Pengelolaan Sungai Development river management model based on ecohydraulic concept. (case Study at Lawo River of Soppeng Regency, Province of South Sulawesi)
2.4. Pengelolaan Sungai
Pengelolaan sungai merupakan bagian dari pengelolaan sumber daya air. Dalam Undang Undang No.7 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air Pasal 1 diuraikan bahwa pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. Selanjutnya dalam Pasal 25 diuraikan bahwa konservasi sumber daya air dilaksanakan pada sungai, danau, waduk, rawa, cekungan air tanah, sistem irigasi, daerah tangkapan air, kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, kawasan hutan, dan kawasan pantai. Dalam Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai Pasal 18 diuraikan bahwa pengelolaan sungai meliputi konservasi sungai, pengembangan sungai, dan pengendalian daya rusak air sungai. Tahapan kegiatan dalam pengelolaan sungai adalah penyusunan program dan kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan pemantauan dan evaluasi. Salah satu bagian pengelolaan sungai adalah upaya pengendalian banjir atau pengendalian daya rusak air. Pengendalian banjir dapat dilaksanakan dengan dua metode yaitu metode struktur dan metode non struktur. Metode struktur dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu: a perbaikan dan pengaturan sistem sungai berupa sistem jaringan sungai, normalisasi sungai, perlindungan tanggul, tanggul banjir, sudetan, dan floodway dan b bangunan pengendali banjir berupa bendungan, kolam retensi, pembuatan check dam, bangunan penguras, kemiringan sungai, groundsill, retarding basin dan polder. Sedang metode non strukutural antara lain adalah pengelolaan DAS, pengaturan tataguna lahan, pengendalian erosi. Pengembangan daerah banjir, pengaturan daerah banjir, penanganan kondisi darurat, peramalan banjir, peringatan bahaya banjir, asuransi dan penegakan hukun. Kodoatie dan Sugianto, 2002. Sedang dalam Undang Undang No.7 tahun 2004 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air Pasal 21 diuraikan bahwa upaya perlindungan dan pelestarian sumber air dilaksanakan secara vegetatif danatau sipil teknis melalui pendekatan sosial, ekonomi dan budaya. Upaya tersebut merupakan dasar dalam penatagunaan lahan. Uraian ini menunjukkan bahwa upaya perlindungan sungai dapat dilakukan secara struktural sipil teknis dan non struktural vegetatif. Namun demikian, secara umum upaya pengelolaan sungai dilakukan secara sturktural. Pengembangan sungai-sungai di Indonesia dalam 30 tahun terakhir ini mengalami peningkatan pembangunan fisik yang realatif cepat. Pembangunan fisik tersebut misalnya pembuatan sudetan, pelurusan, pembuatan tanggul sisi dan pembetonan tebing, baik pada sungai kecil maupun pada sungai besar. Hal ini menyebabkan terjadinya percepatan aliran menuju hilir dan sungai bagian hilir akan menanggung volume aliran air yang lebih besar dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan sebelumnya. Maryono, 2005 Sudetan merupakan pengelolaan sungai yang bertujuan untuk menghilangkan aliran sungai pada meandering dengan cara menyudet sungai di tempat-tempat tertentu sehingga air tidak melewati meander lagi. Pada pengelolaan tersebut, maka secara ekologi pada daerah meander tidak lagi merupakan suatu ekosistem sungai. Demikian pula pada kegiatan normalisasi sungai yang menyebabkan adanya anak-anak sungai yang tidak lagi berfungsi karena ditutup pengalirannya. Normalisasi sungai merupakan upaya untuk mengubah tampang alur memanjang sungai yang semula bermeandering menjadi relatif lurus. Selain itu, pada tampang melintang sungai yang semula tidak teratur diubah menjadi teratur tampang segiempat atau trapesium. Pengelolaan sungai yang umum dilakukan adalah pembuatan tanggul di kiri dan kanan sungai. Pembuatan tanggul memanjang sungai damming adalah rekayasa teknik hidro dengan tujuan membatasi limpasan atau luapan air sungai sehingga banjir di kawasan tersebut dapat dihindari Maryono, 2007. Konstruksi ini dinilai dapat melindungi kawasan sekitar sungai dari banjir. Tanggul dapat dibuat memanjang pada satu sisi sungai atau kedua sisinya. Tanggul satu sisi biasanya dibangun pada kondisi sungai berbatasan dengan tebing di sisi lainnya. Namun demikian kegagalan struktur sering dialami berupa jebolnya tanggul akibat daya kinetis air yang besar. Akibat adanya tanggul, maka kecepatan air pada sungai menjadi lebih cepat. Pembangunan tanggul secara parsial akan menyebabkan terjadinya banjir di hilir, hilangnya vegetasi tebing sungai serta adanya habitat yang hilang pada daerah genangan. Uraian di atas mengindikasikan bahwa pengelolaan sungai secara struktural yang masih merupakan pilihan yang utama walaupun berdampak pada kondisi lingkungan biotik dan abiotik. Hal ini terjadi karena pengelolaan tersebut hanya memperhitungkan karakteristik hidrolika tanpa memperhitungkan karakteristik ekologi dan sosial.2.5 Konsep Ekohidrolik
Parts
» Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian
» Metode Pengambilan Keputusan Dalam Disain Kebijakan
» Tempat dan Waktu Penelitian Disain Penelitian
» Gambaran Umum Kabupaten Soppeng
» Model Pengelolaan Sungai Berbasis Pada Konsep Ekohidrolik
» Kebijakan Pengelolaan Sungai Berbasis Pada Konsep Ekohidrolik
» SIMPULAN DAN SARAN Penerapan Kebijakan Pengelolaan Sungai Berbasis Pada Konsep
» Keduanya sama penting b. Sumber daya manusia sedikit lebih penting dibanding teknologi
» Teknologi jauh lebih penting dibanding sumber daya manusia.
» Keduanya sama penting b. Sumber daya manusia sedikit lebih penting dibanding kebijakan
» Kebijakan pemerintah sedikit lebih penting dibanding sumber daya
» Sumber daya manusia sangat lebih penting dibanding kebijakan
» Kebijakan pemerintah sangat lebih penting dibanding sumber daya
» Sumber daya manusia jauh lebih penting dibanding kebijakan
» Kebijakan pemerintah jauh lebih penting dibanding sumber daya Keduanya sama penting
» Sumber daya manusia sedikit lebih penting dibanding kelembagaan
» Kelembagaan pemerintah sedikit lebih penting dibanding sumber
» Sumber daya manusia lebih penting dibanding kelembagaan
» Kelembagaan pemerintah lebih penting dibanding sumber daya
» Sumber daya manusia sangat lebih penting dibanding kelembagaan
» Kelembagaan pemerintah sangat lebih penting dibanding sumber
» Sumber daya manusia jauh lebih penting dibanding kelembagaan
» Kelembagaan pemerintah jauh lebih penting dibanding sumber daya
» Keduanya sama penting b. Sumber daya manusia sedikit lebih penting dibanding kelembagaan
» Kelembagaan masyarakat sedikit lebih penting dibanding sumber
» Kelembagaan masyarakat lebih penting dibanding sumber daya
» Kelembagaan masyarakat sangat lebih penting dibanding sumber
» Kelembagaan masyarakat jauh lebih penting dibanding sumber daya Keduanya sama penting
» Keduanya sama penting Keduanya sama penting Keduanya sama penting
» Kelembagaan masyarakat sedikit lebih penting dibanding
» Pemerintah daerah lebih penting dibanding kelembagaan
» Kelembagaan masyarakat lebih penting dibanding pemerintah
» Kelembagaan masyarakat sangat lebih penting dibanding
» Pemerintah daerah jauh lebih penting dibanding kelembagaan
» Kelembagaan masyarakat sedikit lebih penting dibanding pemilik
» Kelembagaan masyarakat sangat lebih penting dibanding pemilik
» Pemilik lahan jauh lebih penting dibanding kelembagaan masyarakat.
» Keduanya sama penting Kebijakan pencegahan banjir sedikit lebih penting dibanding
» Kebijakan pengembangan ekonomi masyarakat sedikit lebih penting
» Kebijakan pencegahan banjir lebih penting dibanding kebijakan
» Kebijakan pengembangan ekonomi masyarakat lebih penting
» Kebijakan pengembangan ekonomi masyarakat sangat lebih penting
» Kebijakan pencegahan banjir jauh lebih penting dibanding kebijakan Keduanya sama penting
» Program peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat sedikit lebih penting
» Program peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat lebih penting
» Program pengawasan dan pemeliharaan lebih penting dibanding
» Program peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat sangat lebih penting
» Program pengawasan dan pemeliharaan sangat lebih penting
» Keduanya sama penting Program pemberian insentif bagi masyarakat sedikit lebih penting
» Program bantuan bibit dan penyuluhan sedikit lebih penting program
» Program pemberian insentif bagi masyarakat lebih penting dibanding
» Program bantuan bibit dan penyuluhan lebih penting dibanding
» Program pemberian insentif bagi masyarakat jauh lebih penting
» Program bantuan bibit dan penyuluhan jauh lebih penting dibanding Keduanya sama penting
» Keduanya sama penting Program pemberian bantuan bibit dan penyuluhan sedikit lebih penting
» Keduanya sama penting b. Teknologi sedikit lebih penting dibanding kelembagaan pemerintah
» Kelembagaan pemerintah jauh lebih penting dibanding teknolog
» Keduanya sama penting b. Teknologi sedikit lebih penting dibanding kelembagaan masyarakat
» Kelembagaan masyarakat jauh lebih penting dibanding teknologi Keduanya sama penting
» Keduanya sama penting Keduanya sama penting Kelembagaan pemerintah sedikit lebih penting dibanding
» Kelembagaan pemerintah lebih penting dibanding kelembagaan
» Kelembagaan masyarakat lebih penting dibanding kelembagaan
» Kelembagaan pemerintah sangat lebih penting dibanding
» Kelembagaan pemerintah jauh lebih penting dibanding kelembagaan
» Kelembagaan masyarakat jauh lebih penting dibanding Keduanya sama penting
» Program pemberian insentif bagi masyarakat sangat lebih penting
» Program peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat jauh lebih penting
» Program bantuan bibit dan penyuluhan jauh lebih penting dibanding
Show more