pembungkus, mainan anak-anak, pulp dan kertas, kelompen dan kontsruksi darurat yang ringan. Kayunya mudah dibuat venir tanpa perlakuan pendahuluan
dengan sudut kupas 92º untuk tebal 1,5 mm. Perekatan venir kayu jabon dengan urea-formaldehida menghasilkan kayu lapis yang memenuhi persyaratan standard
Indonesia, Jepang, dan Jerman Martawijaya et al. 1989. Jabon ditanam sebagai ornamen dan pohon penaung. Dapat juga digunakan
untuk reforestasi dan aforestasi Soerianegara dan Lemmens 1994. Kayu ringan, digunakan untuk papan, peti, tripleks, korek api Tantra 1980. Saat ini jabon
marak dikembangkan untuk dijadikan sebagai bahan baku industri plywood atau kayu lapis. Kulit kayu yang telah kering berguna untuk mengobati demam dan
sebagai obat kuat, ekstraksi dari daun digunakan untuk obat kumur, daun muda dapat juga dijadikan sebagai makanan ternak fodder, getah kuning dari kulit
akar dapat digunakan sebagai bahan celupan untuk barang kerajinan tangan Kapisa dan Sapulata 1994.
2.2.5 Penanaman
Sistem penanaman jabon ada beberapa macam yaitu tumpangsari, cemplongan dan jalur yang pemilihannya ditentukan oleh ketersediaan biaya,
tenaga kerja, keadaan tanah dan kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya Direktorat Jenderal Kehutanan 1980. Pada sistem penanaman tumpangsari,
dapat menanam tanaman pangan palawija yang berumur semusim diantara tanaman pokok dan tanaman sela. Cara cemplongan tanaman pokok ditanam pada
lubang piringan didalam larikan yang sudah disiapkan, pembersihan lapangan hanya terbatas pada piringan tanaman masing-masing lubang tanam. Cara
cemplongan diterapkan pada lapangan yang ditumbuhi rumput-rumput dengan tinggi rata-rata 50 cm. Penanaman dengan sistem jalur yaitu membuat tanaman
pada sistem jalur, pelaksanaannya sama seperti sistem cemplongan hanya saja pada sistem jalur pembersihan lapangan dilakukan sepanjang larikan.
Bibit jabon yang siap ditanam dilapangan adalah bibit yang berumur 3 bulan Pollard 1969. Waktu penanaman bibit jabon dilapangan yang baik dilakukan
pada permulaan musim hujan dan curah hujan sudah cukup banyak sehingga tanah telah cukup lembab agar pertumbuhan bibit dapat lebih tahan pada
permulaannya. Jabon tidak menuntut persyaratan tumbuh yang tinggi, akan tetapi
untuk investasi sebaiknya dilakukan pada tanah yang subur dan drainase yang baik. Jarak tanam 3 x 2 m atau 5 x 5 m tergantung tujuan penanaman, murni atau
tumpang sari. Lubang tanam 30 x 30 x 30 cm atau 40 x 40 x 40 cm tergantung kondisi tanah Direktorat Jenderal Kehutanan 1980.
2.2.6 Pemeliharaan
Menurut Direktorat Jenderal Kehutanan 1980 kegiatan pemeliharaan yang dapat dilakukan adalah penyiangan dan penyulaman, tujuannya untuk
membebaskan tanaman pokok dari tumbuhan semak belukar, rumput, tanaman menjalar yang melilit, dan tumbuhan pengganggu lain sehingga memberikan
kesempatan kepada tanaman pokok untuk tumbuh dengan baik dan dapat terbebaskan dari persaingan terutama persaingan tajuk. Penyulaman adalah
kegiatan mengganti bibit atau tanaman yang telah mati dengan bibit atau tanaman yang berada dipersemaian. Kegiatan penyulaman dilakukan dalam musim hujan.
Penyiangan dilakukan 3−4 kali dalam satu tahun dengan membersihkan secara jalur. Penjarangan dilakukan jika tajuk telah bersentuhan secara rapat.
2.2.7 Hama dan Penyakit