saat waktu luang dan tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Aktivitas tersebut biasanya juga bersifat menyenangkan, dan jika kegiatan tersebut merupakan
bagian dari komunitas yang tersusun dengan baik atau suatu agen perjalanan, kegiatan tersebut akan bersifat membangun dari segi sosial bagi seseorang yang
mengikutinya. Pada umumnya, rekreasi dan wisata memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk
mendapat kenikmatan dan penyegaran kembali mental dan fisik. Tempat tujuan bagi orang yang melakukan wisata merupakan suatu kesatuan ruang tertentu yang
dapat menarik keinginan untuk berekreasi. Setiap ruang umum dan pribadi yang diperuntukkan bagi penggunaan rekreasi merupakan area rekreasi Gold,1980.
Simonds dan Starke 2006 menggambarkan taman rekreasi sebagai tempat berbagai bentuk, gerakan, suara, warna, dan ilusi yang menyenangkan. Atmosfer
yang tercipta di dalamnya harus dapat mengejutkan, menarik, mengagumkan, sekaligus menggembirakan pengunjungnya.
2.3 Manajemen Pemeliharaan Taman Rekreasi
Pemeliharaan taman memerlukan manajemen yang baik. Menurut Stoner dan Freeman 1994, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pemimpinan, dan pengedalian upaya anggota organisasi dan proses penggunanaan semua sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Sternloff dan Warren 1984 menyatakan bahwa pemeliharaan lanskap dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal lanskap dengan segala fasilitas
yang ada di dalamnya agar kondisinya tetap baik dan sedapat mungkin mempertahankan keadaan yang sesuai dengan rancangan dan desain semula.
Manjamen pemeliharaan suatu areal atau kawasan memiliki prinsip dasar. Menurut Sternloff dan Warren 1984, prinsip dasar tersebut adalah sebagai
berikut. 1. Tujuan dan standar pemeliharaan harus ditetapkan.
2. Pemeliharaan harus dilaksanakan dengan waktu, tenaga kerja, peralatan, dan bahan yang ekonomis.
3. Operasional pemeliharaan hendaknya didasarkan pada rencana pemeliharaan.
4. Jadwal pekerjaan pemeliharaan harus didasarkan pada kebijakan dan prioritas.
5. Pengelola pemeliharaan hendaknya menekankan pada pemeliharaan untuk pencegahan.
6. Pengelola pemelihara harus terorganisir dengan baik. 7. Suatu agen taman rekreasi harus memiliki sumber dana yang cukup untuk
mendukung program pemeliharaan. 8. Suatu agen taman rekreasi harus menyediakan tenaga kerja yang cukup untuk
melaksanakan fungsi-fungsi pemeliharaan. 9. Program pemeliharaan harus dirancang untuk melindungi lingkungan alami.
10. Pengelola pemeliharan harus bertanggung jawab terhadap keamanan umum dan pegawai pemeliharaan.
11. Dalam desain dan kontruksi suatu taman rekreasi dan fasilitasnya, pemeliharaan hendaknya menjadi pertimbangan awal saat pembangunan.
12. Para pegawai pemeliharaan bertanggung jawab terhadap pencitraan khalayak umum dan pihak pengelolaaan taman rekreasi.
Pemeliharaan lanskap memerlukan manajemen yang terjadwal dengan baik agar semua kegiatan berjalan dengan lancar dan tepat. Menurut Sternloff dan
Warren 1984, perencanaan pengelolaan yang baik dan logis harus mencakup hal-hal seperti berikut:
1. inventarisasi lengkap seluruh area taman rekreasi, fasilitas, dan peralatan yang akan dipelihara;
2. perencanaaan pemeliharaan rutin secara tertulis yang meliputi a. standar pemeliharaan seluruh area, fasilitas, dan peralatan yang telah
didata dalam inventarisasi, b. pengidentifikasian dan pembuatan daftar kegiatan pemeliharaan rutin
untuk mencapai standar yang telah ditetapkan, c. prosedur yang menerangkan metode yang efisien dalam melaksanakan
kegiatan pemeliharaan rutin, d. frekuensi kegiatan pemeliharaan,
e. pegawai yang melaksanakan kegiatan, f.
bahan - bahan, termasuk bahan sekali pakai,
g. peralatan untuk melaksanakan kegiatan, dan h. pendugaan waktu yang akurat;
3. cara pelaksanaan pemeliharaan yang bersifat tidak rutin dan insidental seperti pekerjaan perbaikan atau persiapan untuk suatu acara khusus;
4. pemeliharaan yang bersifat pencegahan terhadap kondisi yang dapat mempercepat kerusakan melalui inspeksi yang sistematik dan terjadwal;
5. jadwal penugasan untuk tipe pekerjaan pemeliharaan yang meliputi perorangan, tim, atau kontraktor sehingga dapat terpantau dengan baik;
6. sistem untuk mendesain dan merencanakan pekerjaan, jadwal pemeliharaan, dan pengawasan beban kerja;
7. sistem analisis dan pengawasan biaya pemeliharaan. Pada suatu taman rekreasi berskala besar, biasanya manajemen
pemeliharaan dibentuk dalam suatu sistem organisasi. Sistem organisasi ini biasanya dibagi dalam beberapa seksi yang spesifik. Menurut Arifin dan Arifin
2005, seksi-seksi yang diperlukan dalam manjemen pemeliharaan agar mencapai efisiensi dan efektivitas kerja, antara lain, sebagai berikut:
1. Seksi Pemeliharaan Taman, yang meliputi berbagai pekerjaan pemeliharaan semua tanaman;
2. Seksi Pemeliharaan Bangunan Taman, yang meliputi berbagai pekerjaan pemeliharaan elemen keras taman;
3. Seksi Teknik Perpipaan dan Utilitas, yang meliputi pengawasan, pemeliharaan, dan pengontrolan terhadap keseluruhan utilitas;
4. Seksi Bengkel dan Pergudangan, yang meliputi inventarisasi seluruh peralatan pemeliharaan, pengontrolan kelancaraan kerja alat, dan perbaikan
apabila terdapat kerusakan. Jika dilihat dari segi penanggung jawab pekerjaan pemeliharaan, menurut
Sternloff dan Warren 1984, terdapat tiga sistemmetode pemeliharaan berikut: 1. sistem pemeliharaan unit, yaitu sistem dengan setiap unit taman mempunyai
tim pemeliharaan tersendiri; 2. sistem pemeliharaan khusus, yaitu pemeliharaan yang didasarkan pada
keahlian tertentu dari pegawainya, dan pegawai ini dapat berpindah dari satu unit ke unit lain;
3. sistem pemeliharan secara kontrak, yaitu seluruh pekerjaan pemeliharaan diserahkan dan dikerjakan oleh kontraktor.
Kapasitas kerja pegawai pemeliharaan berpengaruh terhadap efesiensi biaya pemeliharaan. Kemampuan dan keterampilan tenaga kerja sangat dibutuhkan agar
pemeliharan dapat berjalan dengan maksimal. Efektivitas tenaga kerja menurut Sternloff dan Warren 1984 sangat ditentukan oleh
1. motivasi kerja dan tingkat keterampilan yang dimiliki oleh pegawai; 2. sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan;
3. ketersediaan alat dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan; 4. tingkat pengawasan kerja di lapangan;
5. kelancaran komunikasi antara pimpinan dan pegawai. Untuk kolam di taman rekreasi yang berukuran besar atau jumlahnya relatif
banyak, misalnya, diperlukan kontrol sistem distribusi air bersih dan filtrasi air kolam. Sistem air bersih terdiri dari pompa air bersih, pompa deep well bila
menggunakan sumber air tanah, hydrofor, dan pompa drain. Sistem filtrasi berfungsi untuk menyaring air kolam sehingga air yang dihisap pompa tidak
terlalu banyak membawa kotoran Arifin dan Arifin, 2005. Kerusakan aliran air harus dapat diperbaiki sesegera mungkin. Pengelola pemeliharaan harus dapat
menjaga blueprints dan gambar akurat dari seluruh lokasi aliran atau pipa air pada suatu fasilitas taman rekreasi.
2.4 Rekreasi Ekologi