menunjukkan bahwa bakteri lebih optimal pertumbuhannya pada kondisi anaerob. Hasil ini
didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Mirlohi et al. 2008 yang menyatakan bahwa inkubasi secara anaerob menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan inkubasi
secara aerob.
Gambar 6. Jumlah koloni bakteri asam laktat yang diperoleh pada tiap tingkatan inokulum dengan perhitungan mengacu pada metode ISO 15-300 kolonicawan, n = 5
0.0 1.0
2.0 3.0
4.0 5.0
6.0 7.0
8.0 9.0
10² 10
⁴ 10
⁶ 10
⁸
Inokulum cfumL SNI aerob
ISO anaerob
0.0 1.0
2.0 3.0
4.0 5.0
6.0 7.0
8.0 9.0
10² 10
⁴ 10
⁶ 10
⁸
Inokulum cfumL SNI aerob
ISO anaerob
20 Perhitungan jumlah bakteri mengikuti aturan ISO diperoleh hasil yang tidak berbeda
Gambar 6 dengan penghitungan mengikuti aturan SNI. Pada Gambar 6 terlihat bahwa tiga dari empat tingkat inokulum yang dimasukkan dalam sampel juga menunjukkan bahwa cawan
yang diinkubasi secara anaerob memiliki hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang diinkubasi secara aerob.
Hasil perhitungan persen recovery dari masing-masing tingkatan inokulum dapat dilihat pada Tabel 8 dan 9. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui rata-rata nilai recovery tiap
inokulum dari kedua metode berkisar antara 97 sampai 101. Menurut AOAC 2002 nilai perolehan kembali ini masih berada pada kisaran yang ditetapkan yaitu 80-120, sehingga
dapat dikatakan bahwa metode ini mempunyai ketepatan yang baik. Dengan demikian kedua metode, ISO maupun SNI dapat diadopsi untuk keperluan analisis.
Tabel 8. Rata-rata persen perolehan kembali n = 5 dengan perhitungan koloni mengacu pada metode SNI 25-250 kolonicawan, pada kondisi aerob
dan anaerob No
Aerob Anaerob
Inokulum log cfumL
Perolehan kembali
Inokulum log cfumL
Perolehan kembali
1 2.32
98 2.36
98 2
4.32 98
4.36 97
3 6.32
101 6.36
100 4
8.32 99
8.36 99
Tabel 9. Rata-rata persen perolehan kembali n = 5 dengan perhitungan koloni mengacu pada metode ISO 15-300 kolonicawan, pada kondisi aerob
dan anaerob No
Aerob Anaerob
Inokulum log cfumL
Perolehan kembali
Inokulum log cfumL
Perolehan kembali
1 2.32
99 2.36
98 2
4.32 99
4.36 98
3 6.32
101 6.36
100 4
8.32 99
8.36 99
Nilai hasil perolehan kembali yang tinggi ditunjang oleh beberapa faktor diantaranya, kondisi pertumbuhan yang optimum dan nutrisi media yang sesuai. Menurut penelitian
Cheriguene et al. 2007 media MRSA merupakan media yang baik untuk menumbuhkan bakteri Lactobacillus bulgaricus. Media MRSA memiliki komposisi pepton bakteriologis dan
ekstrak daging sapi yang menyediakan nitrogen, vitamin, mineral, dan asam amino esensial untuk pertumbuhan bakteri. Dengan hasil recovery yang diperoleh menunjukkan bahwa media
MRSA merupakan media selektif yang cocok untuk pertumbuhan bakteri asam laktat, khususnya Lactobacillus.
21
4.2.2 Presisi