Daun kangkung dapat dipanen setelah 6 minggu sesudah penanaman. Jika penanaman basah yang digunakan, potongan kangkung sepanjang 12 inci ditanam
dalam lumpur dibiarkan basah dan tenggelam dalam air mengalir. Panen dapat dilakukan 30 hari setelah penanaman. Apabila pucuk tanaman dipetik, cabang dari
tepi daun akan tumbuh lagi dan dapat dipanen setiap 7 – 10 hari. Nisma Arman
2008
2.2 Morfologi Tumbuhan Kangkung Air Ipomoea aquatica Forsk.
Akar tumbuhan kangkung Ipomoea aquatic Forsk. tumbuh menjalar dengan percabangan yang cukup banyak. Pada bagian batang berbentuk menjalar
di atas permukaan tanah basah atau terapung, kadang- kadang membelit. Tangkai daun melekat pada buku-buku batang, bentuk daunnya seperti jantung, segitiga,
memanjang, bentuk garis atau lanset, rata atau bergigi, dengan pangkal yang terpancung atau bentuk panah sampai bentuk lanset Prasetyawati 2007.
Prasetyawati 2007 menjelaskan bahwa tanaman kangkung air memiliki karangan bunga di ketiak, bentuk payung atau mirip terompet, berbunga sedikit.
Terdapat daun pelindung tetapi kecil, daun kelopak bulat telur memanjang tetapi tumpul. Tonjolan dasar bunga bentuk cincin, tangkai putik berbentuk benang,
kepala putik berbentuk bola rangkap. Bentuk buahnya bulat telur yang di dalamnya berisi 3-4 butir biji. Bentuk biji bersegi-segi agak bulat dan berwarna
cokelat atau kehitam-hitaman. Habitat tumbuh tanaman kangkung air di tempat yang lembab, daerah rawa, parit, sawah, pinggir-pinggir jalan yang tergenang.
Menurut Steenis 2005 Tumbuhan Kangkung air Ipomoea aquatica Forsk. dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Tanaman kangkung air
termasuk semak, daur hidupnya kadang-kadang berumur satu tahun atau menahun Prasetyawati 2007. Tumbuhan kangkung air Ipomoea aquatica
Forsk. merupakan tumbuhan yang hidup di air dan biasanya disebut dengan hydrophyta. Sistem perakarannya di tanah meskipun tempat tumbuhnya adalah di
perairan Lukito 2001
2.3 Komposisi Gizi Tanaman Kangkung Air Ipomoea aquatica Forsk.
Tanaman kangkung sudah sangat dikenal masyarakat Indonesia karena tanaman ini termasuk dalam sayuran daun yang dikonsumsi sehari-hari oleh
masyarakat . Komposisi kimia tanaman kangkung air dapat di lihat pada Tabel 1 berikut :
Tabel 1 Komposisi kimia kangkung air dalam 100 gram bahan
Komponen Jumlah gram
Air 89,7
Karbohidrat 5,4
Protein 3,0
lemak 0,3
Kalori 0,029 Kcal
Kalsium 0,073
Potassium 0,05
Besi 0,0025
Vitamin C 0,032
Vitamin A 6300 s.l
Vitamin B 0,07
Sumber : Abidin et al. 1990
2.4 Anatomi dan Jaringan pada Tumbuhan
Individu tumbuhan terdiri dari organ, jaringan dan sel. Tiap-tiap bagian dari tumbuhan tersebut mempunyai susunan dan fungsinya masing-masing.
Anatomi organ yang umumnya dipelajari pada tumbuhan adalah akar, batang dan daun.
2.4.1 Akar
Akar merupakan organ tanaman yang berfungsi untuk memperkuat berdirinya tubuh tumbuhan, menyerap air dan unsur hara tumbuhan dari dalam
tanah, mengangkut air dan unsur hara ke bagian tumbuhan yang memerlukan, dan tempat penimbunan zat makanan cadangan. Anatomi akar primer yang dipotong
membujur tersusun dari tudung akar, epidermis akar, korteks, endodermis, dan stele Nugroho et al. 2006.
Menurut Mulyani 2006, Gambaran anatomi akar primer adalah sebagai berikut.
a. Tudung akar, merupakan penutup ujung akar yang tersusun dari sel-sel parenkim. Dickison 2000.
b. Epidermis epiblemlapisan piliferous. Sel-sel epidermis akar berdinding tipis dan biasanya tidak mengandung kutikula. Nugroho et al. 2006.
c. Korteks, umumnya tersusun atas sel-sel parenkim yang kadang-kadang mengandung karbohidrat dan kadang mengandung kristal. Nugroho et al.
2006. d. Endodermis, tersusun oleh satu lapis sel yang berbeda secara fisiologi, struktur,
dan fungsi dengan lapisan sel di sekitarnya Nugroho et al. 2006. e. Stele, Lapisan terluar dari stele adalah perisikelperikambium sehingga
letaknya di sebelah dalam dari endodermis dan di sebelah luar dari berkas pengangkut. Nugroho et al. 2006.
Pada Monocotyledoneae, biasanya tidak terjadi penebalan sekunder, tetapi terjadi sklerifikasi pada sebagian atau seluruh perisiklus. Fahn 1991; Mulyani
2006. Struktur anatomi akar tumbuhan Monocotyledoneae dan Dicotyledoneae dapat dilihat pada Gambar 2
Gambar 2 Struktur anatomi akar pada tumbuhan Monocotyledoneae dan Dicotyledoneae
Sumber: Arnett dan Braungart 1970
2.4.2. Batang
Batang tanaman memiliki tiga fungsi utama, yaitu mendukung daun dan struktur reproduksi, menyediakan pengangkut bagian dalam, dan menghasilkan
jaringan baru Berg 2008. Perbedaan nyata antara penampang melintang batang dan penampang melintang akar hanyalah ukuran unsur-unsur pengangkutan dalam
batang yang lebih besar dan lokasinya yang jauh dari pusat batang Fisher dan Dunham 1992. Pada organ batang terdapat tiga bagian pokok yang berkembang
dari jaringan protoderm, prokambium, dan meristem dasar, yaitu epidermis dan derivatnya, korteks, dan stele Nugroho et al. 2006.
Parenkim yang terdapat pada batang dan berhubungan dengan udara dalam ruang antar sel, biasa disebut aerenchym. Aerenchym merupakan parenkim
dimana ruang-ruang antar selnya cukup besar dan di dalamnya terdapat udara. Tumbuhan air mengandung aerenchym cenderung lebih besar, hal ini selain
memudahkan sistem aerasi juga membuat tumbuhan lebih mudah mengapung Sutrian 1992. Sel-sel aerenchym membentuk fenomena seperti bintang dan
disebut Sternzelle. Bentuk aerenchym pada tumbuhan Juncus effucus dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Sel bintang pada tumbuhan Juncus effusus; A= Letak Sel Bintang dalam Markparenkim; B= Dua sel diperbesar; C= Plasmodesma
Sumber: Brune et al. 2007
Endodermis merupakan jaringan yang terdiri dari selapis sel khusus, membatasi korteks dari silinder vaskuler. Sel-sel penyusun endodermis teratur
dalam bentuk lingkaran mengelilingi silinder vaskuler, sejajar dengan epidermis. Pada dinding-dinding sel endodermis terdapat jalur-jalur yang mengandung zat
lignin dan suberin. Sutrian 1992.
2.4.3. Daun
Daun biasanya tersusun oleh berbagai macam jaringan, tetapi secara garis besar tersusun atas jaringan pelindung epidermis dan derivatnya, jaringan dasar
mesofil, jaringan pengangkut, jaringan penguat, jaringan sekretori. Nugroho et al. 2006. Secara umum daun tersusun atas jaringan epidermis, mesofil, dan
jaringan pengangkut. Model penampang 3 dimensi jaringan pada daun dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Penampang jaringan daun
Sumber: Davidson 2005
Epidermis merupakan jaringan penyusun tubuh tumbuhan paling luar yang umumnya terdiri dari selapis sel dan terdapat pada bagian atas daun. Epidermis
mempunyai fungsi melindungi bagian dalam organ tumbuhan, sedangkan pada daun epidermis juga berfungsi mengurangi transpirasi, oleh karena itu sering
dilapisi kutikula dan lilin yang bersifat kedap air Sutrian 1992.
2.5 Pemeriksaan Histologi Tumbuhan
Histologi merupakan ilmu yang mempelajari struktur internal dari tanaman. Histologi berhubungan dengan struktur sel dan jaringan. Tanaman
terdiri atas jaringan vegetatif dan jaringan reproduktif. Secara morfologi, jaringan merupakan kesatuan sejumlah sel, serupa dalam asal-usul dan fungsi utama,
bersifat terus-menerus Eames dan MacDaniels 1953. Kajian objektif untuk mengidentifikasi histologi pada tanaman diukur dalam gambaran mikroskopis.
Morfologi sel digambarkan dengan ukuran sel dan bentuk dan dengan ketebalan dinding sel Guillemin et al. 2004.
Hasil preparat histologis pada tumbuhan dapat menunjukkan informasi yang tidak didapat melalui pemeriksaan secara visual. Banyak penelitian baik
dilakukan secara in vitro maupun in vivo bisa dimengerti karena adanya penelitian secara histologi. Sebagai contoh, somatik embrio dapat diproduksi di permukaan
daun, tetapi mungkin morfologi yang menyimpang tidak akan diketahui. Dengan menggunakan metode histologi dan pemeriksaan anatomi dengan cermat, para
peneliti akan dapat melihat karakteristik somatik embrio. Contoh lain dari teknik histologi digunakan untuk melihat struktur spesifik asli dari tumbuhan.
Perkembangan histologi dapat dipelajari dari waktu ke waktu secara teratur dengan melihat jaringan sampel atau langsung dilihat pada jaringan dewasa
Trigiano et al. 2005. Metode pembuatan preparat terlebih dahulu dilakukan sebelum
mempelajari histologi tanaman. Metode pembuatan preparat dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu preparat segar, preparat utuh whole mount, dan preparat yang
dilakukan proses penanaman embedding. Pembuatan preparat segar dilakukan dengan sayatan tipis melintang dan diletakkan pada gelas objek kemudian
diwarnai. Pembuatan preparat utuh merupakan metode pembuatan preparat sampel secara utuh biasanya untuk tanaman dengan ukuran kecil. Tahapan untuk
preparat ini terdiri atas fiksasi bertahap, penggunaan xilol berseri, pewarnaan, inkubasi, dehidrasi, dan perekatan ke gelas preparat, dan dilakukan penutupan.
Proses pembuatan preparat embedding terdiri atas gelatin embedding, paraffin embedding, nitrocellulose embedding, double embedding, dan embedding pada
plastik Kiernan 1990. Histologi merupakan ilmu yang mempelajari struktur internal dari
tanaman. Histologi berhubungan dengan struktur sel dan jaringan. Kajian objektif untuk mengidentifikasi histologi pada tanaman diukur dalam gambaran
mikroskopis. Morfologi sel digambarkan dengan ukuran dan bentuk, serta adengan ketebalan dinding sel Guillemin et al. 2004.
2.6 Analisis Proksimat pada Tumbuhan