Tugas dan Wewenang GAMBARAN UMUM TENTANG KUA KECAMATAN KARANG TENGAH

46 Kecamatan adalah instansi vertikal Departement Agama yang berbeda di bawah dan tanggung jawab langsung Kepala Kantor Departement Agama Kabupaten Kota. Oleh Karena itu, struktur organisasi KUA Kecamatan Karang Tengah adalah sebagai berikut 8 : DATA KEPEGAWAIAN KUA KECAMATAN KARANG TENGAH TAHUN ANGGARAN 2015 9 NO N A M A NIP GOL POS 1. Drs. H. ABD. Mukti 195801061985031002 VIa Kepala KUA 2. H. Burhanudin S, Ag 197206262000031002 VIa Penghulu Madya 3. M. Soleh 197005222000031002 VIa Penghulu Madya 4. Dedi Abd. Aziz S, Ag 197001121993931001 IIId Penghulu Muda 5. jawiyah 196703041990031001 IIIb Pelaksana 6. Yusrizal, S.s 197904212006041019 IIIa Pelaksana 7. Ina Maelufah S.pd.I - - Honorer 8 KUA Kecamatan Karang Tengah, Laporan dan Evaluasi Kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan Karang Tengah, Tahun 2013-2014. 9 Profil KUA Karang Tengah Kota Tangerang. 47 8. Abdul Aziz - - Honorer 9. Aida Hamdayati S.pd.i - - Honorer 10. Hj.Neneng Sumiati M.pd 196108241989032003 IVa Penyuluh 11. Yuli Astuti - IIIa Penyuluh 12. Maman Supriatman - - Pengawas 13. Rusli M.pd - - Pengawas Dari data pegawai diatas diketahui bahwa jumlah pegawai yang bekerja di KUA Karang Tengah berjumlah sebanyak 13 orang yang terdiri dari delapan pegawai negeri yang meliputi empat penghulu, dua pelaksana, serta dua penyuluh, dan lima pegawa non PNS yang meliputi dua pengawas dan tiga pegawai honorer. Meskipun jumlah pegawainya hanya terbatas kepada 13 orang, namun hingga tahun ini KUA Karang Tengah telah mampu menurunkan angka perceraian dengan mengoptimalkan pegawai – pegawai yang ada. 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

A. Perceraian di KUA Karang Tengah

Secara umum tingkat perceraian di KUA Karang Tengah masih terbilang tinggi meskipun sudah dilakukan upaya dan terobosan oleh penghulu untuk menekan angka perceraian tersebut. Masyarakat masih banyak yang melakukan perceraian tanpa melihat dampak yang akan terjadi serta akan ditimbulkan oleh sebuah perceraian tersebut. Hal ini merupakan masalah dalam masyarakat yang perlu dipecahkan. Ketika terjadi pertengkaran antara kedua belah pihak, Islam tidak langsung menganjurkan suami istri untuk mengakhiri perkawinan, tetapi dilakukan terlebih dahulu musyawarah. Di dalamnya, bisa saja suami istri membahas permasalahan diantara keduanya terlebih dahulu, sehingga sebab-sebab terjadinya kesalahpahaman bisa diatasi. 1 Pada dasarnya perceraian memang tidak dilakukan di KUA, tetapi penghulu dari pihak KUA menghimbau masyarakat ketika ingin bercerai datang terlebih dahulu ke KUA untuk meminta petunjuk kepada Penghulu sehingga bisa memberikan jalan keluar. 2 1 Melanie P. Meija, Gender Jihad: Muslim Women, Islamic Jurisprudence, and Women’s Rights, Jurnal Kritike, Volume I No I, Juni 2007. 2 M. Soleh, wawancara pribadi, Tangerang, 28 September 2015.