Kinerja Guru Fisika Kemampuan Berbahasa Anak Usia Taman Kanak-kanak

Perilaku di sini adalah perilaku yang berkaitan dengan tugas yang harus dikerjakan. Hal ini untuk menjelaskan bagaimana karyawan berperilaku pada pekerjaan dalam mengejar tujuan organisasi yang telah ditentukan Rae, 2006: 7. Faktor yang mendorong kinerja adalah perilaku yaitu bagaimana seseorang bertindak how you act, dan tentang apa dan siapa anda what you are or who you are. Perilaku adalah suatu cara bagaimana seseorang melakukan, karena dapat menentukan apa yang akan dilakukan dalam setiap situasi, sehingga orang dapat menentukan kinerjanya Kottze, 2006:3. Kinerja Guru fisika pada dasarnya merupakan kinerja atau unjuk kerja yang dilakukan oleh guru fisika dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kualitas kinerja guru fisika akan sangat menentukan pada kualitas hasil pendidikan dan pembelajaran fisika, karena guru merupakan pihak yang paling banyak bersentuhan langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran di lembaga pendidikan. Sesuai dengan pendapat Mangkunegara, kinerja prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang yang diberikan kepadanya Prestasi kerja atau penampilan kerja performance diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, ketrampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu Mangkunegara, 2006:67. Uhar Suharsaputra 2011: 2 menyatakan kinerja adalah akumulasi dari tiga elemen yang saling berkaitan yaitu keterampilan, upaya, dan sifat-sifat keadaan eksternal. Keterampilan dasar yang dibawa seseorang ke tempat pekerjaan dapat berupa pengetahuan, kemampuan, kecakapan interpersonal, dan kecakapan teknis. Keterampilan diperlukan dalam kinerja karena keterampilan merupakan aktivitas yang muncul dari seseorang akibat suatu proses dari pengetahuan, kemampuan, kecakapan interpersonal, dan kecakapan teknis. Upaya dapat digambarkan sebagai motivasi yang diperlihatkan untuk menyelesaikan pekerjaan. Tingkat keterampilan berhubungan dengan apa yang “dapat dilakukan”, sedangkan “ upaya” berhubungan dengan apa yang “akan dilakukan”. Atkinson 1997 : 16 mengindikasikan bahwa kinerja merupakan fungsi motivasi dan kemampuan, 7 sedangkan Lyman Porter dan Edwar Lawler mengatakan kinerja merupakan fungsi keinginan melakukan pekerjaan, keterampilan yang diperlukan untuk menyelasaikan tugas, pemahaman yang jelas atas apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Pelaksanaan kinerja akan sangat dipengaruhi oleh faktor yang bersumber dari pekerja sendiri seperti kemampuan atau kompetensinya dan yang bersumber dari organisasi seperti seberapa baik pemimpin memberdayakan pekerjanya, memberikan penghargaan, dan bagaimana pimpinan membantu meningkatkan kemampuan inerja pekerjanya Hersey, 1996: 386. Gibson et al 2009 : 56 , memberikan gambaran lebih rinci dan komprehensif tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja, yaitu : 1 Variabel Individu, meliputi kemampuan, keterampilan, mental fisik, latar belakang keluarga, tingkat sosial, pengalaman, demografi umur, asal-usul, jenis kelamin. 2 Variabel Organisasi, meliputi sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur desain pekerjaan. 3 Variabel psikologis yang meliputi persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Pendapat tersebut menggambarkan tentang hal-hal yang dapat membentuk atau mempengaruhi kinerja seseorang. Faktor individu dengan karakteristik psikologisnya yang khas serta faktor organisasi berinteraksi dalam suatu proses yang dapat mewujudkan suatu kualitas kinerja yang dilakukan oleh seseorang dalam melaksanakan peran dan tugasnya dalam organisasi. Kinerja guru fisika pada dasarnya merupakan kegiatan guru fisika dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pengajar dan pendidik di sekolah yang dapat menggambarkan mengenai prestasi kerjanya dalam melaksanakan semua itu. Hal ini jelas bahwa pekerjaan sebagai guru fisika tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang tanpa memiliki keahlian dan kualifikasi tertentu sebagai guru. Kinerja guru fisika dalam melaksanakan peran dan tugasnya di sekolah khususnya dalam proses pendidikanpembelajaran dalam konteks sekarang ini memerlukan pengembangan dan perubahan kearah yang lebih inovatif Suharsaputra, 2011. Berdasarkan dari berbagai pendapat sebelumnya maka yang dimaksud dengan kinerja guru fisika dalam penelitian ini adalah unjuk kerja yang dilakukan oleh guru fisika yang tampak dari perilaku guru fisika dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar dengan indikator : a merencanakan pembelajaran fisika yang bermutu, b melaksanakan proses pembelajaran fisika yang bermakna, serta c menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran fisika secara authentik, d meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan e bertindak objektif dan tidak diskriminatif pada peserta didik, f menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan dan kode etik guru g memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan dalam pelaksanan tugas.

2. Keinovatifan Guru Fisika

Keinovatifan berasal dari kata inovasi innovation sering diterjemahkan sebagai pembaharuan. Menurut Miles 1973 : 14 , Innovation is species of the genus change, inovasi sebagai spesies dari jenis perubahan yaitu perubahan yang sifatnya khusus, memiliki nuansa baru dan disengaja melalui suatu program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu, serta dirancang untuk mencapai tujuan yang diharapkan dari suatu sistem tertentu. Agar inovasi dapat dilaksanakan dengan berhasil diperlukan adanya strategi, A means usually involving sequence of activities for causing and advocated innovation to become successful. Keinovatifan adalah proses penerapan ide-ide baru secara aktual dan faktual ke dalam kehidupan sehari-hari Depdiknas, 2002: 2. Variabel keinovatifan meliputi sifat-sifat, nilai- nilai atau unsur-unsur yang menunjukkan sesuatu yang baru dalam performansi guru fisika ketika melaksanakan tugasnya. Hal ini merupakan penampilan hasil dari penyesuaian dan penerimaan terhadap sesuatu yang baru dari luar dan atau juga kreasi sendiri. Koontz 1996:15 mengartikan keinovatifan sebagai penggunaan atau penerapan gagasan-gagasan baru. Proses penerapan gagasan baru yang inovatif didasarkan pada kebutuhan pertumbuhan. Kebutuhan pertumbuhan merupakan kebutuhan yang mendorong seseorang untuk kreaktif dan produktif terhadap diri sendiri dan lingkungan. Kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab guru adalah upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran perlu dilakukan berbagai cara yang efektif dan efisien. Oleh karena itu dengan motivasi kerja dan keinovatifan yang tinggi guru berusaha mencari, menemukan, dan menerapkan sesuatu yang baru baik metode, strategi maupun teknik- teknik yang berbeda dan baru dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Koonzt bahwa motif didasarkan pada kebutuhan dan kebutuhan itulah yang melandasi perilaku. Upaya untuk memperbaiki secara terus-menerus kualitas pembelajaran perlu menjadi suatu sikap profesional sebagai pendidik. Pengembangan hal-hal yang inovatif perlu dilakukan guru fisika dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran fisika. Dengan demikian kreaktivitas dan keinovatifan menjadi amat penting. Robbins 2003: 23 menyebutkan inovasi sebagai suatu gagasan baru yang diharapkan untuk memperkarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses, dan jasa. Dalam hal ini lebih difokuskan pada tiga prinsip utama yaitu; gagasan baru, produk dan jasa, dan upaya perbaikan. Adanya gagasan baru dari suatu olah pikir dalam mengamati bidang pendidikan, kemudian dilanjutkan dengan aktivitas, kajian, dan penelitian melahirkan konsep yang lebih kongkrit dalam bentuk produk dan jasa yang siap dikembangkan dan diimplementasikan. Selanjutnya dilakukan penyempurnaan dan perbaikan secara terus- menerus sehingga hasil inovasi bidang pendidikan itu bisa dirasakan manfaatnya. Rogers 1995 : 252 kemudian mengatakan, terdapat lima ciri utama yang seharusnya ada dalam gagasan baru atau inovasi untuk dapat diterima sebagai bagian dari kehidupan kelompok, yaitu: 1 memiliki keuntungan relatif relative advantage, 2 mempunyai kecocokan dengan nilai atau karakter budaya individu dan kelompok compatibility, 3 tingkat kesulitan yang sedang complexity, dapat diujicobakan trialability, dan dapat diamati observability. 26 Inovasi dalam konteks pendidikan dan pembelajaran fisika berhubungan dengan pengetahuan - pengetahuan baru yang berhubungan dengan mata pelajaran fisika, metode atau strategi baru pembelajaran fisika, strategi baru mengorganisasikan bahan pelajaran fisika dan strategi baru penyampaian pembelajaran fisika. Semua itu merupakan bentuk- bentuk inovasi dalam pembelajaran fisika yang terkait langsung dengan profesi guru fisika. Para guru dalam menyikapi suatu inovasi nampaknya beragam. Ada yang langsung menerimanya. Ada yang meneliti lebih dahulu dan memutuskan untuk menerimanya untuk dirinya sendiri. Ada yang berinteraksi dengan sistem terlebih dahulu baru kemudian mempertimbangkan untuk menerima inovasi tersebut, namun tidak sedikit pula yang menolak inovasi tersebut. Proses keputusan inovatif menurut Rogers melewati lima tahap yaitu: 1 tahap pengetahuan, 2 tahap persuasi, 3 tahap keputusan, 4 tahap implementasi, dan 5 tahap konfirmasi. Keinovatifan guru fisika berkaitan erat dengan cepat atau lambatnya guru dalam mengadopsi suatu inovasi tertentu. Kecepatan guru untuk menerima inovasi sangat berbeda-beda dari satu individu dengan individu lainnya. Misalnya para guru fisika dalam suatu sekolah bisa menerima inovasi strategi pembelajaran yang berbeda-beda. Guru fisika yang satu mungkin akan segera menerima dan mengimplementasikan inovasi tersebut segera setelah inovasi itu diperkenalkan. Sementara guru fisika yang lainnya barangkali agak lambat dalam menerimanya karena masih mempertimbangkan banyak hal. Kecepatan untuk menerima suatu inovasi atau yang disebut keinovatifan menurut Rogers adalah derajat atau tingkatan dimana seorang individu atau suatu unit penerima tertentu menerima suatu gagasan atau inovasi baru relatif lebih awal dibandingkan dengan anggota lainnya. Dilihat dari kecepatan seseorang menerima inovasi, Rogers mengklasifikasikannya atas lima kategori yakni: inovator, penerima awal, mayoritas awal, mayoritas akhir, dan laggard. Keinovatifan adalah tingkat yang berkenaan dengan seberapa lama seseorang kelompok sistem sosial lebih dahulu dalam mengadopsi ide-ide baru dari konsep-konsep difusi inovasi dibandingkan dengan yang lain. Keinovatifan menjadi peubah utama dalam proses difusi inovasi yang disponsori oleh agen perubahan. Pada negara berkembang keinovatifan dipandang sebagai salah satu indikator kesuksesan program-program pembangunan. Inovasi di sini yaitu sebagai sasaran yang dapat menjadi instrumen untuk melakukan perubahan sosial sedangkan keinovatifan merupakan tingkat pengadopsian dari kelompok masyarakat dan juga menjadi ciri pokok masyarakat yang sedang mengalami proses perubahan. Proses perubahan tergantung pada waktu, objek dan sasaran. Ada yang gampang menerima atau bahkan sebaliknya yaitu sulit menerima atau menerima tetapi memerlukan waktu yang sangat lama. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang namanya keinovatifan adalah sebuah proses seseorang dalam menerima gagasan, objek yang menyangkut metode, strategi baru dan produk kategori lebih awal apabila dibandingkan dengan yang lain dalam sistem sosialnya.