27
1. Unsur Utama Unsur utama terdiri dari: pendidikan, pelayanan dan konsultasi nikahrujuk,
pengembangan kepenghuluan, dan pengembangan profesi Penghulu. Unsur ini meliputi poin poin penting daripada kemampuan dasar yang harus dimiliki
oleh seorang penghulu. 2. Unsur Penunjang
Unsur penunjang adalah kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas Penghulu. Berdasarkasn pasal 6 angka 5 Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor: PER62M.PAN62005 penunjang tugas Penghulu meliputi:
a. Pembelajaran dan atau pelatihan dibidang kepenghuluan dan hukum Islam;
b. Keikutsertaan dalam seminar, lokakarya, atau konferensi;
c. Keanggotaan dalam organisasi profesi penghulu;
d. Keanggotaan dalam tim penilai jabatan fungsional penghulu;
e. Keikutsertaan dalam kegiatan pengabdian masyarakat;
f. Keanggotaan dalam delegasi misi keagamaan;
g. Perolehan penghargaantanda jasa, dan
h. Perolehan gelar kesarjanaan lainnya.
28
E. Pengertian dan Syarat Perceraian
1. Pengertian Perceraian
Perceraian dalam bahasa Arab adalah thalaq, yang mengandung arti melepas atau membuka simpul.Menurut istilah fiqh, thalaq disebut pula
hkulu’, makna aslinya menanggalkan atau membuka sesuatu jika yang minta cerai itu pihak istri.Walaupun perceraian itu diperbolehkan, tetapi menurut
Qur’an suci dan Hadits terang sekali bahwa hak itu baru boleh dilakukan dalam keadaaan luar biasa.
Al- Qur’an memberi bermacam-macam usaha guna menghindari
perceraian.Atas dasar ajaran Qur’an semacam itulah Muhammad SAW menyebut perceraian sebagai barang halal yang paling tidak disukai oleh
Allah. Kesan umum seakan-akan orang Islam boleh menceraikan istrinya
dengan sewenang-wenang, ini hanyalah memutar balikkan undang-undang Islam yang terang-benderang tentang perceraian.
Perceraian ialah penghapusan perkawinan dengan putusan hakim, atau tuntutan salah satu pihak dalam perkawinan itu.
18
Perkawinan sebagai ikatan lahir dan batin antara seorang pria dengan wanita sebagai suami istri dengan
tujuan membentuk keluarga bahagia, sejahtera, kekal abadi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang
18
Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta : PT Intermasa, 1989, h.42.