Topografi dan Tanah Vegetasi

secara langsung. Perusahaan ini merupakan penyedia air bersih layak pakai untuk masyarakat. Pembangunan kanal di Ocean Ecopark sebesar 20 dari luas Ocean Ecopark bertujuan meningkatkan kemampuan water management yang mampu mengantisipasi air pasang, gelombang laut, dan curah hujan yang tinggi. Selain itu, kanal ini juga berfungsi sebagai habitat ikan dan menjadi sumber air bagi kehidupan satwa lain serta tanaman yang berada pada pulau besar yang berada di tengah-tengah Ocean Ecopark. Sumber air kanal berasal dari air resapan tanah dan hujan. Letak Ocean Ecopark yang berdekatan dengan laut membuat air pada kanal bersifat payau karena tercampurnya air tawar dengan air laut yang asin. Pada musim kemarau, ketinggian air mengalami penurunan, saat itulah dua saluran inlet akan dibuka agar air pada kanal tidak mengalami kekeringan. Air tersebut berasal dari tiga sumber yang berbeda. Ketiga sumber tersebut adalah Kali Ancol, air limbah kolam renang yang masih layak pakai, dan air hujan. Ketiga sumber tersebut mengalami proses penyaringan dan penetralan pH terlebih dahulu agar tidak berbahaya. Pada musim hujan, ketinggian air akan melebihi kapasitas, sehingga pembuangan air akan dilakukan melalui tiga saluran outlet menuju ke Kali Ancol. Selain PAM dan kanal, sumber air Ocean Ecopark juga berasal dari RO. RO adalah tempat produksi air bersih yang didirikan oleh Taman Impian Jaya Ancol. Air bersih ini berasal dari air laut yang kemudian diolah dengan teknologi reverse osmosis. Penyulingan air laut menjadi bersih ini merupakan inovasi sebagai langkah mengantisipasi krisis air yang sering terjadi. Air RO ini digunakan untuk penyiraman tanaman di beberapa wilayah di Ocean Ecopark. Namun, karena sulitnya birokrasi, penggunaan air RO ini bukan menjadi sumber utama air untuk Ocean Ecopark.

4.1.6 Topografi dan Tanah

Pada awal pembangunan Taman Impian Jaya Ancol, Ocean Ecopark dahulunya merupakan sebuah lapangan golf. Namun, pada tahun 2009 lapang golf ditutup dan dibangun menjadi Ocean Ecopark pada awal tahun 2010. Ocean Ecopark tidak mengalami banyak perubahan kontur dalam proses pembangunannya. Konturnya tetap bergemlobang mengikuti topografi awal lapangan golf. Saat pembangunan Ocean Ecopark berlangsung proses cut and fill dilakukan pada beberapa titik untuk pembuatan kanal. Tanah Ocean Ecopark merupakan tanah lumpur yang berasal dari proses cut and fill pembuatan kanal. Tanah lumpur ini sifatnya keras, tidak subur, dan mengandung kadar garam karena berdekatan dengan laut sehingga pada kondisi ini tidak ada tanaman yang bertahan hidup. Untuk menyiasati hal tersebut, bagian yang akan dijadikan untuk taman diurug dengan tanah merah super setinggi 10-20 cm. Tanah merah super ini subur sehingga tanaman dapat tumbuh.

4.1.7 Vegetasi

Ocean Ecopark merupakan kawasan rekreasi yang didominasi oleh elemen lunak. Vegetasi merupakan salah satu elemen lunak yang dijual di dalam kawasan rekreasi ini. Ocean Ecopark menawarkan kenyamanan dan kesejukan yang diperoleh melalui banyaknya vegetasi yang ditanam. Jenis vegetasi yang ada di Ocean Ecopark saat ini diodominasi oleh pepohonan dan rumput. Semak, perdu, dan tanaman air berfungsi sebagai aksen pada zona-zona tertentu. Vegetasi di Ocean Ecopark ditanam berdasarkan konsep tiap kawasan yang berbeda-beda. Ocean Ecopark memiliki vegetasi eksisting sebelum adanya pembangunan tempat rekreasi ini, vegetasi tersebut adalah Accasia mangium, Barringtonia asiatica, Cocos nucifera, Khaya senegalensis, Kigelia pinnata, Melia azaderach, Parkia speciosa, Pritchardia pacifica, Sterculia foetida, dan Terminalia catappa. Salah satu pohon yang dibudidayakan di Ocean Ecopark adalah ebony Diospyros celebica atau lebih dikenal dengan sebutan Kayu Hitam Sulawesi. Pohon ini menghasilkan kayu yang berkualitas baik. Berwarna cokelat gelap, kehitaman, atau hitam belang-belang kemerahan. Saat ini, Ocean Ecopark sedang dalam masa pengembangan sehingga nantinya kawasan rekreasi ini akan memiliki jenis vegetasi yang semakin beragam. Selain itu, pohon-pohon yang ada pada kawasan ini tergolong baru sehingga masih banyak pohon yang belum tumbuh besar sesuai dengan yang diharapkan. Menurut prediksi pihak pengelola, diharapkan kurang lebih 5 tahun lagi, pohon-pohon yang ada pada kawasan ini sudah tumbuh besar dan kawasan rekreasi ini menjadi teduh dan nyaman untuk pengunjung. Jenis data vegetasi dapat dilihat pada Lampiran 6. Pengelola Ocean Ecopark menargetkan untuk menanam 200-300 pohon dalam setiap satu hektar. Jadi, untuk ke depannya Ocean Ecopark yang memiliki luas sekitar 34 hektar akan memiliki pohon lebih dari 3.000 pohon. Saat ini, Ocean Ecopark masih berusaha untuk mencapai target yang telah ditentukan.

4.1.8 Satwa