Klasifikasi Sebaran Alami Deskripsi jabon Anthocephalus cadamba Miq.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jabon Anthocephalus cadamba

Jabon A. cadamba merupakan jenis pohon cepat tumbuh dengan nama dagang Kadam. Jenis A. cadamba ini memiliki sinonim dengan A. chinensis Lamk. dan A. indicus A. Rich. Jabon merupakan pohon yang dapat mencapai tinggi sampai 45 meter, mempunyai batang yang lurus dan silindris dengan batang bebas cabang lebih dari 25 meter. Diameter batang dapat mencapai 100 −160 cm, batang berbanir dengan tinggi banir hingga 2 meter dan lebar sampai 60 cm. Selain itu jabon tergolong jenis tanaman yang cepat tumbuh denga riap pertumbuhan diameter 7−10 cm per tahun dan riap tinggi 3−6 cm per tahun Mansur 2010. Jabon memiliki daun yang saling berhadapan, tumpul, kira-kira duduk hingga bertangkai. Bentuk daun bulat telur hingga lonjong dengan ukuran panjang 15−50 cm dan lebar 8−25 cm. Bagian pangkal berbentuk agak menyerupai jantung, bagian ujung lancip Sutisna et al. 1998. Pada pohon muda yang diberi pupuk kadang-kadang lebih besar ukurannya, di bagian pangkal agak berbentuk jantung dan lancip di ujungnya. Penumpu antar tangkai berbentuk segitiga sempit dan mudah rontok. Perkembangbiakan jabon dimungkinkan dengan regenerasi alam dari biji, dengan semai yang ditumbuhkan di tempat pembibitan, dengan tunggul, stek batang dan stek pucuk.

2.2 Deskripsi jabon Anthocephalus cadamba Miq.

2.2.1 Klasifikasi

Berdasarkan klasifikasinya, jabon digolongkan sebagai berikut: Super Divisi : Spermatophyta menghasilkan biji Kelas : Magnoliopsida berkeping duadikotil Sub Kelas : Asteridae Ordo : Rubiales Famili : Rubiaceae suku kopi-kopian Genus : Anthocephalus Spesies : cadamba Roxb. Miq. Nama lokal dari A. cadamba yang berasal dari beberapa negara antara lain Burma: Mau-lettan-she, Mau, Yemau, Maukadon; Inggris: Common bur- flower, New guinea labula; Filipina: Kaatoan bangkal; India: Kadam, rudruk- shamba, Bale, Kolaaiyila, Vanji, Attutek, Kadamba; Indonesia: Kelempajan; Malaysia: Kalempayan, Kelampo, Kelepayan; Thailand: Krathum, Nakhon si tham arrat, Sukhothai, Chantanaburi, Takoo; Vietnam: C[aa]y, Tom, G[as]o; Laos: Sino-tibet, Sako, Koo-somz, Sa mai kho Anonim 2011.

2.2.2 Sebaran Alami

Penyebaran jabon di Indonesia secara alami terjadi di hutan hujan dataran rendah tropis yang selalu hijau Mulyana et al. 2010. Sebaran alami jabon sebagian besar terletak di Jawa Barat dan Jawa Timur, seluruh Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, Nusa Tenggara Barat dan Irian Jaya. Jenis ini dapat tumbuh pada kondisi lahan marginal, namun dengan drainase yang cukup baik. Jenis ini tumbuh di hutan primer dan banyak terdapat di hutan sekunder. Anakan berasal dari biji, banyak dijumpai di tanah-tanah terbuka seperti tanah bekas traktor. Jenis ini menyukai tanah liat atau tanah berpasir yang kering atau selalu basah, selain itu juga jenis ini tahan terhadap kekeringan LBN 1980. Menurut Direktorat Jenderal Kehutanan 1980 jabon dapat tumbuh mulai dari dataran rendah pinggir laut sampai ke daerah pengunungan rendah dengan ketinggian 0−1.000 m dpl, di Jawa pada umumnya jabon tumbuh di bawah 1.000 m dpl. Jabon dapat tumbuh pada tanah dengan drainase cukup baik, seperti pada tanah-tanah yang periodik kering atau selalu basah yang secara tidak teratur tergenang air dan mengering. Tumbuhan jabon yang masih muda, perakarannya dapat tahan terhadap kekurangan zat asam O 2 selama 27 hari. Jabon pada umumnya tumbuh di tanah aluvial rendah di pinggir sungai dan daerah peralihan antara tanah rawa dan tanah kering yang kadang-kadang digenangi air. Jabon juga dapat tumbuh dengan baik di tanah liat, tanah lempung podsolik coklat, tanah tuft halus atau tanah berbatu yang tidak sarang. Sistem perakaran jabon tidak banyak diketahui, pada tempat-tempat basah diduga perakarannya dangkal dan banyak mempunyai akar permukaan. Daun- daun yang lebar baik sekali untuk menguapkan air transpirasi, oleh karena itu jabon baik ditanam untuk mengeringkan tanah-tanah yang basah Direktorat Jenderal Kehutanan 1980.

2.2.3 Budidaya