Bilangan Asam Viskositas Kinematik

Berdasarkan data pada Tabel 14 terlihat bahwa untuk karakteristik bilangan asam, viskositas, densitas, dan titik kabut, biodiesel biji karet memenuhi persyaratan SNI-04-7182-2006 untuk kepentingan pemakaian dalam negeri dan memenuhi persyaratan ASTM dari pemerintah Amerika Serikat, untuk kepentingan pemakaian di luar negeri. Namun, biodiesel karet tersebut tidak memenuhi standar bilangan iod dan stabilitas oksidatif yang disyaratkan, Tabel 14 Karakteristik biodiesel biji karet dan biodiesel sawit sebelum dilakukan pencampuran Karakteristik Biodiesel biji karet Metil ester sawit SNI-04-7182- 2006 ASTM D6751 Bilangan asam mg KOHg 0,25 0,24 Maks. 0,8 Maks. 0,8 Viskositas 40 o C, mm 2 s 3,3 3,1 2,3 – 6,0 1,9 – 6,0 Densitas 15 o

C, gcm

3 0,89 0,88 - - Densitas 40 o

C, kgm

3 870 860 850 – 890 - Stabilitas oksidatif jam 0,35 5,84 - 3 Bilangan Iod g I 2 100g 122,4 58,1 Maks. 115 - Titik Tuang o C 3 12 - - Titik Kabut o C 9 18 Maks. 18 Laporan konsumen

4.6.1. Bilangan Asam

Bilangan asam menunjukkan banyaknya kandungan asam lemak bebas dan mineral-mineral asam di dalam biodiesel Tazora 2011. Menurut SNI maupun ASTM, bilangan asam dibatasi maksimal 0,8 mg KOHg sampel, dikarenakan semakin lama penyimpanan, biodiesel akan mengalami kontak dengan udara dan uap air sehingga mengalami degradasi yang akan semakin meningkatkan nilai 0,25 0,25 0,25 0,25 0,24 0,23 0,24 0,25 0,26 25 50 75 100 B il an g an asam m g KO H g sam p e l Persentase metil ester sawit di dalam biodiesel karet bilangan asam. Hal ini selanjutnya akan berimbas pada terjadinya korosi di dalam mesin diesel. Berdasarkan data pada Gambar 11, diketahui bahwa nilai bilangan asam dari kelima sampel berkisar antara 0,24 sampai 0,25 mg KOHg sampel, artinya masih berada dalam batas yang disyaratkan SNI dan ASTM. Nilai bilangan asam biodiesel karet tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Tazora 2011 dan Fachrie 2010 yaitu sebesar 0,29 mg KOHg sampel dan 0,22 mg KOHg sampel. Nilai bilangan asam metil ester sawit yang dihasilkan juga tak berbeda jauh dengan hasil penelitian Kasim 2010 yaitu sebesar 0,22 mg KOHg sampel. Bilangan asam metil ester sawit tidak berbeda jauh dengan bilangan asam biodiesel karet, sehingga proses pencampuran metil ester sawit ke dalam biodiesel karet tidak berpengaruh terhadap nilai bilangan asam biodiesel karet hasil pencampuran. Gambar 11 Bilangan asam biodiesel karet pada beberapa persentase penambahan metil ester

4.6.2. Viskositas Kinematik

Viskositas kinematik biodiesel yang diukur pada suhu 40 o C pada penelitian ini masih berada di dalam kisaran yang telah ditetapkan ASTM D 6751- 2003 yaitu antara 1,9 – 6,0 mm 2 s serta yang ditetapkan SNI 04-7182-2006 yaitu antara 2,3 - 6,0 mm 2 s. Kisaran tersebut dimaksudkan untuk menjamin kemudahan biodiesel disemprotkan ke dalam mesin pembakaran, sehingga memudahkan proses atomisasi. Jika viskositas terlalu rendah, akan mengakibatkan kebocoran pada pompa injeksi bahan bakar. Semakin tinggi viskositas kinematik biodiesel, semakin baik sifat lubrikasinya terhadap mesin, namun viskositas yang terlalu tinggi akan mempersulit proses atomisasi serta cenderung menghasilkan deposit pada tangki pembakaran Knothe 2004. Viskositas kinematik dari biodiesel karet, biodiesel sawit, serta campuran keduanya dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12 Viskositas biodiesel karet pada beberapa persentase penambahan metil ester Menurut Mittelbach dan Remschmidt 2006, semakin tinggi tingkat kejenuhan minyak pembentuk biodiesel, dan semakin panjang rantai karbonnya, akan semakin tinggi viskositas biodiesel tersebut. Jika mengacu pada pendapat tersebut, maka viskositas metil ester sawit akan lebih tinggi daripada biodiesel karet. Namun, perlu diingat bahwa di dalam penelitian ini bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan metil ester sawit berasal dari olein sawit yang telah melewati tahap pemurnian lebih baik dibandingkan minyak biji karet. Minyak biji karet pada dasarnya mengandung polimer resin yang cukup tinggi 3,3 3,3 3,1 3,1 3,1 1 2 3 4 5 6 25 50 75 100 Vi sko si tas m m 2 s Persentase metil ester sawit di dalam biodiesel karet Batas SNI Batas SNI 0,89 0,89 0,88 0,88 0,88 0,87 0,87 0,86 0,86 0,86 0,83 0,84 0,85 0,86 0,87 0,88 0,89 0,9 25 50 75 100 D e n si tas gc m 3 Persentase metil ester sawit di dalam biodiesel karet dibandingkan olein sawit sehingga keberadaan polimer tersebut sangat berpengaruh dalam meningkatkan viskositas biodiesel biji karet yang dihasilkan.

4.6.3. Densitas