BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
3.1 Lokasi
Penelitian dilakukan di areal reklamasi PT Kaltim Prima Coal PT. KPC, khususnya bagian Reclamation di Department Environmental kawasan Tango
Delta. PT Kaltim Prima Coal beroperasi dalam wilayah Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara PKP2B J2JiDu1682 dengan batas
geografis 117º 27’ 7.40”−117º 40’ 43.40” BT dan 0º 31’ 20.52”−0º 52’ 4.60” LU, termasuk ke dalam wilayah administrasi Kecamatan Sangatta, Kabupaten Kutai
Timur, Provinsi Kalimantan Timur.
Gambar 1 Lokasi PT KPC, Sangatta, Kalimantan Timur laporan keberlanjutan PT KPC tahun 2010
3.2 Iklim dan Curah Hujan
Berdasarkan klasifikasi Schmid dan Ferguson, daerah tambang Sangatta termasuk kategori tipe iklim B, yaitu iklim basah dengan kelembaban relatif
berkisar antara 63−100. Daerah Sangatta memiiki iklim dengan curah hujan yang relatif tinggi. Data
curah hujan rata-rata daerah Sangatta dan sekitarnya untuk tahun 2012 Januari−April dapat dilihat pada Gambar 2, dengan nilai rata-rata 204,9
mmbulan, nilai maksimum 338,5 mmbulan. Kondisi klimatologi di daerah
pertambangan PT KPC tercatat pada 3 stasiun meteorologi, yaitu Laboratorium Environtment Sangatta, Bandara Tanjung Bara dan Pit Bendili yang memberikan
data pengamatan yang meliputi suhu udara, tekanan udara, kelembaban udara, serta arah dan kecepatan angin.
Gambar 2 Curah hujan rata-rata per bulan di PT. KPC tahun 2012 Departemen Enviroment PT. KPC
3.3 Tata Guna Lahan
Penyediaan lahan untuk kegiatan penambangan sangat penting. Apabila lahan tidak dapat disediakan sesuai waktunya, maka kegiatan tambang akan
terhambat. Proses pembebasan tanah untuk pertambangan dilakukan dengan musyawarah dan mufakat dengan mengikuti SOP Standard Operating
Procedures pembebasan lahan. Dalam proses pembebasan lahan, PT KPC selalu menawarkan berbagai solusi agar tidak ada pihak yang dirugikan, sehingga
pembebasan lahan dapat memberikan nilai tambah ekonomi dan sosial kepada para pemilik lahan.
3.4 Flora dan fauna
Prosedur pengelolaan keanekaragaman hayati telah disusun untuk menjamin flora dan fauna pada daerah rencana penambangan lima tahun ke depan sebagai
dasar pengembangan jenis bibit di kebun pembibi tan “nursery” dan
pengembangan arboretum. Arboretum ini telah dikembangkan sejak 2006 di suatu daerah reklamasi bekas tambang di D2 surya dengan luas 22 ha. Sementara itu,
0,0 50,0
100,0 150,0
200,0 250,0
300,0 350,0
C u
rah h
u jan
januari februari
maret april
nursery memiliki koleksi bibit tanaman sebanyak 67 spesies. Di antara jumlah itu, ada 33 spesies yang merupakan spesies lokal yang banyak diperoleh dari hutan
sekitar. Dari 33 spesies lokal tersebut, ada 9 spesies tanaman dipterocarpaceae dan 15 spesies yang merupakan tanaman buah-buahan.
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Waktu dan Tempat Penelitian