57
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah bidang pemasaran yang berfokus pada seberapa besar pengaruh citra merek X1, lokasi X2, dan kualitas pelayanan X3
sebagai variabel independen terhadap keputusan pemilihan Y. Penelitian ini dilakukan dari bulan April sampai Mei 2016. Populasi penelitian ini
adalah para siswa LIA Pamulang. Adapun penelitian ini beralamat Jl. RE Martadinata No.
45 Pamulang Tangerang Selatan - Banten.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2007: 115 selain itu populasi juga bisa didefinisikan sebagai suatu jumlah keseluruhan yang mencakup
semua anggota yang diteliti Istijanto, 2009:113. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa LIA Pamulang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu Sugiyono,
2007:116. Menurut Istijanto 2009:113 sampel adalah sebagai suatu bagian yang
58
ditarik dari populasi. Akibatnya sampel selalu merupakan bagian yang lebih kecil dari populasi. Adapun teknik penarikan sampel menggunkan teknik nonprobability
sampling. Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis adalah metode sampel
Convenience sampling yaitu pengambilan sampel yang sesuai dengan ketentuan atau
persyaratan sampel dari populasi tertentu yang paling mudah dijangkau atau didapatkan. Misalnya yang terdekat dengan tempat peneliti berdomisili Hamid,
2012:27. Pengambilan sampel didasarkan pertimbangan bahwa responden sedang kursus di LIA Pamulang. Sampel yang akan dipilih oleh penulis sebagai sumber data
yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah para siswa LIA Pamulang. Dalam penelitian ini, pengambilan sampel disesuaikan dengan teori Roscoe dalam Sugiyono
2009: 129-130, bahwa ukuran sampel yang layak bila penelitian akan melakukan analisis multivariat maka jumlah anggota sampel minimal 10 dikali jumlah variabel
yang diteliti. Jumlah variabel dalam penelitian adalah 4, sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan sebanyak 40 10 x 4 sampel responden pada siswa LIA Pamulang.
C. Metode Pengumpulan Data
Informasi yang dihasilkan oleh riset pemasaran merupakan hasil akhir proses pengolahan selama berlangsungnya riset. Informasi pada dasarnya berawal dari barang
mentah yang disebut data sehingga sering juga disebut sebagai data mentah Istijanto, 2009:35. Dalam memperoleh data, penulis menggunakan data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya. Sedangkan menurut Istijanto 2009:44 data primer yaitu data asli yang dikumpulkan
oleh periset untuk menjawab masalah risetnya secara khusus. Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara lengkap dari responden melalui daftar pertanyaan yang
59
diajukan. Data primer yang dikumpulkan meliputi data identitas responden, pendapat responden tentang keputusan pembelian yang menyangkut citra merek, lokasi, dan
kualitas pelayanan pada LIA Pamulang. Metode pengumpulan data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penyebaran kuesioner pada siswa LIA. Respondennya adalah Siswa yang sedang kursus di LIA Pamulang. Pengumpulan data akan dilakukan melalui kuesioner
yang diserahkan kepada masing-masing responden terpilih. Dengan kuesioner secara personal, peneliti dapat berhubungan langsung dengan responden dan dapat
memberikan penjelasan seperlunya. Data dalam penelitian ini didapatkan langsung dari pengisian kuesioner angket oleh responden. Kuesioner pada penelitian ini
terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang bersumber dari tiap-tiap indikator variabel penelitian.
Pertanyaan-pertanyaan pada angket dibuat dengan skala Likert. Skala likert adalah skala yang digunakan secara luas yang meminta responden menandai derajat
persetujuan atau ketidak setujuan terhadap masing-masing dari serangkaian pernyataan mengenaik obyek stimulus. Umumnya pengukuran menggunakan lima
kategori respon yang berkisar antara “sangat setuju” dan ”sangat tidak setuju” Malhotra, 2009: 298. Skala 1-5 untuk memperoleh data yang bersifat numerical dan
diberi skor atau nilai. Untuk kategori pertanyaan dengan jawaban sangat tidak setuju
atau sangat setuju. Tabel 3.1
Skala Likert No
Jenis jawaban Bobot
1 Sangat Setuju SS
5
60
2 Setuju S
4 3
Netral N 3
4 Tidak Setuju TS
2
5 Sangat Tidak Setuju STS
1 Sumber: Malhotra, 2009
Angka 1 satu menunjukan bahwa responden memberikan tanggapan yang bersifat negatif sangat tidak setuju terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan,
sedangkan angka 5 lima menunjukan tanggapan yang bersifat positif sangat setuju.
2. Data Sekunder
Menurut Istinjanto 2009:38 data sekunder Secondary data berarti kedua atau bukan secara langsung dari sumbernya melainkan dari pihak lain. Data sekunder
merupakan jenis yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Data ini dapat diperoleh dari literatur-literatur, jurnal-jurnal penelitian terdahulu, majalah,
maupun data dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini.
D. Metode Analisis Data
1. Uji Kualitas Data
Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dan menentukan. Pada tahap inilah data diolah sedemikian rupa sehingga berhasil disimpulkan kebenaran yang
dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi linier berganda. Lalu uji kualitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan uji reliabilitas.
a. Uji Validitas Data
61
Validitas adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak diungkapkan. Dengan kata lain, validitas
menunjukan sejauh mana suatu alat ukur itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan
butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel
tertentu.Suatu kuesioner dikatakan valid jika terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
Sugiyono, 2004:172. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya
dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada batasan minimal korelasi 0,30. Artinya, suatu item dianggap valid jika skor Corrected Total Item Correlation
lebih besar dari 0,30 Azwar 1999 dalam Priyatno, 2013 : 19. b. Uji Reliabilitas Data
Uji reliabilitas keandalan merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-
konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk kuesioner. Instrumen dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan benar-
benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konstan meskipun diuji beberapa kali. Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan uji
statistik Cronbach Alpha if Item Deleted . Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha0,60 Nunnally dalam
Ghozali, 2005.
62
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan tahapaon awal yang digunakan sebelum analisis linier berganda Ghozali, 2011: 105. Ketika asumsi tidak terpenuhi, biasanya peneliti
menggunakan berbagai solusi agar asumsinya dapat terpenuhi atau beralih ke metode yang lebih advance agar asumsinya dapat terselesaikan. Uji asumsi klasik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal Ghozali, 2006:160. Ada dua
cara yang sering digunakan untuk menguji normalitas residual, yaitu dengan analisis grafik normal P-Plot regresi dan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov.
Uji normalitas dilakukan dengan melihat normal probability plot P – Plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal
akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika menyebar sekitar garis dan mengikuti garis
diagonal, maka residual pada model regresi tersebut terdistribusi secara normal Priyatno, 2013:50.
Sedangkan untuk uji normalitas penelitian ini juga menggunakan uji non- parameterik Kolmogorov-smirnov K-S untuk mengetahui signfikansi data
terdistribusi normal. Yaitu dengan cara melihat nilai signifikansi residual Asym.Sig 2-tailed. Jika signifikansi lebih dari 0,05, maka residual terdistribusi secara normal
Priyatno, 2013:53. b. Uji Multikolineraritas
63
Multikolonieritas adalah keadaan dimana antara dua variabel independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati
sempurna. Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independent Ghozali, 2011:171. Jika variabel independent saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini
tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independent yang nilai korelasi antar sesama variabel independent sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut. a. Nilai R
2
yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independent banyak yang
tidak signifikan mempengaruhi variabel dependent. b. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independent. Jika antar
variabel ada korelasi yang cukup tinggi umumnya di atas 0.90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Tidak adanya korelasi
yang tinggi antar variabel independent tidak berarti bebas dari multikolinieritas. Multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya efek
kombinasi dua atau lebih variabel independent. c. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari 1 nilai tolerance dan lawannya
2 variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independent manakah yang dijelaskan oleh variabel independent
lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independent menjadi variabel dependent terikat dan diregres terhadap variabel independent
lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independent yang terpilih jika dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Jadi nilai
64
tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1tolerance. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinieritas adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih
dapat ditolerir. Sebagai misal nilai tolerance = 0.10 sama dengan tingkat kolinieritas 0.95. Walaupun multikolinieritas dapat dideteksi dengan nilai
tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel- variabel independent mana sajakah yang saling berkolerasi.
c. Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Ghozali, 2011:138 Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heterokedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi
heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran kecil, sedang, besar.
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dependent yaitu
ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di-studentized. Dengan
analisis jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan
65
telah terjadi heterokedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas.
3. Uji Hipotesis
a. Uji t Uji Parsial Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 Ghozali, 2005:84-85.
Menurut Duwi Priyatno 2010: 69, dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a H
o
: β = 0 Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H
diterima atau H
a
ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak mempunyai
pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat. b Ha :
β ≠ 0
Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H ditolak atau H
a
diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh
secara individual terhadap variabel dependen atau terikat. b. Uji F Uji Simultan
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh
66
semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama- sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 Ghozali,
2005:84. Menurut Duwi Priyatno 2010: 67, dasar pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut: a H
o
: β
1,2,3,4,5
= 0 Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H
diterima atau H
a
ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
b Ha : β
1,2,3,4,5
≠ 0 Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H
ditolak atau H
a
diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda adalah alat untuk meramalkan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. Yang bertujuan untuk membuktikan ada
tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas Nugroho, 2005: 43.
Rumus regresi linier berganda:
Bhuono Agung Nugroho, 2005: 43.
Y = a + b
1
x
1
+ b
2
x
2
+ b
3
x
3
+ e
67
Keterangan : Y = Keputusan pemilihan
a = Harga Y bila X = 0 harga konstan b
1
= Koefisien regresi citra merek X
1
= Citra Merek b
2
= Koefisien regresi lokasi X
2
= Lokasi b
3
= Koefisien regresi kualitas pelayanan X
3
= kualitas pelayanan e = Standar eror
5. Uji Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independent citra merek, lokasi, dan kualitas pelayanan menjelaskan variabel
dependent keputusan pemilihan. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen Ghozali, 2011:97. Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap
jumlah variabel independent yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independent, maka R
2
pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent. Oleh karena itu, banyak
peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R
2
pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti nilai R
2
, nilai Adjusted R
2
dapat naik atau turun apabila satu variabel independent ditambahkan ke dalam model Ghozali, 2005: 83.
68
Dalam kenyataan nilai adjusted R
2
dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati dalam Ghozali, 2005: 83, jika
dalam uji empiris didapat nilai adjusted R
2
negatif, maka nilainya dianggap nol. Menurut Nachrowi dan Usman 2006: 108, mengatakan bahwa untuk melihat
besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, salah satu indikator yang dapat digunakan adalah nilai beta Standardized Coefficient yang terdapat pada tabel
‘coefficient’, angka ini dapat menunjukan besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel Penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2007: 59. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas independent variable adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat
dependent variable Sugiyono, 2007: 59. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah citra merek X
1
, lokasi X
2
, dan kualitas pelayanan X
3
. 2. Variabel terikat dependent variable merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas Sugiyono, 2007: 59. Dalam penelitian
ini yang menjadi variabel terikat adalah keputusan pemilihan Y.
69
Tabel 3.2 Operasional variabel penelitian
Varibel Subvariabel
Indikator Operasional Variabel
Skala
Strengthness 1. Penampilan
fisik produk.
2. Keberfungsian fasilitas
produk.
3. Harga penampilan
fasilitas pendukung.
1. Fasilitas fisik LBPP LIA lengkap.
2. Biaya kursus LBPP LIA sesuai fasilitas
yang di dapatkan
siswa. 3. LBPP LIA
memberikan berbagai pilihan layanan.
Likert
Uniquess 1. Variasi layanan.
2. Variasi harga.
3. Fisik produk. 4. Memiliki variasi
layanan beragam. 5. Menawarkan variasi
harga beragam. 6. Menawarkan jadwal
jam dan hari Likert
70
Citra Merek X1
Keller 2013:78
4. Variasi produk.
5.Penampilan produk.
6.Cara penyampaian
informasi. 7.Pedoman privasi
dari perusahaan.
8.Prosedur pembelian yang
terjamin. kursus.
7. Menawarkan kursus sesuai kebutuhan.
8. Citra LBPP LIA berbeda dengan
pesaing. 9. Informasi LBPP
LIA yang beragam. 10. Menjamin
kerahasian data siswa.
11. Adanya ketentuan prosedur dari
perusahaan.
Favourable 1.Kemudahan
merek untuk di ucapkan.
2.Kemampuan merek untuk
tetap di ingat. 3.Kesesuaian
merek di mata konsumen.
12. Merek LBPP LIA mudah diucapkan.
13. Merek LBPP LIA mudah diingat.
14. Merek LBPP LIA sesuai dengan citra
merek yang disampaikan ke
siswa. Likert
Akses 1. Mudah di
jangkau sarana transportasi
umum. 1. Lokasi LBPP LIA
strategis.
Likert Visibilitas
2. Dapat dilihat 2. Lokasi LBPP LIA
71
Lokasi X2
Tjiptono, 2014:159
jelas dari jarak pandang
normal. dapat dilihat dari
kejauhan.
Lalu lintas 1. Banyaknya
transportasi yang lewat.
3. Lokasi LBPP LIA mudah dijangkau
oleh transportasi umum dan pribadi.
Fasilitas perparkiran
2. Lokasi parkir yang nyaman,
aman. 4. Lokasi parkir LBPP
LIA nyaman dan aman.
Likert Ekspansi
3. Tersedianya tempat yang
cukup luas. 5. Gedung LBPP LIA
memadai.
Lingkungan 4. Pendukung
jasa yang di tawarkan.
6. Lingkungan LBPP LIA mendukung
kebutuhan siswa misalnya: dekat
rumah makan Kompetisi
5. Lokasi pesaing.
7. Lokasi LBPP LIA tidak berdekatan
dengan pesaing. Peraturan
pemerintah 6. Malarang
tempat usaha melakukan
pencemaran lingkungan.
8. Menyediakan tempat kebersihan gedung
seperti: tempat sampah.
Tangible bukti fisik
1. Kemampuan perusahaan
menunjukan eksistensinya
kepada pihak 1. Penampilan pengajar
LBPP LIA yang menarik.
Likert
72
Operasional variabel penelitian Kualitas
Pelayanan X3
Tjiptono 2014 :282
eksternal. Reliability
keandalan 2. Kemampuan
perusahaan memberikan
pelayanan secara akurat
dan terpercaya.
2. Kompetensi pengajar LBPP LIA yang
berkualitas.
Responsiveness daya
tanggap 3. Kebijakan
membantu memberikan
pelayanan yang cepat
dan tepat. 3. Pengajar LBPP LIA
tanggap terhadap pertanyaan atau
keluhan.
Likert Assurance
Jaminan 4. Menumbuhkan
rasa percaya pelanggan
kepada perusahaan.
4. Cara pengajar LBPP LIA mudah diterima.
Empathy Kepedulian
5. Memberikan perhatian yang
tulus dan bersifat
individual kepada
pelanggan yang di
inginkan konsumen.
5. Pengajar LBPP LIA peduli terhadap
siswa.
Varibel Subvariabel
Indikator Operasional Variabel
Skala
73
Keputusan Pembelian
Y Kotler dan
Keller 2012:192
Pengenalan masalah
1. Proses pembeli mengenali
sebuah permasalahan.
1. Adanya kebutuhan akan kursus bahasa
inggris.
Likert Pencarian
informasi 2.Ketertarikan
konsumen terhadap
sebuah produk dalam mencari
informasi. 2. Informasi tempat
kursus dari berbagai media.
Evaluasi alternativ
3.Penilaian konsumen
terhadap sebuah
informasi merek.
3. Hasil evaluasi minimal 2 alternatif
pilihan tempat kursus yang ada.
Keputusan pembelian
4. Membentuk preferensi atas
merek-merek yang ada di
dalam kumpulan
pilihan. 4. Keputusan memilih
LBPP LIA sebagai tempat kursus.
74
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian