4.4.1 Data Eksperimen Konfirmasi
Eksperimen konfirmasi dilakukan untuk menguji nilai estimasi setting level faktor maupun karakteritik kualitas. Jika hasil eksperimen konfirmasi dapat
menguji hasil estimasi, maka level untuk kondisi optimal dapat diimplementasikan di lapangan.
Penetapan level eksperimen konfirmasi dilakukan sesuai setting level optimal pada tabel 4.15. Data eksperimen konfirmasi diuraikan pada tabel 4.21 di
bawah ini.
Tabel 4.21 Hasil eksperimen konfirmasi
No y
1
y
2
y
3
1
9.43 356 17.65
2
9.46 350 18.25
3
9.47 346 18.20
4
9.47 348 18.05
5
9.41 356 17.75
6
9.59 348 18.00
7
9.57 350 18.35
8
9.55 358 18.20
9
9.56 356 18.10
10
9.53 362 17.95
Sumber: Pelaksanaan eksperimen konfirmasi, 2006
4.4.2 Perhitungan Confidence Interval
Pada sub bab ini akan dijelaskan perbandingan perhitungan confidence interval untuk hasil estimasi nilai karakteristik kualitas pada tabel 4.17 dengan
perhitungan confidence interval untuk rata-rata hasil eksperimen konfirmasi. Confidence Interval untuk nilai karakteristik kualitas dihitung dengan
rumus sebagai berikut: ⎥
⎦ ⎤
⎢ ⎣
⎡ +
± =
r 1
n 1
x V
x F
CI
eff e
v2 v1,
,
α
dengan;
v2 v1,
α,
F = tabel F rasio lampiran 5
α = resiko. Level kepercayaan = 1 – resiko
v1 = derajat bebas untuk rata-rata dan nilainya selalu 1 untuk interval kepercayaan
IV-37
v2 = derajat bebas untuk pooled error variance
Ve = variasi kesalahan gabungan pooled error variance
n = jumlah pengamatan
r = jumlah sampel untuk eksperimen konfirmasi r
≠ 0 Hasil perhitungan confidence interval untuk kondisi optimal dan nilai
konfirmasi dapat dilihat pada table 4.22 dan 4.23 di bawah ini.
Tabel 4.22 Confidence interval untuk nilai optimal
Karakteristik kualitas F tabel
Ve 1neff
Confidence Interval
Ketidakrataan benang
3.94 0.034 0.10185
0.117
Kekuatan tarik benang
3.94 20.9168 0.10185
2.897
Puntiran benang
3.94 0.005 0.12037
0.049
Sumber: Pengolahan data, 2006
Tabel 4.23 Confidence interval untuk nilai konfirmasi
Karakteristik kualitas F tabel
Ve 1neff
1r Confidence Interval
Ketidakrataan benang
3.94 0.034 0.10185
0.1 0.164
Kekuatan tarik benang
3.94 20.9168 0.10185
0.1 4.079
Puntiran benang
3.94 0.005 0.12037
0.1 0.066
Sumber: Pengolahan data, 2006
Hasil perhitungan confidence interval untuk masing-masing karakteristik kualitas pada kondisi optimal diuraikan pada tabel 4.24. Sedangkan hasil
perhitungan confidence interval untuk rata-rata nilai eksperimen konfirmasi diuraikan pada tabel 4.25 di bawah ini.
Tabel 4.24 Hasil perhitungan confidence interval untuk nilai optimal
No Karakteristik kualitas
Confidence Interval Nilai Optimal
Nilai Interval
1 Ketidakrataan benang
0.117 9.480 9.363-9.597
2 Kekuatan tarik benang
2.897 351.093 348.196-353.990
3 Puntiran benang
0.049 18.092 18.043-18.141
Sumber: Pengolahan data, 2006
Tabel 4.25 Hasil perhitungan confidence interval untuk nilai konfirmasi
No Karakteristik kualitas Confidence Interval
Rata-rata Nilai Interval
1 Ketidakrataan benang
0.164 9.504 9.340-9.668
2 Kekuatan tarik benang
4.079 353 348.921-357.079
3 Puntiran benang
0.066 18.05 17.984-18.116
Sumber: Pengolahan data, 2006
IV-38
Perbandingan nilai interval antara hasil kondisi optimal dengan hasil
eksperimen konfirmasi digambarkan pada tabel 4.26 di bawah ini. Tabel 4.26 Perbandingan nilai optimal dan eksperimen konfirmasi
No Karakteristik kualitas Perbandingan
Keterangan Keputusan
Optimal 1 Ketidakrataan
benang Konfirmasi
Diterima Optimal
2 Kekuatan tarik benang
Konfirmasi Diterima
9,597 9,363
9,668 9,340
353,990 348,196
Optimal 3 Puntiran
benang Konfirmasi
Diterima
357,079 349,921
18,141 18,043
17,984 18,116
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terjadi persinggungan nilai confidence interval untuk predicted mean dengan eksperimen konfirmasi,
sehingga eksperimen dapat diterima.
IV-39
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Bab ini menjelaskan dan menguraikan analisis dan interpretasi data-data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Pembahasan diawali dengan analisa
dan interpretasi hasil dari kondisi awal yang digunakan sebagai pembanding dengan kondisi optimal hasil eksperimen konfirmasi. Analisa dan interpretasi
data-data yang telah diperoleh dalam penelitian akan diuraikan dalam sub bab-sub bab berikut ini.
5.1 ANALISIS TERHADAP KONDISI AWAL
Kondisi awal diketahui dengan cara membuat benang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada perusahaan. Eksperimen kondisi awal dilakukan
untuk mengetahui apakah proses sudah memenuhi spesifikasi atau belum. Hasil pengolahan data, diketahui bahwa nilai indeks kemampuan proses lebih dari 1
untuk masing-masing karakteristik kualitas. Hal ini berarti proses yang selama ini berjalan telah memenuhi spesifikasi dan memungkinkan untuk dilakukan
eksperimen berikutnya. Tujuan dilakukan eksperimen dengan robust design adalah meminimumkan total biaya kerugian. Berikut adalah gambar ketidakrataan
benang, kekuatan tarik benang, dan puntiran pada benang.
Gambar 5.1 Ketidakrataan benang
Sumber: Perusahaan, 2006
V-1