122,4 106,8
91,8 70,8
58,1 40
50 60
70 80
90 100
110 120
130
25 50
75 100
B il
an g
an i
o d
g I
2
100 g sam
p e
l
Persentase metil ester sawit di dalam biodiesel karet
Gambar 14
Bilangan iod biodiesel karet pada beberapa persentase penambahan metil ester
4.6.5. Stabilitas Oksidatif
Nilai stabilitas oksidatif biodiesel berbeda-beda tergantung pada ester asam lemak penyusun biodiesel tersebut. Menurut Ketaren 2008, semakin banyak
jumlah ikatan rangkap pada molekul trigliserida, semakin rentan trigliserida tersebut terhadap proses oksidasi. Umumnya penyebab terjadinya proses oksidasi
adalah keberadaan udara, pemanasan, kandungan logam, air, dan hidroperoksida pada biodiesel. Serangan oksigen pada ikatan rangkap akan membentuk
hidroperoksida tidak jenuh, yang selajutnya akan memicu pembentukan aldehid, asam jenuh, dan senyawa-senyawa polimer, sehingga mengurangi kualitas
biodiesel sepanjang penyimpanannya Senyawa-senyawa ini juga akan menyebabkan sifat korosif pada mesin diesel, dan membentuk deposit yang akan
menghambat aliran bahan bakar menuju ruang pembakaran Mittelbach Remschmidt 2006.
Berdasarkan Gambar 15, terlihat bahwa metil ester sawit memiliki stabilitas oksidatif yang lebih tinggi dibandingkan biodiesel karet murni maupun
biodiesel campuran. Semakin banyak rasio metil ester sawit yang dicampurkan, semakin tinggi stabilitas oksidatif dari biodiesel campuran tersebut. Biodiesel
karet memiliki stabilitas oksidatif yang rendah dikarenakan mengandung lebih
Batas SNI
0,35 0,79
1,3 2,11
5,84
1 2
3 4
5 6
7
25 50
75 100
S tab
il itas
o ksi
d atif
Persentase metil ester sawit di dalam biodiesel karet
banyak ester asam lemak tidak jenuh berikatan rangkap. Menurut Abdullah dan Salimon 2009, minyak biji karet mengandung 79,45 asam lemak tidak jenuh,
sedangkan minyak sawit menurut Crabbe et al. 2001 sedikit mengandung ikatan rangkap 44,8-57,3 sehingga cenderung lebih stabil dan lebih tahan dari
serangan oksigen.
Gambar 15
Stabilitas oksidatif jam biodiesel karet pada beberapa persentase penambahan metil ester
Adanya metil ester berikatan rangkap khususnya tiga ikatan rangkap, seperti pada metil ester linolenat akan memicu terjadinya reaksi oksidasi yang
lebih mudah. Berdasarkan data pada Gambar 20, terlihat bahwa terjadi penurunan stabilitas oksidatif metil ester sawit yang cukup drastis ketika metil ester sawit
tersebut dicampurkan ke dalam biodiesel karet. Hal ini dimungkinkan karena metil ester sawit yang tidak mengandung metil ester linolenat atau hanya 0,5
Crabbe et al. 2001 dicampurkan dengan biodiesel karet yang mengandung metil ester linolenat cukup tinggi sebesar 19,22 Abdullah Salimon 2009.
Di dalam biodiesel karet maupun campuran metil ester sawit di dalam biodiesel karet, terjadi reaksi oksidasi sebagai berikut. Ketika metil ester asam
lemak tak jenuh dari biodiesel karet kontak dengan panas, cahaya, ion metal, atau oksigen, maka akan terbentuk radikal bebas reaksi inisiasi. Radikal bebas
ini akan membentuk radikal peroksida dengan sangat cepat pada energi aktivasi hampir nol sehingga konsentrasi radikal peroksida akan jauh lebih besar daripada
radikal bebas. Radikal peroksida yang terbentuk akan memicu pembentukan
ASTM D6751 IS 15607
radikal bebas yang baru dan selanjutnya reaksi autooksidasi ini akan berulang. Hal ini menjadi alasan mengapa terjadi penurunan stabilitas oksidatif yang cukup
drastis dari metil ester murni ketika 25 metil ester sawit dicampurkan dengan 75 biodiesel karet yang tinggi kandungan metil ester asam lemak tak jenuh.
4.6.6. Titik Tuang dan Titik Kabut