Uji Kointegrasi Hasil Uji Kausalitas Granger

4.1.3. Uji Stabilitas Vector Auto Regression VAR

Pengujian stabilitas VAR dilakukan pada hasil estimasi sistem persamaan VAR yang telah terbentuk. Untuk menguji stabil atau tidaknya estimasi VAR dilakukan melalui pengecekan kondisi VAR stability berupa roots of characteristic polynomial . Persamaan VAR dapat dikatakan stabil jika modulus dari seluruh roots of characteristic polynomial lebih kecil dari 1. Pada Tabel 4.4 dapat dilihat hasil dari pengujian stabilitas VAR. Tabel 4.4. Uji Stabilitas VAR Root Modulus 0,984892 0,984892 0,783981 – 0,285984i 0,834513 0,783981 + 0,285984i 0,834513 0,416444 – 0,246923i 0,484146 0,416444 + 0,246923i 0,484146 Sumber: Lampiran 3, data diolah Berdasarkan Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa sistem VAR yang digunakan bersifat stabil. Hal ini dapat dilihat dari 5 root yang diuji memiliki modulus lebih kecil dari 1, yaitu pada kisaran 0,984892 – 0,484146.

4.2. Uji Kointegrasi

Adanya variabel yang tidak stasioner meningkatkan potensi adanya hubungan kointegrasi antara variabel. Uji kointegrasi dilakukan untuk mengetahui apakah variabel yang tidak stasioner terkointegrasi atau tidak. Pengujian kointegrasi dilakukan untuk memperoleh hubungan jangka panjang yang stabil antar variabel yang telah memenuhi persyaratan untuk proses integrasi. Persyaratan untuk proses integrasi adalah semua variabel telah stationer pada derajat yang sama yaitu derajat satu I1. Salah satu cara untuk menguji kointegrasi yaitu dengan menggunakan tes kointegrasi Johansen. Uji kointegrasi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Johansen dengan membandingkan antara trace statistic dengan critical value yang digunakan, yaitu 5 persen. Jika trace statistic lebih besar dari critical value 5 persen, maka terdapat kointegrasi dalam sistem persamaan tersebut. Hasil uji kointegrasi berdasarkan uji kointegrasi Johansen dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Uji Kointegrasi Hypothesized No. Of CEs Eigenvalue Trace Statistic Critical Value 5 None 0,911583 99,56290 60,06141 At most 1 0,777986 55,90039 40,17493 At most 2 0,580931 28,81015 24,27596 At most 3 0,512240 13,15519 12,32090 At most 4 0,012829 0,232420 4,129906 Sumber: Lampiran 4, data diolah Hasil tes kointegrasi Johansen dengan menggunakan taraf nyata sebesar 5 persen, menunjukkan terdapat empat persamaan yang terkointegrasi. Hal itu dapat diketahui karena nilai trace statistic lebih besar dari pada nilai kritis 5 persen. Model yang akan digunakan adalah Vector Error Correction Model VECM, karena terdapat persamaan yang terkointegrasi.

4.3. Hasil Uji Kausalitas Granger

Uji kausalitas Granger dilakukan untuk melihat hubungan sebab akibat di antara variabel-variabel yang ada dalam model Firdaus, 2011. Hipotesis awal atau H yang diuji adalah tidak adanya hubungan kausalitas, sedangkan hipotesis alternatifnya atau H 1 adalah adanya hubungan kausalitas. Untuk menolak atau tidak menolak hipotesis awal atau H digunakan nilai probabilitas. Uji kausalitas pada penelitian ini menggunakan VAR Pairwise Granger Causality Test dengan taraf nyata 10 persen. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada nilai taraf nyata 10 persen, maka kita mempunyai cukup bukti untuk menolak H o dan menyimpulkan bahwa variabel tersebut mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel lain tertentu. Hasil dari pengujian kausalitas di dalam model dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Uji Kausalitas Granger Variabel Probabilitas does not Granger Cause FD G T GDP LIBOR FD 0,9474 0,8210 0,6772 0,2703 G 0,0991 0,7390 0,1351 0,0007 T 0,4975 0,1477 0,1717 0,0222 GDP 0,1024 0,1343 0,0843 0,0015 LIBOR 0,7237 0,3477 0,7992 0,4028 Sumber: Lampiran 5, data diolah Berdasarkan hasil uji kausalitas Granger pada Tabel 4.6, didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan dua arah, namun terdapat hubungan satu arah antara beberapa variabel. Hipotesis awal yang mengatakan FD tidak memengaruhi G, T, GDP, dan LIBOR tidak ditolak pada tingkat signifikan 10 persen, sehingga dapat disimpulkan pinjaman luar negeri tidak memiliki pengaruh terhadap pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, Produk Domestik Bruto, dan suku bunga internasional. Hipotesis awal yang mengatakan G tidak memengaruhi FD dan LIBOR ditolak pada tingkat signifikan 10 persen, sehingga dapat disimpulkan pengeluaran pemerintah memiliki pengaruh terhadap pinjaman luar negeri dan suku bunga internasional. Sedangkan untuk hipotesis awal yang mengatakan G tidak memengaruhi T dan GDP tidak ditolak pada tingkat signifikan 10 persen, sehingga dapat disimpulkan pengeluaran pemerintah tidak memiliki pengaruh terhadap penerimaan pajak dan Produk Domestik Bruto. Hipotesis awal yang mengatakan T tidak memengaruhi FD, G, dan GDP tidak ditolak pada tingkat signifikan 10 persen, sehingga dapat disimpulkan penerimaan pajak tidak memiliki pengaruh terhadap pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, dan Produk Domestik Bruto. Hipotesis awal yang mengatakan T tidak memengaruhi LIBOR ditolak pada taraf signifikan 10 persen, sehingga dapat disimpulkan penerimaan pajak memiliki pengaruh terhadap suku bunga internasional. Hipotesis awal yang mengatakan GDP tidak memengaruhi FD dan G tidak ditolak pada tingkat signifikan 10 persen, sehingga dapat disimpulkan Produk Domestik Bruto tidak memiliki pengaruh terhadap pinjaman luar negeri dan pengeluaran pemerintah. Sedangkan untuk hipotesis awal yang mengatakan GDP tidak memengaruhi T dan LIBOR ditolak pada tingkat signifikan 10 persen, sehingga dapat disimpulkan Produk Domestik Bruto memiliki pengaruh terhadap penerimaan pajak dan suku bunga internasional. Hipotesis awal yang mengatakan LIBOR tidak memengaruhi FD, G, T, dan GDP tidak ditolak pada tingkat signifikan 10 persen, sehingga dapat disimpulkan suku bunga internasional tidak memiliki pengaruh terhadap pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, dan Produk Domestik Bruto.

4.4. Hasil Penelitian