Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Metode Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Perusahaan Tambang Batubara PT KPC Kaltim Prima Coal khususnya Pit J Swampy bagian Reclamation Department Environmental, Kecamatan Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yaitu dimulai pada bulan Februari sampai dengan April 2012.

4.2 Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan adalah polibag, kertas label, tali raffia, pita, karung dan bibit jabon yang berumur 5 bulan yang berasal dari dua sumber benih yang berbeda. Untuk sumber benih yang pertama berasal dari Malang Jawa Timur dan sumber benih yang kedua berasal dari Sangatta Kalimantan Timur. Sedangkan pupuk yang digunakan adalah pupuk NPK dengan perbandingan 20:20:20, kompos, alcosorb, cocopeat, dan pupuk organik. Sedangkan alat yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain cangkul, timbangan, alat tulis, patok, kamera digital, dan kalkulator.

4.3 Metode Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan melalui beberapa tahapan, yaitu : 4.3.1 Survei lapangan Survei lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi lapangan sehingga mempermudah dalam penentuan layout dan pelaksanaan penelitian. Gambar 3 Kondisi lahan penelitian 4.3.2 Persiapan bibit jabon Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah, kompos, pupuk dan cocopeat dengan perbandingan 2:1:1:1 vvvv. Tanah, kompos, pupuk dan cocopeat kemudian dicampur dan dimasukkan dalam polibag berukuran 12 x 18 x 0,4 cm. Kecambah yang disapih adalah kecambah yang telah berumur ± 6 minggu sejak penaburan benih. Semai jabon dimasukkan ke dalam polibag yang telah berisi media sapih. Pencabutan semai dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak akar. Sebelum semai dicabut, media pengecambahan disiram terlebih dahulu, agar mempermudah semai di cabut. Saat pencabutan, media pengecambahan diusahakan terbawa agar akar tetap utuh dan tidak rusak. Penanaman dalam polibag dengan cara melubangi tanah ± 3 cm dengan ranting lalu menanam semai dalam lubang tersebut hingga bagian akar terbenam, kemudian dilakukan penyiraman secara hati-hati agar semai tidak roboh. Setelah disapih semai jabon ditempatkan terlebih dahulu di tempat yang teduh, tujuannya agar tanaman beradaptasi sebelum diletakkan di rumah kaca. Seluruh semai jabon diletakkan di dalam rumah kaca selama tiga bulan. Penyiraman benih jabon dilakukan 2 kali sehari yaitu di pagi dan sore hari. Bibit jabon yang telah berumur 5 bulan sudah bisa ditanam di lapangan, sebelum ditanam ke lapangan, terlebih dahulu diletakkan ditempat terbuka selama 3−4 hari agar bibit tersebut dapat menyesuaikan dengan kondisi di lapangan. Bibit jabon yang digunakan memiliki tinggi yang hampir sama kurang lebih 30 cm. 4.3.3 Pemasangan ajir Pemasangan ajir dilakukan untuk menentukan posisi lubang tanam, ajir yang terbuat dari bambu yang berukuran 1,5 m dipasang pada jarak 3 x 6 m, pengukuran jarak ajir dilakukan dengan menggunakan meteran, ajir ditancapkan pada titik yang telah ditetapkan dan dilakukan pemasangan pita berwarna biru dan orange untuk membedakan sumber benih. 4.3.4 Pembuatan lubang tanam Pembuatan lubang tanam dilakukan disebelah kanan ajir yang telah diletakkan, dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm, kemudian pupuk dicampur dengan tanah galian kemudian dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan dosis yang telah ditentukan. 4.3.5 Penanaman jabon Penanaman dilakukan dengan bibit dimasukkan pada posisi di tengah- tengah lubang dengan kondisi tanaman telah dibuka polibagnya dan dibenamkan dengan tanah bekas galian hingga mencapai leher akar, kemudian tanah tersebut dipadatkan. Kegiatan ini dilakukan untuk sumber bibit yang berasal dari Malang begitu pula dengan bibit yang berasal dari Sangatta, dengan jarak tanam yang digunakan 3 x 6 m, sehingga dibutuhkan tanaman jabon sebanyak 480 tanaman. 4.3.6 Pengamatan parameter pertumbuhan jabon dan pengumpulan data Parameter yang diamati antara lain: 1. Tinggi tanaman Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap 2 minggu sekali dengan menggunakan meteran yang panjangnya 150 cm. Tinggi tanaman diukur dari 5 cm di atas permukaan tanah hingga pucuk tanaman. 2. Diameter tanaman Pengukuran diameter tanaman dilakukan setiap 2 minggu sekali dengan menggunakan kaliper. Diameter tanaman diukur pada batang dengan jarak 10 cm di atas permukaan tanah. 3. Pertambahan jumlah helai daun Perhitungan pertambahan jumlah helai daun dilakukan dengan cara manual pada masing-masing tanaman dengan selang waktu 2 minggu sekali. 4. Diameter tajuk pada setiap tanaman Pengukuran diameter tajuk dilakukan pada setiap 2 minggu sekali dengan menggunakan meteran yang panjangnya 150 cm, pengukuran yang dilakukan yaitu tajuk terpanjang dan terpendek pada setiap tanaman.

4.4 Rancangan Percobaan