Keinovatifan Guru Fisika Kemampuan Berbahasa Anak Usia Taman Kanak-kanak
pendidikan, kemudian dilanjutkan dengan aktivitas, kajian, dan penelitian melahirkan konsep yang lebih kongkrit dalam bentuk produk dan jasa yang siap dikembangkan dan
diimplementasikan. Selanjutnya dilakukan penyempurnaan dan perbaikan secara terus- menerus sehingga hasil inovasi bidang pendidikan itu bisa dirasakan manfaatnya.
Rogers 1995 : 252 kemudian mengatakan, terdapat lima ciri utama yang seharusnya ada dalam gagasan baru atau inovasi untuk dapat diterima sebagai bagian dari kehidupan
kelompok, yaitu: 1 memiliki keuntungan relatif relative advantage, 2 mempunyai
kecocokan dengan nilai atau karakter budaya individu dan kelompok compatibility, 3
tingkat kesulitan yang sedang complexity, dapat diujicobakan trialability, dan dapat
diamati observability.
26
Inovasi dalam konteks pendidikan dan pembelajaran fisika berhubungan dengan pengetahuan - pengetahuan baru yang berhubungan dengan
mata pelajaran fisika, metode atau strategi baru pembelajaran fisika, strategi baru mengorganisasikan bahan pelajaran fisika dan strategi baru penyampaian pembelajaran fisika.
Semua itu merupakan bentuk- bentuk inovasi dalam pembelajaran fisika yang terkait langsung dengan profesi guru fisika. Para guru dalam menyikapi suatu inovasi nampaknya beragam. Ada
yang langsung menerimanya. Ada yang meneliti lebih dahulu dan memutuskan untuk menerimanya untuk dirinya sendiri. Ada yang berinteraksi dengan sistem terlebih dahulu
baru kemudian mempertimbangkan untuk menerima inovasi tersebut, namun tidak sedikit pula yang menolak inovasi tersebut. Proses keputusan inovatif menurut Rogers melewati lima
tahap yaitu: 1 tahap pengetahuan, 2 tahap persuasi, 3 tahap keputusan, 4 tahap implementasi, dan 5 tahap konfirmasi.
Keinovatifan guru fisika berkaitan erat dengan cepat atau lambatnya guru dalam mengadopsi suatu inovasi tertentu. Kecepatan guru untuk menerima inovasi sangat
berbeda-beda dari satu individu dengan individu lainnya. Misalnya para guru fisika dalam suatu sekolah bisa menerima inovasi strategi pembelajaran yang berbeda-beda. Guru fisika yang satu
mungkin akan segera menerima dan mengimplementasikan inovasi tersebut segera setelah inovasi itu diperkenalkan. Sementara guru fisika yang lainnya barangkali agak lambat dalam menerimanya
karena masih mempertimbangkan banyak hal. Kecepatan untuk menerima suatu inovasi atau yang disebut keinovatifan menurut Rogers adalah derajat atau tingkatan dimana
seorang individu atau suatu unit penerima tertentu menerima suatu gagasan atau inovasi baru relatif lebih awal dibandingkan dengan anggota lainnya. Dilihat dari kecepatan
seseorang menerima inovasi, Rogers mengklasifikasikannya atas lima kategori yakni: inovator, penerima awal, mayoritas awal, mayoritas akhir, dan
laggard. Keinovatifan adalah tingkat yang berkenaan dengan seberapa lama seseorang kelompok sistem sosial lebih dahulu dalam
mengadopsi ide-ide baru dari konsep-konsep difusi inovasi dibandingkan dengan yang lain. Keinovatifan menjadi peubah utama dalam proses difusi inovasi yang disponsori oleh agen
perubahan. Pada negara berkembang keinovatifan dipandang sebagai salah satu indikator kesuksesan program-program pembangunan. Inovasi di sini yaitu sebagai sasaran yang dapat
menjadi instrumen untuk melakukan perubahan sosial sedangkan keinovatifan merupakan tingkat pengadopsian dari kelompok masyarakat dan juga menjadi ciri pokok masyarakat yang
sedang mengalami proses perubahan. Proses perubahan tergantung pada waktu, objek dan sasaran. Ada yang gampang menerima atau bahkan sebaliknya yaitu sulit menerima atau
menerima tetapi memerlukan waktu yang sangat lama.
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang namanya keinovatifan adalah sebuah proses seseorang dalam menerima gagasan, objek
yang menyangkut metode, strategi baru dan produk kategori lebih awal apabila dibandingkan dengan yang lain dalam sistem sosialnya.
Inovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kegiatan pendidikan. Dengan demikian metode baru atau cara baru dalam melaksanakan metode yang ada seperti dalam proses pembelajaran fisika dapat menjadi suatu upaya
meningkatkan efektivitas pembelajaran. Pembelajaran fisika yang inovatif mengandung arti pembelajaran fisika yang dikemas oleh guru yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang
dipandang baru agar mampu memfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil belajar fisika.
Paradigma pembelajaran fisika yang inovatif diyakini mampu memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kecakapan hidup dan siap terjun di masyarakat. Dengan begitu,
pembelajaran fisika yang inovatif ditandai dengan prinsip-prinsip berikut; 1 pembelajaran bukan pengajaran. 2 guru sebagai fasilitator bukan instruktur. 3 siswa sebagai subjek bukan
objek. 4 multimedia bukan monomedia. 5 sentuhan manusiawi bukan hewani. 6 pembelajaran induktif bukan deduktif. 7 materi bermakna bagi siswa bukan sekedar dihafal.
8 keterlibatan siswa partisipatif bukan pasif.
Prinsip Pembelajaran fisika yang Inovatif dapat digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran fisika dengan segala kompetensi yang akan dicapai berdasarkan mata pelajaran
fisika yaitu ; berpusat pada siswa, berbasis masalah, terintegrasi, berbasis masyarakat, memberikan pilihan, tersistem, dan berkelanjutan. Jika guru fisika termasuk orang yang kreatif,
berarti guru fisika mempunyai sikap kreatif. Sikap kreatif ditandai dengan hal-hal berikut : keterbukaan terhadap pengalaman baru, kelenturan dalam berfikir, kebebasan dalam ungkapan
diri, menghargai fantasi, minat terhadap kegiatan kreatif, kepercayaan terhadap gagasan sendiri, dan kemandirian dalam memberikan pertimbangan sendiri. Guru fisika perlu
menguasai dan dapat menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang didalamnya terdapat pendekatan, model, dan teknik pembelajaran secara spesifik.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dipaparkan, maka yang dimaksud dengan keinovatifan guru fisika adalah menunjukan perubahan tingkah laku dari proses menerima
suatu inovasi, sehingga tingkat keinovatifan guru fisika adalah derajat penerimaan guru fisika terhadap suatu inovasi pembelajaran fisika dengan indikator 1 pengetahuan hal-hal baru
tentang, 2 penerimaan terhadap hal-hal baru, dan 3 penerapan hal -hal baru tersebut dalam praktek profesionalnya serta 4 kecenderungan untuk berani mengambil resiko
atas sikapnya menerima dan menerapkan hal-hal baru tentang pembelajaran fisika tersebut.