tengah – tengah larutan, alat ultrasonik diatur pada faktor waktu dan amplitudo
yang dikehendaki, lalu alat ultrasonik tersebut dijalankan. Setelah mencapai waktu yang ditetapkan, campuran biodiesel dan gliserol
yang dihasilkan dipindahkan ke corong pemisah, dan dilakukan dekantasi selama 24 jam. Biodiesel yang dihasilkan kemudian dicuci dengan akuades hangat
beberapa kali hingga pH air pencucian terakhir sama dengan pH akuades. Selanjutnya dilakukan pengeringan sisa-sisa metanol dan air cucian menggunakan
hotplate pada suhu 105
o
C selama 10 menit. Biodiesel sawit yang dihasilkan selanjutnya dianalisis rendemen dan bilangan asamnya.
Energi yang dihasilkan untuk setiap faktor perlakuan dihitung dengan rumus sebagai berikut :
� �
=
� �
.............................................. 1 E = P.t ............................................... 2
Dengan : P = Daya W
A = Amplitudo E = Energi W.det
t = waktu detik
Selain itu, dilakukan pula transesterifikasi olein sawit menggunakan metode konvensional sebagai bahan pembanding, pada suhu 65
o
C selama 1 jam dan suhu 45
o
C selama 30 menit di atas hot plate disertai pengadukan menggunakan magnetic stirrer.
Rasio katalis NaOH dan metanol yang digunakan pada metode konvensional persis sama seperti pada proses transesterifikasi ultrasonik.
Biodiesel sawit yang diperoleh kemudian dianalisis rendemennya.
3.2.4. Esterifikasi Minyak Biji Karet Menggunakan Ultrasonic Probe Instrument
Amplitudo terbaik yang diperoleh dari hasil reaksi transesterifikasi minyak goreng sawit menggunakan ultrasonik, digunakan pada proses esterifikasi minyak
biji karet. Waktu perlakuan esterifikasi ultrasonik ditetapkan pada 15 menit, 22,5 menit, dan 30 menit.
Reaksi esterifikasi minyak biji karet menggunakan bantuan ultrasonic probe instrument
dilakukan dengan memanaskan minyak biji karet menggunakan hot plate
hingga suhu 45
o
C di dalam gelas piala ukuran 250 ml merk IWAKI Pyrex. Selanjutnya ditambahkan campuran larutan HCl 1 berat minyak di dalam
metanol rasio 20 : 1 ALB, dan dilakukan pengadukan 1 menit menggunakan magnetic stirrer
agar metanol, minyak, dan HCl menyebar serta suhu meningkat kembali mencapai 45
o
C. Gelas piala berisi campuran ketiga bahan tersebut kemudian diangkat dari hot plate, dan diletakkan di tempat datar. Selanjutnya
probe ultrasonik dimasukkan ke tengah – tengah larutan, dan alat ultrasonik diatur
pada amplitudo serta waktu yang dikehendaki, lalu alat ultrasonik tersebut dijalankan.
Setelah mencapai waktu yang ditetapkan, campuran minyak, metanol, dan HCl dipindahkan ke corong pemisah, lalu dilakukan dekantasi selama 24 jam.
Selanjutnya dilakukan pemisahan minyak dari fase metanol, dan dilakukan analisis bilangan asam dari minyak biji karet yang dihasilkan.
Selain itu, dilakukan pula proses esterifikasi minyak biji karet menggunakan metode konvensional sebagai bahan pembanding. Proses konvensional tersebut
dilakukan menggunakan rasio katalis HCl dan rasio metanol yang sama seperti yang diterapkan pada proses esterifikasi menggunakan ultrasonik. Pertama kali,
minyak biji karet dipanaskan hingga 65
o
C, kemudian ditambahkan campuran larutan HCl di dalam metanol. Setelah itu campuran dipanaskan kembali hingga
tercapai suhu 65
o
C, dan dipertahankan selama 1 jam sambil diaduk menggunakan magnetic stirrer
. Selanjutnya campuran dipindahkan ke dalam corong pemisah, dan dilakukan dekantasi 24 jam sehingga fase metanol terpisah dari minyak biji
karet. Minyak biji karet yang dihasilkan kemudian dianalisis bilangan asamnya.
3.2.5. Transesterifikasi Minyak Biji Karet Menggunakan Ultrasonic Probe Instrument