UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
5. Subscrioptio : yaitu tanda tangan paraf dokter penulis resep berguna
sebagai legalitas dan keabsahan resep tersebut.
6. Pro diperuntukkan : dicantumkan nama dan tanggal lahir pasien.
Teristimewa untuk obat narkotika juga hatus dicantumkan alamat pasien untuk pelaporan ke Dinkes setempat.
2.3.7 Kerahasiaan dalam Penulisan Resep
Resep merupakan sarana komunikasi professional antara dokter penulis resep, APA penyediapembuat obat dan penderita yang menggunakan obat
Lestari, 2002. Oleh karena itu, resep tidak boleh diberikan atau diperlihatkan kepada yang tidak berhak karena resep bersifat rahasia. Rahasia dokter dengan
apoteker menyangkut penyakit penderita, khusus beberapa penyakit, dimana penderita tidak ingin orang lain mengetahuinya. Oleh karena itu kerahasiaannya
dijaga, kode etik dan tata cara kaidah penulisan resep Jas, 2009.
Resep asli harus disimpan di apotek dan tidak boleh diperlihatkan kecuali oleh yang berhak, yaitu
8,10,11
:
1. Dokter yang menulis atau merawatnya.
2. Pasien atau keluarga pasien yang bersangkutan.
3. Paramedis yang merawat pasien.
4. Apoteker yang mengelola apotek bersangkutan.
5. Aparat pemerintah serta pegawai kepolisian, kehakiman, kesehatan yang
ditugaskan untuk memeriksa. 6.
Petugas asuransi untuk kepentingan klem pembayaran.
2.3.8 Pengkajian Resep
Kegiatan pengkajian resep meliputi administrasi, kesesuaian farmasetik dan perumbangan klinik. Jika ditemukan ketidaksesuaian dari hasil pengkajian
maka apoteker harus menghubungi dokter penulis resep
2.3.8.1 Kajian administrasi
Kajian administrasi meliputi : a.
Nama pasien, umur, jenis kelamin dan berat badan; b.
Nama dokter, nomor Surat Izin Praktik SIP, alamat, nomor telpon dan paraf; dan
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
c. Tanggal penulisan resep
2.3.8.2 Kajian kesesuaian farmasetik
Kajian kesesuaian farmasetik meliputi 1.
Bentuk dan kekuatan sediaan; 2.
Satbilitas; dan 3.
Kompatibilitas ketercampuran obat
2.3.8.3 Pertimbangan klinis
Pertimbangan klinis meliputi 1.
Ketepatan indikasi dan dosis obat; 2.
Aturan, cara dan lama penggunaan obat; 3.
Duplikasi dan atau polifarmasi 4.
Reaksi obat yang tidak diinginkan alergi, efek samping, obat, menifestasi klinis lain;
5. Kontraindikasi; dan
6. Interaksi.
2.3.8.4 Dispensing
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian informasi obat.Setelah melakukan pengkajian resep dilakuakn berbagaihal seperti berikut:
a. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan resep
b. Menghitung kebutuha jumlah Obat sesuai dengan Resep;
c. Mengambil Obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan
memperhatikan nama obat, tanggal kadaluarsa dan keadaan fisik obat. d.
Melakukan peracikan obat bila diperlukan e.
Memberikan etiket sekurang-kurangnya meliputi : 1.
Warna putih untuk obat dalamoral 2.
Warna biru untuk Obat luar dan suntik 3.
Menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan bentuk suspense atau emulsi.
f. Memasukkan obat kedalam wadah yang tepat dan terpisah untuk obat
yang berbeda untuk menjaga mutu obat dan menghindari penggunaan yang salah.
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Setelah penyiapan obat dilakukan hal sebagai berikut : a.
Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus melakukan pemeriksaan kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara
penggunaan serta jenis dan jumlah obat kesesuaian antara penulisan etiket dengan resep
b. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien
c. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien
d. Menyerahkan obat yang disertai dengan pemberian informasi obat;
e. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal yang terkait
dengan obat antara lain manfaat obat, makanan dan minuman yang harus dihindari , kemungkinan efek samping, cara penyimpanan obat
dan lain-lain; f.
Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin
emosinya tidak stabil; g.
Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya;
h. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan di paraf oleh
apoteker apabila diperlukan; i.
Menyimpan resep pada tempatnya ; j.
Apoteker membuat catatan pengobatan pasien
2.3.9 Tanda-tanda pada resep
Tanda- tanda pada resepadalah sebagai betikut
8,10
1. Tanda Segera, diberikan untuk pasien yang harus segera memerlukan
obat, tanda segera atau peringatan dapat ditulis sebelah kanan atas atau bawah blanko resep, yaitu: Cito = segera, Urgent = penting,
Statim = penting sekali dan PIM Periculum in mora = berbahaya bila ditunda. Urutan yang didahulukan adalah PIM, Statim, dan Cito.
2. Tanda tidak dapat diulang, Ne iteratie N.I. Apabila dokter tidak
ingin resepnya diulang, maka tanda N.I ditulis di sebelah atas blanko resep. Resep yang tidak boleh diulang adalah resep yang
mengandung obat-obatan narkotik, psikotropik dan obat keras yang
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
telah ditetapkan oleh pemerintah atau Menteri kesehatan Republik Indonesia.
3. Tanda
resep dapat
diulang, Iteratie
Iter.Apabila dokter
menginginkan agar resepnya dapat diulang, dapat ditulis dalam resep di sebelah kanan atas dengan tulisan iter Iteratie dan berapa kali
boleh diulang. Misal, iter 3x, artinya resep dapat dilayani 4x 1 + 3x ulangan. Untuk resep yang mengandung narkotika, tidak dapat
diulang N.I tetapi harus dengan resep baru. 4.
Tanda dosis sengaja dilampaui.Tanda seru dan paraf dokter diberi di belakang nama obatnya jika dokter sengaja member obat dosis
maksimum dilampaui. 5.
Resep yang mengandung narkotik, tidak boleh ada iterasi yang artinya dapat diulang, aturan pakai jelas yaitu tidak boleh ada tulisan
u.c. usus cognitus yang berarti pemakaiannya diketahui, tidak boleh ada m.i. mihipsi yang berarti untuk dipakai sendiri tetapi obat
narkotik di dalam resep diberi garis bawah tinta merah. Selain itu, resep yang mengandung narkotik harus disimpan terpisah dengan
resep obatlainnya.
2.3.10 Persyaratan Menulis Resep dan Kaidahnya