2.9 Pengaruh Pengolahan terhadap Penurunan Mineral
Pengolahan  pangan  bertujuan  untuk  mendapatkan  bahan  pangan  yang aman  untuk  dimakan  sehingga  nilai  gizi  yang  dikandung  bahan  pangan  tersebut
dapat  dimanfaatkan  secara  maksimal.  Tujuan  lain  dari  pengolahan  yaitu  agar bahan  pangan  tersebut  dapat  diterima,  khususnya  diterima  secara  sensori
penampakan, aroma, rasa dan tekstur Apriyantono 2002. Kerusakan  zat  gizi  berlangsung  secara  berangsur-angsur  tergantung  dari
proses  pengolahannya.  Penggunaan  peralatan  masak  dapat  mempengaruhi keberadaan dari  mineral, penggunaan perkakas  besi dapat  menaikkan kandungan
besi  dalam  bahan  pangan  yang  diolah  dengan  perkakas  tersebut  Gaman Sherrington  1992.  Faktor  yang  paling  berpengaruh  terhadap  tingkat  kerusakan
pada pemasakan dengan panas adalah lama waktu dan suhu pemanasan Soeparno 1994.
Perebusan  adalah  cara  memasak  makanan  dalam  cairan  yang  sedang mendidih  100
C.  Bahan  pangan  yang  dimasak  menggunakan  air  akan meningkatkan daya larut. Pemanasan dapat mengurangi daya tarik-menarik antara
molekul-molekul  air  dan  akan  memberikan  cukup  energi  pada  molekul  molekul air  tersebut  sehingga  dapat  mengatasi  daya  tarik  menarik  antar  molekul  dalam
bahan  pangan  tersebut,  oleh  karena  itu  daya  larut  mineral  pada  bahan  yang melibatkan ikatan hidrogen akan meningkat dengan meningkatnya suhu Winarno
2008. Penyiapan  makanan  dalam  kehidupan  sehari-hari  diakhiri  dengan  proses
pengolahan  panas.  Proses  pengolahan  makanan  dapat    meningkatkan  daya  cerna dan kenampakan, memperoleh flavor, dan merusak mikroorganisme dalam bahan
pangan Azizah et al. 2009. Pengolahan panas merupakan salah satu cara paling penting  yang  telah  dikembangkan  untuk  memperpanjang  umur  simpan.
Pengolahan  panas  juga  mempunyai  pengaruh  yang  merugikan  pada  zat  gizi, karena degradasi panas dapat terjadi pada zat gizi Harris  Karmas 1989. Proses
pengolahan  akan  memberikan  perubahan  karakteristik  secara  fisik  maupun komposisi kimia dalam sayuran.
Pengolahan  yang  biasa  dilakukan  terhadap  tanaman  kangkung  sebelum dikonsumsi  adalah  pengukusan.  Pengukusan  termasuk  perlakuan  pemasakan
menggunakan panas basah untuk mendapatkan hasil yang diinginkan yaitu aman,
bergizi dan dapat diterima secara sensori maupun kimia Harris   Karmas 1989. Pengukusan  secara  nyata  dapat  menurunkan  kadar  zat  gizi  makanan  yang
besarnya  bergantung  pada  cara  mengukus  dan  jenis  makanan  yang  dikukus. Keragaman  susut  zat  gizi  di  antara  berbagai  cara  pengukusan  terutama  terjadi
akibat penelusan dan degradasi oksidatif Harris  Karmas 1989. Alat  yang  digunakan  untuk  proses  pengukusan  berupa  dandang  yang
terdiri  dari  dua  bagian  yaitu  bagian  bawah  untuk  air  pengukus  dan  bagian berlubang  di  atasnya  untuk  tempat  sayuran.  Sebelum  sayuran  dimasukkan
sebaiknya  air  dididihkan  terlebih  dahulu,  setelah  itu  baru  sayuran  dimasukkan. Untuk  sayuran  berwarna  hijau  sebaiknya  dandang  jangan  ditutup  terlalu  rapat.
Metode pengukusan memberikan beberapa keuntungan yaitu kandungan gizi tidak banyak  berkurang, rasa  sayur  lebih enak, renyah,  dan  harum, serta kemungkinan
sayur menjadi hangus hampir tidak ada Novary 1999.
3  METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat