Metode AHP Analytical Hierarchy Process

20 Moderator yang baik untuk Focus Group Discussion FGD adalah: 1. Memiliki pemahaman dan dapat berinteraksi dengan baik. 2. Permisif mudah mengijinkan. 3. Mampu melibatkan semua peserta. 4. Mampu merangsang responden yang kurang responsif. 5. Fleksibel, mudah berimprovisasi. 6. Mampu mengendalikan diskusi pada tingkatan intelektual maupun emosional.

2.9. Metode AHP Analytical Hierarchy Process

Salah satu alat metoda yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan untuk bisa memahami kondisi suatu sistem dan membantu dalam melakukan prediksi dan pengambilan keputusan adalah Analytical Hierarchy Process AHP, metode yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty ini bertujuan untuk memodelkan problem-problem tak terstruktur, baik dalam bidang ekonomi, sosial maupun sains manajemen. Pada penerapan metode AHP yang diutamakan adalah kualitas data dari responden, dan tidak tergantung pada kuantitasnya. Oleh karena itu, penilaian AHP memerlukan pakar sebagai responden dalam pengambilan keputusan alternatif. Para pakar disini merupakan orang-orang kompeten yang benar-benar menguasai, mempengaruhi pengambilan kebijakan atau benar-benar mengetahui informasi yang dibutuhkan. Secara umum, keuntungan penggunaan metode AHP dapat diuraikan sebagai berikut Saaty, 1993 : 1. AHP memberi satu model yang mudah dimengerti dan luwes untuk aneka ragam permasalahan. 2. Mensintesis suatu hasil yang representative dari berbagai penilaian yang berbeda. 3. Mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan pemilihan alternatif terbaik. 4. Menuntun ke arah suatu taksiran menyeluruh terhadap kebaikan setiap alternatif. 5. Melacak konsistensi logis dari berbagai pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas. 1. 2.

3. 4.

5. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6 6 6. 6. 6. 6. 6. 6 6 6. 6 6. . 6 6. 6 6 6. 6 6. 6. 6. 6. 6 6. 6 . 6 6 6 6 6 6 2. 2. 2. 2.

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2. 2

2 2.

2 2

2 2

2 2.

2 2

2. 2

2 2

2. 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 9

9 ke e ke ke ke ke e ke ke k ke e ke k k ke ke k k k k k ke ke ke k e k e k ke k ke k k k ke ke e e e e e e ke ke ke k ke e e e e e p me m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m Pr P Pr Pr P Pr P P Pr P P P Pr Pr P P P Pr Pr P Pr P Pr Pr Pr P Pr Pr P Pr P P P Pr Pr P Pr P Pr P Pr Pr P P P P P P P P P P P P Pr P Pr Pr P Pr Pr Pr Pr P Pr Pr Pr r P P P P P P o un un un un n un un un un un un un u un un un un un un un un n un un un un un un u un un u u un u u un n un n n un u n u n un un u u u u un un u un n n u n n n n u u un n u u t so so so so so so so so so so so so so so so so so s o o o o so so s o so so so o o so o so so so so o o s o o o o s o so so o so o o o o so s s s s s o s re re re re re e r re re re re re re e re re e re e r re e e re e e e re e e e e re e re e e e e e r re re r r re e r e r e e e s AH A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A al l al al al al l al al al al al al l l al al a l l l al al al l l l al l l l al al l al l l al l al l al al a l al al a al l a a al a al a te t t t t t me inf seb 1. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2. 2.

2 2

2 2

2. 2

2. 2. 2. 2. 2 2.

2 2

2 2.

2 2

2 2

2 2

2. .

. 2

2 2

2 3. 3. 3. 3 3.

3. 3

3 3

3 3. 3. 3.

3 3

3 3.

3. 3

3. 3

3 3

3 3

3 3

3 3

3. 3.

3. 3

3 3

3 3

3 3. 3 3. . 3 3 .

3 4.

4 4.

4 4

4 4. 4. 4.

4 4

4 4

4 4

4 4

4. 4

4 4

4. 4.

4 4

4 4.

4 4

4 4.

4. 4

4. 4

4 4

4 4

4 4

4 4

4 4

4 4

4 5. 5 5. 5. 5. 5. 5. 5. 5.

5. 5

5 5

5 5

5. 5.

5 5

5. 5. 5. 5.

5 5

5 5

5. 5. . 5.

5 5

5 5

5. 5

5 5

5 5.

5 5

. 21 6. Dapat menangani saling ketergantungan antar faktor dalam suatu sistem. 7. Memadukan ancangan deduktif dan ancangan sistem berdasarkan sistem dalam masalah yang kompleks. Kelemahan yang diperoleh dengan menggunakan metode ini yaitu : 1. Jika RI Random Index lebih besar dari 0,1 maka mutu informasi harus diperbaiki dengan revisi penggunaan pertanyaan maupun pengisian ulang kuesioner. 2. Responden yang digunakan adalah orang-orang yang mengetahui, menguasai, dan mempengaruhi pengambilan kebijakan atau mengetahui informasi yang dibutuhkan. Saaty 1993, menyatakan bahwa terdapat tiga prinsip dalam memecahkan persoalan dengan analisis logis eksplisit, yaitu: 1 Prinsip menyusun hierarki, 2 Prinsip menetapkan prioritas, dan 3 Prinsip konsistensi logis. 1. Prinsip Menyusun Hierarki Manusia mempunyai kemampuan untuk mempersepsi benda dan gagasan, mengidentifikasinya, dan mengkomunikasikan apa yang mereka amati. Untuk memperoleh pengetahuan terinci, pikiran kita menyusun realitas yang kompleks ke dalam bagian yang menjadi elemen pokoknya, dan kemudian bagian ini ke dalam bagian-bagiannya lagi, dan seterusnya secara hierarkis. Jumlah bagian-bagian ini biasanya berkisar antara lima sampai sembilan. 2. Prinsip Menetapkan Prioritas Manusia juga mempunyai kemampuan untuk mempersepsikan hubungan antara hal-hal yang mereka pahami, membandingkan sepasang benda atau hal yang serupa berdasarkan kriteria tertentu, dan membedakan kedua anggota pasangan itu dengan menimbang intensitas preferensi mereka terhadap hal yang satu dibandingkan dengan hal lainnya. Lalu mereka mensintesis penilaian mereka melalui imajinasi, atau dalam hal menggunakan AHP, melalui suatu proses logis yang baru dan memperoleh pengertian yang lebih baik tentang keseluruhan sistem. 3. Prinsip Konsistensi Logis Manusia mempunyai kemampuan untuk menetapkan relasi antar obyek atau antar pemikiran sedemikian sehingga koheren, yaitu obyek-obyek atau 6. 7. 1. 2. 2.

2. 2

2 2.

2 2

2 2.

2 2

2 2

2 2

2 2.

2. 2

2 2.

2 2

2 2

2 2

2. 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2.

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

. 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 2

2 pe pe pe pe p p pe p pe pe pe pe pe p pe pe pe pe pe p pe pe pe p pe p p pe pe p pe p pe pe p pe pe pe pe pe pe p p p p p p pe pe pe p p p e e pe p p e p p p p r Pr Pr P P P P P Pr Pr Pr P P Pr Pr P P P Pr Pr P P Pr P Pr P P P P P P P P P P P P P P P P P Pr P P P P P P P P P Pr P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P i 1.

1 1

1 1

1 1

1. 1.

1. 1

1 1

1 1.

1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

1. 1

1 1

1 .

1. 1

1. 1

1 1

1 1.

1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

1 2.

3 3

3 3

3 3

3 3

3. 3

3. 3

3. 3

3 3

3 3

3 3

3 3

22 pemikiran itu saling terkait dengan baik dan kaitan mereka menunjukkan konsistensi. Konsistensi berarti dua hal, pertama bahwa pemikiran atau obyek yang serupa dikelompokkan menurut homogenitas dan relevansinya, kedua adalah bahwa intensitas relasi antar gagasan atau antar obyek yang didasarkan pada suatu krieria tertentu, saling membenarkan secara logis.

2.10. Penelitian Terdahulu