Teori Kurva Laffer Utang

pemerintah, sehingga diperlukan pinjaman luar negeri untuk menutupi defisit tersebut. Begitu pula dengan penurunan pajak, maka akan meningkatkan pinjaman luar negeri untuk menutupi defisit anggaran karena kurangnya sumber penerimaan pemerintah.

2.4.2. Teori Kurva Laffer Utang

Teori Kurva Laffer Utang atau Debt Laffer Curve menggambarkan efek akumulasi pinjaman luar negeri terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto. Menurut teori ini, pinjaman luar negeri diperlukan pada tingkat yang wajar. Penambahan pinjaman luar negeri akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi sampai pada satu titik atau batas tertentu. Pada kondisi tersebut, pinjaman luar negeri merupakan kebutuhan normal setiap negara. Namun pada saat stok pinjaman luar negeri telah melebihi batas tersebut maka penambahan pinjaman mulai membawa dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan akumulasi pinjaman yang tinggi dapat berakibat buruk terhadap perekonomian melalui tereduksinya kemampuan membayar pinjaman luar negeri Batiz dan Batiz, 1994. Expected Debt Overhang Debt C Repayment B D A Debt Stock Sumber: Pattillo, 2002 Gambar 2.1 Kurva Laffer Utang Pada Gambar 2.1 dapat dilihat bahwa pada titik A ke titik B menggambarkan akumulasi pinjaman luar negeri yang meningkat serta kemampuan membayar pinjaman yang juga meningkat, hal ini disebabkan akumulasi pinjaman yang masih relatif kecil. Kedua peningkatan memiliki besar yang sama karena pada tingkat pinjaman yang rendah, kreditur dapat mengharapkan pembayaran yang penuh dari debitur. Pada tingkat pinjaman setelah titik B, peningkatan akumulasi pinjaman akan mengurangi kemampuan membayar pinjaman tersebut, sehingga terdapat probabilitas dimana debitur tidak mampu membayar pinjamannya secara penuh. Kondisi tersebut terjadi hingga mencapai titik C atau pada kondisi tejadinya debt overhang. Pada tahap selanjutnya, setelah titik C, akumulasi pinjaman akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini terjadi karena akumulasi pinjaman yang besar akan menyebabkan kewajiban membayar yang juga besar, dan akan memengaruhi pemerintah untuk menaikkan tingkat pajak sebagai sumber penerimaan pemerintah. Dengan kenaikan tingkat pajak akan memengaruhi investasi di dalam negeri dan menurunkan usaha produktif, sehingga pertumbuhan ekonomi akan semakin rendah dan kemampuan untuk melunasi pinjaman juga akan semakin rendah. Titik D menunjukkan reduksi pinjaman akan meningkatkan kemampuan membayar pinjaman dimana kreditur dan debitur akan mendapat keuntungan. Keuntungan yang akan didapatkan kreditur adalah pinjaman pokok dan cicilan pinjaman dapat dilunasi, sedangkan keuntungan yang akan didapatkan debitur adalah pertumbuhan ekonomi akan meningkat. Namun, reduksi pinjaman hanya akan diberikan kepada negara miskin yang tingkat pinjamannya sangat tinggi dan tidak memiliki kemampuan untuk membayar. Kurva Laffer menunjukkan dua bagian dari kurva, yaitu “good side” pada bagian kiri dari kurva dan “wrong side” pada bagian kanan dari kurva. Pada bagian “good side” menunjukkan kondisi peningkatan nilai pembayaran pinjaman luar negeri, sedangkan bagian “wrong side” menunjukkan kondisi dimana negara tidak memiliki kemampuan untuk membayar pinjaman secara penuh dan pembayaran aktual tergantung pada pelaksanaan kebijakan ekonomi.

2.4.3. Ricardian Equivalence