Ruang Lingkup Penelitian Operasional Variabel Penelitian

57

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah bidang pemasaran yang berfokus pada seberapa besar pengaruh citra merek X1, lokasi X2, dan kualitas pelayanan X3 sebagai variabel independen terhadap keputusan pemilihan Y. Penelitian ini dilakukan dari bulan April sampai Mei 2016. Populasi penelitian ini adalah para siswa LIA Pamulang. Adapun penelitian ini beralamat Jl. RE Martadinata No. 45 Pamulang Tangerang Selatan - Banten.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2007: 115 selain itu populasi juga bisa didefinisikan sebagai suatu jumlah keseluruhan yang mencakup semua anggota yang diteliti Istijanto, 2009:113. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa LIA Pamulang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu Sugiyono, 2007:116. Menurut Istijanto 2009:113 sampel adalah sebagai suatu bagian yang 58 ditarik dari populasi. Akibatnya sampel selalu merupakan bagian yang lebih kecil dari populasi. Adapun teknik penarikan sampel menggunkan teknik nonprobability sampling. Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis adalah metode sampel Convenience sampling yaitu pengambilan sampel yang sesuai dengan ketentuan atau persyaratan sampel dari populasi tertentu yang paling mudah dijangkau atau didapatkan. Misalnya yang terdekat dengan tempat peneliti berdomisili Hamid, 2012:27. Pengambilan sampel didasarkan pertimbangan bahwa responden sedang kursus di LIA Pamulang. Sampel yang akan dipilih oleh penulis sebagai sumber data yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah para siswa LIA Pamulang. Dalam penelitian ini, pengambilan sampel disesuaikan dengan teori Roscoe dalam Sugiyono 2009: 129-130, bahwa ukuran sampel yang layak bila penelitian akan melakukan analisis multivariat maka jumlah anggota sampel minimal 10 dikali jumlah variabel yang diteliti. Jumlah variabel dalam penelitian adalah 4, sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan sebanyak 40 10 x 4 sampel responden pada siswa LIA Pamulang.

C. Metode Pengumpulan Data

Informasi yang dihasilkan oleh riset pemasaran merupakan hasil akhir proses pengolahan selama berlangsungnya riset. Informasi pada dasarnya berawal dari barang mentah yang disebut data sehingga sering juga disebut sebagai data mentah Istijanto, 2009:35. Dalam memperoleh data, penulis menggunakan data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya. Sedangkan menurut Istijanto 2009:44 data primer yaitu data asli yang dikumpulkan oleh periset untuk menjawab masalah risetnya secara khusus. Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara lengkap dari responden melalui daftar pertanyaan yang 59 diajukan. Data primer yang dikumpulkan meliputi data identitas responden, pendapat responden tentang keputusan pembelian yang menyangkut citra merek, lokasi, dan kualitas pelayanan pada LIA Pamulang. Metode pengumpulan data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penyebaran kuesioner pada siswa LIA. Respondennya adalah Siswa yang sedang kursus di LIA Pamulang. Pengumpulan data akan dilakukan melalui kuesioner yang diserahkan kepada masing-masing responden terpilih. Dengan kuesioner secara personal, peneliti dapat berhubungan langsung dengan responden dan dapat memberikan penjelasan seperlunya. Data dalam penelitian ini didapatkan langsung dari pengisian kuesioner angket oleh responden. Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang bersumber dari tiap-tiap indikator variabel penelitian. Pertanyaan-pertanyaan pada angket dibuat dengan skala Likert. Skala likert adalah skala yang digunakan secara luas yang meminta responden menandai derajat persetujuan atau ketidak setujuan terhadap masing-masing dari serangkaian pernyataan mengenaik obyek stimulus. Umumnya pengukuran menggunakan lima kategori respon yang berkisar antara “sangat setuju” dan ”sangat tidak setuju” Malhotra, 2009: 298. Skala 1-5 untuk memperoleh data yang bersifat numerical dan diberi skor atau nilai. Untuk kategori pertanyaan dengan jawaban sangat tidak setuju atau sangat setuju. Tabel 3.1 Skala Likert No Jenis jawaban Bobot 1 Sangat Setuju SS 5 60 2 Setuju S 4 3 Netral N 3 4 Tidak Setuju TS 2 5 Sangat Tidak Setuju STS 1 Sumber: Malhotra, 2009 Angka 1 satu menunjukan bahwa responden memberikan tanggapan yang bersifat negatif sangat tidak setuju terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, sedangkan angka 5 lima menunjukan tanggapan yang bersifat positif sangat setuju.

2. Data Sekunder

Menurut Istinjanto 2009:38 data sekunder Secondary data berarti kedua atau bukan secara langsung dari sumbernya melainkan dari pihak lain. Data sekunder merupakan jenis yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Data ini dapat diperoleh dari literatur-literatur, jurnal-jurnal penelitian terdahulu, majalah, maupun data dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini.

D. Metode Analisis Data

1. Uji Kualitas Data

Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dan menentukan. Pada tahap inilah data diolah sedemikian rupa sehingga berhasil disimpulkan kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Lalu uji kualitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan uji reliabilitas. a. Uji Validitas Data 61 Validitas adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak diungkapkan. Dengan kata lain, validitas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu.Suatu kuesioner dikatakan valid jika terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Sugiyono, 2004:172. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada batasan minimal korelasi 0,30. Artinya, suatu item dianggap valid jika skor Corrected Total Item Correlation lebih besar dari 0,30 Azwar 1999 dalam Priyatno, 2013 : 19. b. Uji Reliabilitas Data Uji reliabilitas keandalan merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk- konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk kuesioner. Instrumen dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan benar- benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konstan meskipun diuji beberapa kali. Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik Cronbach Alpha if Item Deleted ฀. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha0,60 Nunnally dalam Ghozali, 2005. 62

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan tahapaon awal yang digunakan sebelum analisis linier berganda Ghozali, 2011: 105. Ketika asumsi tidak terpenuhi, biasanya peneliti menggunakan berbagai solusi agar asumsinya dapat terpenuhi atau beralih ke metode yang lebih advance agar asumsinya dapat terselesaikan. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal Ghozali, 2006:160. Ada dua cara yang sering digunakan untuk menguji normalitas residual, yaitu dengan analisis grafik normal P-Plot regresi dan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas dilakukan dengan melihat normal probability plot P – Plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal, maka residual pada model regresi tersebut terdistribusi secara normal Priyatno, 2013:50. Sedangkan untuk uji normalitas penelitian ini juga menggunakan uji non- parameterik Kolmogorov-smirnov K-S untuk mengetahui signfikansi data terdistribusi normal. Yaitu dengan cara melihat nilai signifikansi residual Asym.Sig 2-tailed. Jika signifikansi lebih dari 0,05, maka residual terdistribusi secara normal Priyatno, 2013:53. b. Uji Multikolineraritas 63 Multikolonieritas adalah keadaan dimana antara dua variabel independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna. Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independent Ghozali, 2011:171. Jika variabel independent saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independent yang nilai korelasi antar sesama variabel independent sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut. a. Nilai R 2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independent banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependent. b. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independent. Jika antar variabel ada korelasi yang cukup tinggi umumnya di atas 0.90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independent tidak berarti bebas dari multikolinieritas. Multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independent. c. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari 1 nilai tolerance dan lawannya 2 variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independent manakah yang dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independent menjadi variabel dependent terikat dan diregres terhadap variabel independent lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independent yang terpilih jika dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Jadi nilai 64 tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1tolerance. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai misal nilai tolerance = 0.10 sama dengan tingkat kolinieritas 0.95. Walaupun multikolinieritas dapat dideteksi dengan nilai tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel- variabel independent mana sajakah yang saling berkolerasi. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Ghozali, 2011:138 Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran kecil, sedang, besar. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dependent yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di-studentized. Dengan analisis jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan 65 telah terjadi heterokedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3. Uji Hipotesis

a. Uji t Uji Parsial Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 Ghozali, 2005:84-85. Menurut Duwi Priyatno 2010: 69, dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: a H o : β = 0 Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H diterima atau H a ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat. b Ha : β ≠ 0 Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H ditolak atau H a diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat. b. Uji F Uji Simultan Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh 66 semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama- sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 Ghozali, 2005:84. Menurut Duwi Priyatno 2010: 67, dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: a H o : β 1,2,3,4,5 = 0 Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H diterima atau H a ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. b Ha : β 1,2,3,4,5 ≠ 0 Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H ditolak atau H a diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

4. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda adalah alat untuk meramalkan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. Yang bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas Nugroho, 2005: 43. Rumus regresi linier berganda: Bhuono Agung Nugroho, 2005: 43. Y = a + b 1 x 1 + b 2 x 2 + b 3 x 3 + e 67 Keterangan : Y = Keputusan pemilihan a = Harga Y bila X = 0 harga konstan b 1 = Koefisien regresi citra merek X 1 = Citra Merek b 2 = Koefisien regresi lokasi X 2 = Lokasi b 3 = Koefisien regresi kualitas pelayanan X 3 = kualitas pelayanan e = Standar eror

5. Uji Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi R 2 bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independent citra merek, lokasi, dan kualitas pelayanan menjelaskan variabel dependent keputusan pemilihan. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen Ghozali, 2011:97. Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independent yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independent, maka R 2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent. Oleh karena itu, banyak peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R 2 pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti nilai R 2 , nilai Adjusted R 2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independent ditambahkan ke dalam model Ghozali, 2005: 83. 68 Dalam kenyataan nilai adjusted R 2 dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati dalam Ghozali, 2005: 83, jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R 2 negatif, maka nilainya dianggap nol. Menurut Nachrowi dan Usman 2006: 108, mengatakan bahwa untuk melihat besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, salah satu indikator yang dapat digunakan adalah nilai beta Standardized Coefficient yang terdapat pada tabel ‘coefficient’, angka ini dapat menunjukan besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel Penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2007: 59. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas independent variable adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat dependent variable Sugiyono, 2007: 59. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah citra merek X 1 , lokasi X 2 , dan kualitas pelayanan X 3 . 2. Variabel terikat dependent variable merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas Sugiyono, 2007: 59. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah keputusan pemilihan Y. 69 Tabel 3.2 Operasional variabel penelitian Varibel Subvariabel Indikator Operasional Variabel Skala Strengthness 1. Penampilan fisik produk. 2. Keberfungsian fasilitas produk. 3. Harga penampilan fasilitas pendukung. 1. Fasilitas fisik LBPP LIA lengkap. 2. Biaya kursus LBPP LIA sesuai fasilitas yang di dapatkan siswa. 3. LBPP LIA memberikan berbagai pilihan layanan. Likert Uniquess 1. Variasi layanan. 2. Variasi harga. 3. Fisik produk. 4. Memiliki variasi layanan beragam. 5. Menawarkan variasi harga beragam. 6. Menawarkan jadwal jam dan hari Likert 70 Citra Merek X1 Keller 2013:78 4. Variasi produk. 5.Penampilan produk. 6.Cara penyampaian informasi. 7.Pedoman privasi dari perusahaan. 8.Prosedur pembelian yang terjamin. kursus. 7. Menawarkan kursus sesuai kebutuhan. 8. Citra LBPP LIA berbeda dengan pesaing. 9. Informasi LBPP LIA yang beragam. 10. Menjamin kerahasian data siswa. 11. Adanya ketentuan prosedur dari perusahaan. Favourable 1.Kemudahan merek untuk di ucapkan. 2.Kemampuan merek untuk tetap di ingat. 3.Kesesuaian merek di mata konsumen. 12. Merek LBPP LIA mudah diucapkan. 13. Merek LBPP LIA mudah diingat. 14. Merek LBPP LIA sesuai dengan citra merek yang disampaikan ke siswa. Likert Akses 1. Mudah di jangkau sarana transportasi umum. 1. Lokasi LBPP LIA strategis. Likert Visibilitas 2. Dapat dilihat 2. Lokasi LBPP LIA 71 Lokasi X2 Tjiptono, 2014:159 jelas dari jarak pandang normal. dapat dilihat dari kejauhan. Lalu lintas 1. Banyaknya transportasi yang lewat. 3. Lokasi LBPP LIA mudah dijangkau oleh transportasi umum dan pribadi. Fasilitas perparkiran 2. Lokasi parkir yang nyaman, aman. 4. Lokasi parkir LBPP LIA nyaman dan aman. Likert Ekspansi 3. Tersedianya tempat yang cukup luas. 5. Gedung LBPP LIA memadai. Lingkungan 4. Pendukung jasa yang di tawarkan. 6. Lingkungan LBPP LIA mendukung kebutuhan siswa misalnya: dekat rumah makan Kompetisi 5. Lokasi pesaing. 7. Lokasi LBPP LIA tidak berdekatan dengan pesaing. Peraturan pemerintah 6. Malarang tempat usaha melakukan pencemaran lingkungan. 8. Menyediakan tempat kebersihan gedung seperti: tempat sampah. Tangible bukti fisik 1. Kemampuan perusahaan menunjukan eksistensinya kepada pihak 1. Penampilan pengajar LBPP LIA yang menarik. Likert 72 Operasional variabel penelitian Kualitas Pelayanan X3 Tjiptono 2014 :282 eksternal. Reliability keandalan 2. Kemampuan perusahaan memberikan pelayanan secara akurat dan terpercaya. 2. Kompetensi pengajar LBPP LIA yang berkualitas. Responsiveness daya tanggap 3. Kebijakan membantu memberikan pelayanan yang cepat dan tepat. 3. Pengajar LBPP LIA tanggap terhadap pertanyaan atau keluhan. Likert Assurance Jaminan 4. Menumbuhkan rasa percaya pelanggan kepada perusahaan. 4. Cara pengajar LBPP LIA mudah diterima. Empathy Kepedulian 5. Memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual kepada pelanggan yang di inginkan konsumen. 5. Pengajar LBPP LIA peduli terhadap siswa. Varibel Subvariabel Indikator Operasional Variabel Skala 73 Keputusan Pembelian Y Kotler dan Keller 2012:192 Pengenalan masalah 1. Proses pembeli mengenali sebuah permasalahan. 1. Adanya kebutuhan akan kursus bahasa inggris. Likert Pencarian informasi 2.Ketertarikan konsumen terhadap sebuah produk dalam mencari informasi. 2. Informasi tempat kursus dari berbagai media. Evaluasi alternativ 3.Penilaian konsumen terhadap sebuah informasi merek. 3. Hasil evaluasi minimal 2 alternatif pilihan tempat kursus yang ada. Keputusan pembelian 4. Membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. 4. Keputusan memilih LBPP LIA sebagai tempat kursus. 74 BAB IV PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Produk Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung Di Medan

17 132 126

Pengaruh Citra Merek, Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Konsumen Melakukan Pembelian Produk Levi’s Pada Pengunjung Plaza Medan Fair

22 377 108

Pengaruh Produk, Harga, Dan Lokasi Terhadap Keputusan Menjadi Peserta Kursus Bahasa Inggris Vidya English Institute, Medan, 2006

0 39 88

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, LOKASI DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Lokasi dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha di Dealer Sumber Baru Rezeki.

0 11 16

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, LOKASI DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Lokasi dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha di Dealer Sumber Baru Rezeki.

0 4 15

ANALISIS PENGARUH LOKASI, KUALITAS PELAYANAN, DAN KEBERAGAMAN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN ANALISIS PENGARUH LOKASI, KUALITAS PELAYANAN, DAN KEBERAGAMAN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI LUWES KARTASURA.

0 2 15

ANALISIS PENGARUH LOKASI, KUALITAS PELAYANAN, DAN KEBERAGAMAN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN ANALISIS PENGARUH LOKASI, KUALITAS PELAYANAN, DAN KEBERAGAMAN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI LUWES KARTASURA.

0 2 15

Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan Dan Citra Merek Terhadap Kepuasan Konsumen

0 1 10

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP CITRA MEREK ... 1 SM

0 0 20

ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK, LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN ORANG TUA MURID MEMILIH JASA PENDIDIKAN MTs DI KKM MTsN PAMULANG

0 1 19