Stabilitas Oksidatif Biodiesel Production of Rubberseed Biodiesel and Palm Biodiesel using Ultrasonic Instrument and Characteristics of Its Blending

Pencampuran blending antara biodiesel yang memiliki titik kabut tinggi seperti biodiesel sawit dengan biodiesel bertitik kabut rendah seperti biodiesel biji karet didasarkan pada sifat metil ester tersebut. Diharapkan dengan adanya pencampuran, terjadi penambahan kandungan metil ester berikatan rangkap isomer cis seperti metil oleat dan metil linoleat dari biodiesel biji karet ke dalam biodiesel sawit. Dengan demikian, metil ester jenuh dalam biodiesel sawit akan sulit membentuk kristal akibat adanya halangan dari struktur molekul metil ester tidak jenuh berikatan rangkap.

2.6. Stabilitas Oksidatif Biodiesel

Semua bahan bakar, baik solar maupun biodiesel, mudah terdegradasi seiring waktu penyimpanan. Degradasi ini umumnya terjadi akibat reaksi oksidasi, yang terlihat dari peningkatan bilangan asam dan viskositas akibat peningkatan jumlah gum dan sedimen dari bahan bakar tersebut Salley et al. 2011. Proses oksidasi pada biodiesel dimulai dengan reaksi pembentukan hidroperoksida melalui adisi molekul oksigen pada ikatan rangkap atom karbon dalam asam lemak tidak jenuh. Selama reaksi oksidasi tersebut berlangsung, peroksida terpecah menjadi aldehid dan asam-asam berantai pendek. Peroksida juga dapat memicu terbentuknya radikal bebas, yang memudahkan terbentuknya polimerisasi dan crosslinking di antara sesama molekul karbon berikatan rangkap C = C. Oleh karena yang dirusak dalam reaksi oksidasi ini adalah ikatan rangkap C=C, maka banyaknya ikatan rangkap pada atom karbon penyusun ester asam lemak dapat dijadikan acuan mudahnya biodiesel tersebut teroksidasi. Sebagai contoh, molekul yang mengandung dua buah ikatan rangkap C=C akan mempunyai kestabilan oksidatif setengah kali dari molekul yang mengandung satu buah ikatan rangkap Salley et al. 2011. Menurut Salley et al. 2011, nilai kestabilan biodiesel terhadap reaksi oksidasi dapat dilihat dari besarnya bilangan iod dari biodiesel tersebut. Namun, stabilitas oksidatif yang dilihat dari bilangan iod ini masih merupakan gambaran kasar. Nilai stabilitas oksidatif dapat diperjelas lagi menggunakan metode Rancimat uji stabilitas oksidatif yang dipercepat pada suhu pengukuran yang lebih tinggi dari suhu ruang. Stabilitas oksidatif yang dianalisis dengan Rancimat metode EN 14112 nilainya harus lebih besar dari 3 jam periode induksi berdasarkan standar ASTM D6751, atau lebih besar dari 6 jam periode induksi berdasarkan standar IS 15607 Jain Sharma 2012. Sebanyak sepuluh sampel biodiesel tidak disebutkan asal minyak yang digunakan yang diuji oleh Salley et al. 2011 pada tahun 2006 menggunakan standar EN 14112, memiliki nilai periode induksi dalam rentang 0,43 sampai 4,26 jam. BAHAN DAN METODE

3.1. Bahan dan Alat