Tempat dan Waktu Penelitian

intensitas hujan, hujan efektif dan debit banjir. Analisis intensitas hujan dilakukan dengan menggunakan persamaan 1 sampai persamaan 17. Selanjutnya hujan efektif dihitung dengan mangalikan intensitas hujan dengan nilai koefisien yang tertera pada Tabel 2. Analisis debit banjir dihitung dengan menggunakan persamaan 18 sampai persamaan 27. Sub Model Hidrolika Sub model hidrolika merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh karakteristik hidrolika sungai. Karakteristik tersebut adalah kekasaran saluran, kapasitas maksimum sungai Q dan tinggi muka air banjir h. Parameter tersebut diperoleh dengan uraian sebagai berikut: Model Matematis Kekasaran Saluran Model matematis ini dibangun untuk memperoleh nilai Ks berdasarkan hubungan antara 1 √λ dan RK s Model Matematis Hubungan Muka Air Banjir dan Debit . Persamaan yang digunakan adalah persamaan 28 29 dan 30. Model matematis hubungan antara muka air banjir dan debit disusun berdasarkan persamaan 31 dan 32. Sub Model Tata Guna Lahan Analisis tata guna lahan bertujuan untuk menentukan wilayah yang memiliki potensi bantaran untuk dilakukan pengelolaan sungai secara ekohidrolik. Potensi tersebut diukur dengan membagi jenis tataguna lahan pada bantaran sungai. Tataguna lahan pada bantaran sungai dianalisis dengan membagi dalam beberapa kategori. Pembagian data atas kelompok atau kategori harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut Nazir, 2005: - Kategori yang dibuat harus sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian. - Kategori harus lengkap. - Kategori harus bebas dan terpisah. - Tiap kategori harus berada dari suatu kaidah klasifikasi. - Tiap kategori harus dalam satu level. Sub Model Beban Banjir Analisis ini dilakukan untuk menilai seberapa besar ancaman banjir pada setiap lokasi yaitu dengan menghitung selisih tinggi tanggul dengan muka air banjir. Jika selisih bernilai kurang dari nol maka mengidikasikan tidak terjadi banjir. Sub Model Ekohidrolik Sub model ekohidrolik terbagi atas dua tahapan yaitu perhitungan lebar bantaran optimal dan perhitungan tinggi genangan dan kecepatan aliran. Sub model ini disusun dengan menggunakan persamaan 28,29,30,33,34,35 dan 36.

3.2.2. Disain Kebijakan Pengelolaan Sungai Berbasis Pada Konsep Ekohidrolik.

Disain kebijakan pengelolaan sungai berbasis pada konsep ekohidrolik disusun untuk mengetahui skenario kebijakan yang dapat mempengaruhi keberhasilan penerapan konsep ekohidrolik pada bantaran sungai. Model disusun dengan tahapan sebagai berikut: - Kajian tingkat partisipasi masyarakat dengan menggunakan metode skala penilaian komperatif. - Kajian kondisi sosial ekonomi masyarakat dengan menggunakan tabulasi frekwensi. - Kajian pengaruh faktor sosial ekonomi masyarakat terhadap tingkat partisipasinya dianalisis dengan menggunakan analisis neural network metode algoritma back propagation. - Kajian arahan kebijakan pengelolaan sungai dianalisis dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process dan Metode Bayes.

3.2.3. Penerapan Model Pengelolaan Sungai Berbasis Pada Konsep Ekohidrolik

pada Sungai Lawo Kabupaten Soppeng. 3.2.3.1.Penerapan Model Pengelolaan Sungai Berbasis Pada Konsep Ekohidrolik. a. Jenis dan Sumber Data Jenis data pada penerapan model pengelolaan sungai berbasis pada konsep ekohidrolik pada Sungai Lawo Kabupaten Soppeng disajikan pada Tabel 6.