Penyiapan Minyak Biji Karet

BAHAN DAN METODE

3.1. Bahan dan Alat

Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji karet dari kebun karet milik PTPN XIII di Desa Nanga Jetak, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat. Selain itu juga dibutuhkan olein sawit merk Bimoli untuk keperluan pembuatan biodiesel sawit. Bahan lain yang dibutuhkan adalah bahan untuk proses ekstraksi dan degumming minyak akuades dan H 3 PO 4 , bahan untuk reaksi esterifikasi minyak biji karet metanol dan HCl, serta bahan untuk reaksi transesterifikasi metanol dan NaOH. Bahan-bahan lainnya dibutuhkan pula untuk melakukan analisis bilangan asam, bilangan iod, dan stabilitas oksidatif. Alat yang dibutuhkan yaitu alat untuk ekstraksi dan degumming minyak biji karet hot hydraulic press, wadah, dan corong pemisah. Kemudian alat untuk melangsungkan reaksi esterifikasi dan transesterifikasi yaitu ultrasonic probe instrument , labu leher tiga, pengaduk magnetik, termometer, dan hot plate. Alat- alat lainnya juga diperlukan untuk melakukan analisis bilangan asam, bilangan iod, stabilitas oksidatif menggunakan Metrohm Rancimat Model 743, titik tuang, titik kabut, viskositas, dan densitas.

3.2. Metode Penelitian

Tahap penelitian dimulai dengan melakukan persiapan minyak biji karet, kemudian melakukn pemilihan katalis NaOH atau CaO yang paling tepat untuk reaksi transesterifikasi, melakukan transesterifikasi minyak biji karet dan olein sawit dengan bantuan ultrasonic probe instrument, serta diakhiri dengan melakukan penambahan metil ester sawit ke dalam biodiesel biji karet.

3.2.1. Penyiapan Minyak Biji Karet

Minyak biji karet diperoleh dengan melakukan ekstraksi dilanjutkan degumming . Ekstraksi minyak dari dalam biji karet, dimulai dengan penjemuran biji karet menggunakan sinar matahari selama 1 minggu. Pengeringan merupakan tahap yang sangat penting sebelum dilakukan ekstraksi minyak dari dalam biji karet yang bertujuan mengeluarkan air, sehingga mengurangi resiko terjadinya reaksi hidrolisis minyak. Biji karet yang dipanen dari kebun karet di Desa Nanga Jetak, Kabupaten Sintang, Kalbar dikeringkan oleh petani selama 7 hari, dari pukul 8 pagi hingga pukul 3 sore, dengan kondisi biji utuh kulit biji belum dikupas sebelum dikirim ke lokasi penelitian di Bogor. Setelah biji sampai di tempat penelitian Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Bogor, biji dikupas dan dijemur kembali selama 2 hari. Biji karet kering yang telah dijemur kemudian dihancurkan menggunakan hammer mill. Selanjutnya, hancuran biji karet dikempa menggunakan hot hydraulic press bertekanan 20 toncm 2 pada suhu 70 o C sehingga minyak dapat keluar dari biji. Minyak biji karet yang dihasilkan selanjutnya ditimbang, sehingga diperoleh rendemen minyak kasar berdasarkan berat daging biji karet. Minyak biji karet hasil pengempaan kemudian dibersihkan dari gum. Degumming minyak biji karet dilakukan dengan memanaskan minyak hingga tercapai suhu 80 o C. Setelah itu dilakukan penambahan larutan 30 asam fosfat H 3 PO 4 sebanyak 0,3 vb. Pemanasan terus dipertahankan pada suhu 80 o C selama 15 menit, sambil diaduk menggunakan magnetic stirrer. Selanjutnya dilakukan dekantasi selama 24 jam menggunakan corong pemisah agar gum mengendap dan terpisah dari minyak. Setelah 24 jam, dilakukan pemisahan gum dan pencucian dengan akudes bersuhu 60-70 o C. Akuades akan turun dari bagian permukaan atas minyak sambil menyebar mengikat gum. Setelah itu didiamkan agar air dengan gum yang terikat dapat turun dan terpisah dari minyak. Pencucian ini dilakukan beberapa kali sampai pH air cucian terakhir netral sama dengan pH akuades. Setelah itu dilakukan sentrifugasi untuk memisahkan gum dan air yang masih terikat di dalam minyak. Minyak biji karet yang telah bersih kemudian dipanaskan di atas hot plate pada suhu 105 o C selama 20 menit sambil diaduk dengan magnetic stirrer untuk menguapkan sisa-sisa air pencuci. Selanjutnya dilakukan analisis bilangan asam terhadap minyak biji karet yang telah di-degumming.

3.2.2. Transesterifikasi Olein Sawit Menggunakan Katalis NaOH dan Katalis Heterogen CaO