Penghitungan jumlah koloni Presisi Relatif akurasi Linieritas Limit deteksi dan limit kuantifikasi

15

3.5 PENGOLAHAN DATA

3.5.1 Penghitungan jumlah koloni

Cawan yang masuk ke dalam perhitungan adalah cawan petri dengan jumlah koloni 25- 250 koloni SNI dan 15-300 koloni ISO : Rumus penghitungan jumlah koloni adalah sebagai berikut : N = ∑C [1 × n 1 + 0.1 × n 2 ] × d Keterangan : N = jumlah koloni per mL atau per gram ∑C = jumlah koloni dari tiap-tiap cawan n 1 = jumlah cawan petri dari pengenceran koloni yang bisa dihitung n 2 = jumlah cawan petri dari pengenceran kedua d = pengenceran pertama yang dihitung

3.5.2 Presisi

Presisi dapat ditentukan berdasarkan penghitungan standar deviasi relatif RSD. Menurut Sac-Singlas 2002, standar deviasi relatif dihitung dengan rumus : RSD = ∑ ² Keterangan : a 1 = cawan 1 b 1 = cawan 2 log a 1 - log b 1 x 1 = perbedaan relatif antara hasil logaritma duplo i = 1, 2, 3, .... n p = jumlah penentuan duplo jumlah sampel uji Nilai RSD yang lebih dari 10 menandakan bahwa metode mengalami kesulitan tertentu Sac-Singlas 2002.

3.5.3 Relatif akurasi

Akurasi diukur dengan persen perolehan kembali melalui uji komparatif. Persentasi perolehan kembali adalah banyaknya inokulum yang dapat diisolasi kembali dari sejumlah inokulum yang dimasukkan ke dalam sampel. Persen perolehan kembali dihitung dengan rumus berikut : recovery R = [A-BC] x 100 Keterangan : A = sampel dengan inokulum sampel positif B = sampel tanpa inokulum sampel negatif C = inokulum tanpa sampel kontrol positif 16

3.5.4 Linieritas

Linieritas dari kedua metode dinyatakan dalam bentuk persamaan garis linier y = a + bx. Peubah a menyatakan intersep dan b adalah kemiringan garis. Linearitas metode dilihat dari nilai koefisien determinasi R 2 yang diperoleh. Nilai R 2 yang mendekati 1 menyatakan linieritas yang tinggi.

3.5.5 Limit deteksi dan limit kuantifikasi

Persamaan linier yang diperoleh pada uji linieritas selanjutnya digunakan untuk menghitung limit deteksi dan limit kuantifikasi. Limit deteksi dan limit kuantifikasi dihitung dari rerata kemiringan garis dan simpangan baku intersep kurva standar yang diperoleh dengan rumus berikut : LOD = 3.3 LOQ = 10 dengan, Sa = simpangan baku intersep b = rata-rata kemiringan garis

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 KULTUR UJI

4.1.1 Kemurnian kultur

Kemurnian kultur uji merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam melakukan validasi metode analisis karena dapat mempengaruhi hasil uji. Kultur uji yang akan digunakan dalam validasi harus diperiksa kemurniaannya dengan menggunakan media selektif dan pengamatan mikroskopik dengan pewarnaan Gram Sac-Singlas 2002. Hasil konfirmasi kemurnian kultur dengan media selektif MRSA ditunjukkan dengan bentuk koloni yang seragam seperti yang terlihat pada Gambar 3. Koloni bakteri asam laktat yang tumbuh di permukaan media berbentuk bulat, berwarna putih, dan memiliki permukaan yang cembung. Beberapa koloni bakteri ada yang tumbuh di bagian tengah media dengan bentuk pipih seperti wijen dan ada sebagian kecil yang berada di dasar media. Gambar 3. Koloni Lactobacillus bulgaricus pada media MRSA setelah inkubasi 3 hari pada suhu 37 o C Kultur uji yang digunakan pada penelitian ini adalah Lactobacillus bulgaricus yang merupakan bakteri Gram positif yang berbentuk batang. Dalam penelitian ini selain dilakukan konfirmasi kemurnian kultur dengan media selektif, dilakukan pula konfirmasi secara sederhana dengan pewarnaan Gram. Pada Gambar 4 terlihat bahwa hasil pewarnaan Gram menunjukkan bakteri berwarna ungu dan berbentuk batang. Bakteri Gram positif merupakan bakteri yang mampu mempertahankan warna ungu kristal sehingga ketika dilakukan pewarnaan Gram akan terlihat berwarna ungu. Gambar 4. Hasil pewarnaan Gram bakteri Lactobacillus bulgaricus dengan perbesaran 1000 kali