3. Hafalan Qur‟an, hadits serta do‟a sehari-hari
Standar Kelulusan SDIT Al-Muhajirin menetapkan bahwa setiap siswa-siswinya minimal menghafalkan 2 juz dari 30 juz Al-
qur‟an, yaitu juz 29 dan juz 30.
25
Hafalan Al- qur‟an, hadits dan do‟a sehari-hari
dimasukkan kedalam mata pelajaran sehari-hari, yaitu Tahfidz dan Pendidikan Agama Islam. Untuk memperkuat hafalan-hafalan siswa
setiap pagi sebelum KBM dimulai diadakan Muroja‟ah pengulangan.
Kegiatan Muroja‟ah terbagi menjadi dua, yaitu muroja‟ah yaumiyah atau
muroja‟ah harian senin-kamis yang dilakukan dikelas masing-masing dipimpin oleh wali kelas dan
Muroja‟ah Usbu‟iyah atau muroja‟ah mingguan Jum‟at dipimpin oleh kepala sekolah atau wakil kepala
sekolah bagian kesiswaan. Muroja‟ah usbu‟iyah di ikuti oleh seluruh
siswa dan guru-guru bertempat dilapangan sekolah. Setelah kegiatan Muroja‟ah usbu‟iyah siswa-siswi diberikan nasehat-nasehat mengenai
adab-adab dalam islam yang berlandaskan hadits nabi, misalnya adab saat makan dan minum, adab bergaul kepada teman sebaya dan guru,
adab dalam marah, adab dalam berpakaian, adab dalam menjaga kebersihan,kepribadian seorang muslim, dll.
26
Gambar diatas menunjukkan seorang siswa menyetorkan hafalannya kepada guru tahfidz nya. Setoran hafalan ini dilaksanakan setiap
25
Hasil wawancara Koordinator Tahfidz SDIT Al-Muhajirin 15 desember 2015
26
Hasil obbservasi pada tanggal 15 April 2016
Gambar 4.4 Siswa menyetorkan hafalan kepada guru Tahfidz
seminggu sekali. Alokasi waktu untuk pembelajaran tahfidz dalam seminggu yaitu 8x35 menit dan setiap minggunya siswa wajib
menyetorkan hafalannya yang telah dihafal pada pertemuan sebelumnya. Berkaitan dengan cara menanamkan karakter mulia kepada anak
melalui hafalan al- Qur‟an, Do‟a dan hadits, Bapak Maulid Rokhim,
S.Pd.I mengatakan bahwa: Menghafal Al-
qur‟an berpengaruh dalam pembentukan karakter mulia dalam diri anak, karena selain menghafal anak diperkenalkan
kandungan-kandungan yang terdapat dalam ayat yang akan di hafal, dengan memahami isinya akan menjadi konsep diri anak
dalam bergaul dengan teman, guru, orang tua dan lingkungan yang akan menjadi karakter-karakter mulia dalam diri nya. Begitu juga
dengan hadits-
hadits dan do‟a-do‟a pilihan yang di ajarkan di SDIT Al-Muhajirin. Sengaja di pilih hadits yang pendek dan mudah
dipahami anak agar anak mudah mempraktekkan nya dalam kehidupan.
27
Gambar diatas menunjukan kegiatan muroja‟ah „Usbuiyah atau muroja‟ah mingguan yang diikuti oleh seluruh siswa dan dewan guru
SDIT Al- Muhajirin. Selain muroja‟ah atau mengulang kembali hafalan
juga diadakan penyampaian hadis-hadis yang berkenaan dengan akhlaqul karimah, misalnya adab dalam berbicara, adab dalam makan dan minum,
adab pergaulan antara sesama. 4.
Pembiasaan Akhlaqul karimah
27
Hasil wawancara Koordinator Tahfidz SDIT Al-Muhajirin 15 desember 2015
Gambar 4.5 Kegiata Muroja ah Usbuiyah pada hari Ju at
SDIT Al-Muhajirin menjadikan Akhlaqul karimah sebagai budaya yang wajib diterapkan dan dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah dari
mulai kepala sekolah, guru, siswa-siswi, para staff kepegawaian, komite serta wali murid dalam pergaulan sehari-hari terutama saat berada dalam
lingkungan sekolah. Diantara peraturan-peraturan untuk menumbuhkan budaya dan kebiasaan tersebut menyebutkan dalam berperilaku social di
SDIT harus menerapkan: a.
Membiasakan mengetuk pintu dan mengucapkan salam sebelum masuk dan keluar kantor, ruang guru atau ruang kelas
b. Membiasakan mengucap salam dan berjabat tangan salaman jika
bertemu dengan guru c.
Membiasakan izin kepada guru jika ingin keluar kelas d.
Membiasakan sopan dan santun dalam berperilaku kepada guru maupun teman sebaya
e. Membiasakan tidak berkata jorok dan mengolok-olok teman.
f. Bersikap baik terhadap teman tidak main dengan kasar dan
memaksa g.
Tidak boleh makan dan minum sambil berdiri dan jalan-jalan h.
Makan dan minum secukupnya dan menggunakan tangan kanan i.
Makan dan minum dengan rapi dan tertib j.
Membiasakan menyisihkan uang jajannya untuk amal jariyah k.
Membiasakan bersikap mandiri dan bertanggung jawab l.
Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
28
28
Observasi pada tanggal 15 April 2016
Suasana yang terlihat pada gambar di atas berlangsung ketika jam istirahat, siswa makan dengan tertib menggunakan tangan kanan dan
duduk di bangkunya masing-masing. Setelah semua siswa menghabiskan makanannya barulah diperbolehkan untuk bermain di luar kelas atau
melaksanakan aktivitas lain seperti membaca buku cerita.
29
5. Outbond dan Wisata Ilmiah
Kegiatan Outbond dan Wisata Ilmiah dilaksanakan oleh SDIT Al- Muhajirin selama satu tahun sekali. Outbond dilaksanakan setiap awal
semester ganjil, sedangkan wisata ilmiah dilaksanakan setiap awal
29
Observasi pada tanggal 01 Agustus 2016
Gambar 4.6 Peraturan kelas yang dibuat untuk menanamkan akhlak karimah
Gambar 4.7 Suasana makan saat jam istirahat
semester genap. Kegiatan ini dimaksudkan untuk melatih psikomotorik serta sensorik anak agar mereka memiliki pengalaman langsung dalam
belajar. Selain itu kegiatan outbond dan wisata ilmiah juga dapat membentuk karakter disiplin, tangguh, kerjasama bekerja keras dan
menumbuhkan daya saing yang positif.
30
Gambar 4.8 Keceriaan saat kegiatan outbond dan wisata ilmiah
6. Market Day
Kegiatan market day bertujuan untuk mengenalkan kepada siswa tentang nilai mata uang, selain itu kegiatan ini bertujuan membangun
jiwa wirausaha yang ada dalam diri siswa. Market Day diagendakan terlaksana setiap hari Jum‟at pada minggu ke-1 dan ke-3 dalam setiap
bulan nya, yang perserta nya adalah seluruh siswa-siswi SDIT Al- Muhajirin digilir berdasarkan level kelas.
Suasana ceria saat pelaksanaan market day di hari jum‟at terlihat
jelas pada gambar diatas. Selain mengajarkan nilai mata uang kepada siswa-siswi SDIT Al-Muhajirin kegiatan ini berhasil membangun jiwa
30
Dokumen SDIT Al-Muhajirin tahun 2015
Gambar 4.9 Keceriaan saat market day
wirausaha yang ada dalam diri siswa. Hal ini terbukti dengan kepiawaian siswa dalam melayani pembeli. Selain itu diharapkan siswa juga dapat
menghargai setiap jerih payah orang tuan nya dalam mencari uang sehingga mereka akan lebih menghargai dan menjaga yang mereka
miliki.
31
7. Keputraan dan Keputrian
Kegiatan keputraan dan keputrian diterapkan untuk siswa kelas 4 sampai 6 dengan cara mengelompokkan berdasarkan jenis kelamin. Hal
ini dilakukan untuk mempersiapkan diri dalam bergaul antara laki-laki dan perempuan ketika mereka sudah baligh nanti, diharapkan mereka
dapat menjaga kesucian diri dalam pergaulannya. Setiap kelas mendapatkan jadwal keputraan dan kepturian sekali dalam satu
minggu,keputraan kelas 4 hari selasa, kelas 5 hari rabu dan kelas 6 hari kamis, sedangkan keputrian dilaksanakan setiap hari jum‟at saat para
siswa sedang melaksanaka n shalat jum‟at. Materi yang diberikan adalah
pendalaman materi agama islam dengan materi Aqidah, Fiqh, dan Akhlaq, diantara materinya adalah Rukun Iman, Kaifiyah wudhu,
kaifiyah shalat fardhu dan shalat berjama‟ah, adab di masjid, adab kepada orang tua, guru dan sesama.
32
Program keputraan dan keputrian mendapatkan support penuh dari pihak atasan namun sangat disayangkan
ada beberapa kendala yang muncul selama pelaksanaannya. Seperti yang di paparkan oleh koordinator ubudiyah bahwa:
kendala adalah kurangnya dukungan dari guru-guru yang dimintai untuk menjadi narasumber dengan alasan waktu kegiatan tersebut bentrok
dengan jam mengajar, selain itu waktu yang terbatas juga menjadi kendala khususnya pada program keputrian yang hanya memiliki durasi
sekitar 30 m
enit saat shalat jum‟at belum lagi dipotong dengan shalat dzuhur berjama‟ah.
33
31
Observasi pada tanggal 15 April 2016
32
Hsil wawancara Koordinator Ubudiyah pada tangga 24 Juni 2016
33
Ibid., wawancara kordinator ubudiyah
3. Faktor Pendukung dan Penghmbat Implementasi Pendidikan
Karakter Di SDIT Al-Muhajirin
Berikut ini merupakan pemaparan mengenai factor prndukung dan penghambat implementasi pendidikan karakter di SDIT Al-Muhajirin serta
upaya yang dilakukan sekolah dalam mengatasi hambatan implementasi pendidikan karakter.
1. Faktor-faktor pendukung pendidikan karakter di SDIT Al-Muhajirin
Diantara factor pendukung dalam implementasi pendidikan karakter di SDIT Al-Muhajirin menurut koordinator tahfidz Maulid Rohim, S.Pdi,
beliau mengatakan bahwa:
34
Pendidikan yang
sempurna adalah
pendidikan yang
mengedepankan perbaikan karakter dengan menanamkan karakter islami, karena dalam islam semua sudah jelas aturannya,
bagaimana seorang muslim harus bersikap baik pada diri sendiri, dengan orang lain bahkan pada lingkungannya. Seperti misalnya
bersikap pada diri sendiri dengan menjaga kehormatan dirinya dengan tidak memperlihatkan auratnya, tidak membanggakan
bentuk tubuhnya, hal-hal seperti itu yang harus diperbaiki oleh pendidikan.
Pendidikan tidak hanya mendidik anak menjadi cerdas dalam pengetahuan melainkan secara cerdas secara sikap dan perilaku.
Untuk melaksanakan pendidikan seperti itu tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja sekolah tapi membutuhkan kerjasama semua
pihak terutama keluarga dan lingkungan masyarakat. Ketika disekolah anak akan berpanutan pada guru nya di sekolah
sedangkan ketika anak berada dirumah orang tua nya lah yang menjadi panutan, oleh sebab itu karakter orang tua juga harus
dibina, sebab orang tua yang baik akan memberikan pengaruh dalam pendidikan anak.
Sedangkan saat wawancara dengan Wakasek bid.kurikulum Ridwan Malik,S.Pd berkaitan dengan factor pendukung implementasi pendidikan
karakter anak di SDIT Al-Muhajirin, beliau mengatakan:
35
Mencetak generasi muslim yang berakhlaq Imtaq Iman dan Taqwa dan berwawasan iptek Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
merupakan visi SDIT Al-Muhajirin. Sehingga diharapkan setelah lulus siswa dapat mengemban amanahnya sebagai kholifah fil ardh.
34
Wawancara Koordinator Tahfidz SDIT Al-Muhajirin 15 desember 2015
35
Wawancara Wakasek bid. Kurikulum pada tanggal 15 Desember 2016
Untuk semua itu SDIT Al-Muhajirin menerapkan konsep full day school sehingga diharapkan dapat dengan leluasa mengembangkan
kurikulumnya. Dalam konsep pembelajaran SDIT tidak mengenal istirahat. Waktu yang biasa kita gunakan untuk istirahat sebenarnya
adalah pembiasaan-pembiasaan yang kita tanamkan untuk anak, yaitu pembiasaan makan dengan baik, makan tidak menggunakan
tangan kiri, makan dan minum tidak sambil berdiri serta pembiasaan bergaul yang baik terhadap teman. Karakter islami
serta berkepribadian yang kokoh dapat menjadi bekal utama dalam hidup bermasyarakat yang sangat dibutuhkan oleh siswa-siswi.
Oleh karena itu disekolah, baik guru, siswa, karyawan, maupun orang tua yang mengantar dan menjemput anak harus membiasakan
dan mempraktekkan karakter-karakter islami. Oleh karena itu SDIT selalu berupaya untuk menanamkan pembiasaan karakter islami
dalam setiap kegiatan. Guru-guru SDIT juga selalu dibina agar dapat memberikan suri tauladan yang baik bagi siswa maupun
orang tua siswa. Pemberian contoh ini dibarengi dengan pelaksanaan
program-program yang
tersusun rapi
untuk menanamkan nilai-nilai karakter islami dilingkungan sekolah.
2. Faktor penghambat implementasi pendidikan karakter.
Pada saat wawancara dengan wakasek bid. Kesiswaan mengenai faktor penghambat dalam implementasi pendidikan karakter di SDIT Al-
Muhajirin, beliau menyampaikan: Factor yang menghambat implementasi pendidikan karakter di
SDIT Al-Muhajirin diantaranya ada dua factor yaitu: factor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu ada dalam diri guru, misalnya
terkadang berbicara kasar, berlebihan dalam bercanda dengan teman seprofesinya. Hal ini yang terus kita lakukan pembinaan dan
perbaikan dengan menegur guru yang bersangkutan. Factor internal juga dapat muncul dari diri orang tua dirumah, misalnya orng tua
nya suka berbicara kasar, berbicara bohong dengan maksud meng- iming imingi anak namun tidak dilaksanakan, hal ini dapat
berdampak buruk bagi pembentukan karakter anak. Kedua faktor ekternal yaitu lingkungan masyarakat tempat anak itu bergaul, gaya
bicara masyarakat sekitarnya, serta tayangan-tayangan televisi yang setiap hari ia lihat.
3. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan implementasi
pendidikan karakter di SDIT Al-Muhajirin.
Wakasek bid. Kurikulum saat diwawancarai mengenai upaya yang dilakukan sekolah dalam mengatasi masalah dalam implementasi
pendidikan karakter mengatakan: Dalam mengatasi hambatan internal sekolah selalu berupaya untuk
menyusun program-program penanaman karakter baik bagi guru maupun siswa dengan rapi serta dilakukan perbaikan secara
kontinyu, seperti yang diungkapkan oleh Sayyidina Ali bin Abi T
halib bahwasanya “kebenaran yang tidak terorganisir akan kalah dengan kebathilan yang terorganisir”. oleh sebab itu kerapihan
dalam menyusun program-program penanaman karakter menjadi hal yang sangat urgent dibicarakan dalam setiap rapat, upaya-upaya
perbaikan pun selalu terus dilakukan serta yang tidak kalah pentingnya yaitu saling menegur jika ada guru yang berbuat salah
juga merupakan sarana dalam memperbaiki implementasi pendidikan karakter.
SDIT Al-Muhajirin juga telah mempunyai mekanisme yang telah disepakati bersama antara pihak sekolah dengan orang tua siswa,
diantaranya yaitu: 1 Aturan-aturan yang harus disepakati dan diterapkan oleh semua warga sekolah, 2 Menjalin komunikasi
dengan orang tua melalui buku penghubung dan via telp, 3 Pertemuan dengan wali kelas yang didampingi oleh pihak atasan,
4 Home Visit kunjungan guru atau wali kelas ke rumah. SDIT Al-Muhajirin juga dengan tangan terbuka menerima masukan dari
orang tua siswa yang disampaikan langsung ke wali kelas atau pihak sekolah sebagai upaya perbaikan dan peningkatan kualitas
individu baik guru maupun pihak sekolah.
36
36
Wawancara Wakasek bid. Kurikulum pada tanggal 15 Desember 2015
74
BAB V PENUTUP
Berdasarkan uraian dan analisa sebagaimana terdapat pada beberapa bab tersebut di atas dapat dikemukakan kesimpulan dan saran-saran
sebagai berikut: A.
Kesimpulan
1. SDIT Al-Muhajirin mengimplementasikan pendidikan karakter ke
dalam setiap kegiatan pembelajaran, baik kegiatan kurikuler maupun non kurikuler. Program kurikuler dimasukkan kedalam pelajaran
umum Matematika, IPA, IPS, Bahasa, PJOK, Keterampilan serta pendidikan agama islam Aqidah Akhlaq, Fiqh Ibadah, Al-
Qur’an Hadits dan Sejarah Kebudayaan Islam yang mampu menanamkan
karakter dalam diri siswa-siswinya. Untuk program kegiatan non kurikuler meliputi: a Olah hati berupa kebiasaan wudhu dengan
tertib, sholat wajib dan sholat sunnah, sholat diawal waktu, berdo’a setiap akan melaksanakan kegiatan, menjaga kebersihan dan
kerapihan diri serta lingkungan, beradab terhadap guru, orang tua dan sesama. b Olah pikir berupa kegiatan market day, wisata ilmiah,
pendalaman materi, kegiatan keputraan dan keputrian serta lomba- lomba ilmiah yang diadakan setiap peringatan hari besar Negara
maupun hari besar islam.c Olah raga berupa kegiatan outbond, kepramukaan serta kegiatan ekstrakurikuler tari, silat, taekwondo,
futsal, marching band dan marawis. d Olah karsa berupa kepedulian terhadap lingkungan serta berakhlaqul karimah dalam pergaulan
terhadap guru, orang tua dan teman. 2.
Faktor pendukung implementasi pendidikan karakter di SDIT Al- Muhajirin meliputi keterpaduan antara kurikulum pendidikan umum
dan pendidikan agama dengan menggunakan konsep full day school sehingga SDIT dapat dengan leluasa mengatur dan mengembangkan
kurikulumnya, program-program yang dilaksanakan secara kontinyu dengan terus melakukan evaluasi serta perbaikan, dan dukungan
penuh serta partisipasi aktif dari seluruh warga sekolah baik itu yayasan, komite sekolah, guru dan staff sekolah serta orang tua siswa-
siswi SDIT Al-Muhajirin. Faktor penghambat implementasi pendidikan karakter di SDIT Al-Muhajirin meliputi faktor internal dan
eksternal. aktor internal bersal dari guru dan orang tua siswa yang terkadang memberikan contoh tidak baik baik dari ucapan maupun
perbuatan. Faktor eksternal yaitu lingkungan masyarakat tempat siswa-siswi tinggal, serta tayangan-tayangan televisi yang setiap hari
ditonton. 3.
Untuk mengatasi hambatan yang muncul dalam implementasi pendidikan karakter, SDIT Al-Muhajirin melakukan usaha-usaha
sebagai berikut : 1. Melakukan evaluasi secara kontinyu, 2. Saling mengingatkan dalam kebaikan dan tidak segan untuk menegur yang
berbuat salah, 3. Membuat kesepakatan antara pihak sekolah dan wali murid berkenaan aturan yang ditetapkan di SDIT Al-Muhajirin, 4.
Menjalin komunikasi dengan wali murid melalui buku penghubung atau pun via telepon, 5. Pertemuan dengan wali kelas yang
didampingi oleh pihak atasan, 6. Home visit kunjungan guru atau wali kelas ke rumah, 7. Menerima saran dan masukan dari berbagai
pihak sebagai upaya perbaikan dan peningkatan kualitas individu baik guru maupun sekolah.
B. Saran
Berdasarkan analisis danpembahasan implementasi pendidikan karakter di SDIT Al-Muhajirin, maka saran yang direkomendasikan
penulis antara lain sebagai berikut: 1.
Kepada kepala sekolah, hendaknya dalam melakukan perekrutan serta pembinaan guru, akhlaqul karimah dapat dijadikan sebagai orientasi
utama dengan tidak mengabaikan kompetensinya. 2.
Kepada para guru hendaknya selalu meningkatkan suri teladan yang baik di hadapan siswa-siswinya serta meningkatkan kompetensinya
untuk meningkatkan kualitas SDIT Al-Muhajirin