Analisis Persamaan Regresi ANALISIS TERHADAP EKSPERIMEN TAGUCHI

sehingga menghasilkan kualitas benang meliputi ketidakrataan benang, kekuatan tarik benang, dan puntiran pada benang yang optimal. Eksperimen ini melibatkan sembilan faktor terkendali dengan masing-masing faktor terdiri dari tiga level. Eksperimen Taguchi ini menggunakan replikasi sebanyak 4 kali. Replikasi ini dilakukan untuk mengurangi noise yang mempengaruhi proses pembuatan kualitas benang. Desain eksperimen Taguchi memungkinkan eksperimen dengan banyak faktor dengan jumlah eksperimen yang sedikit sehingga menghemat waktu dan biaya.

5.2.1 Analisis Persamaan Regresi

Persamaan regresi adalah langkah untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing faktor eksperimen terhadap nilai karakteristik kualitas. Regresi digunakan untuk meramalkan nilai karakteristik kualitas sebagai variabel dependen dari nilai-nilai optimal faktor eksperimen sebagai variabel independen. Persamaan regresi yang digunakan adalah regresi berganda dimana terdapat satu variabel dependen dan beberapa variabel independen. Masing-masing karakteristik kualitas dibentuk dalam masing-masing persamaan regresi. Persamaan regresi dibentuk untuk ketiga karakteristik kualitas dimana semua variabel mempunyai nilai antara 1, 2 dan 3 yang menunjukkan level. Pada tabel variable entered lampiran 2 untuk tiga karkteristik kualitas menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang dikeluarkan atau dengan kata lain semua variabel faktor bebas dimasukkan dalam perhitungan regresi. Tidak ada ukuran yang pasti berapa besarnya R square untuk mengatakan bahwa suatu variabel sudah tepat. Semakin besar nilai R square atau mendekati nilai 1, maka model semakin tepat. Tetapi jika data yang digunakan dalam penelitian bersifat cross section maka nilai R square = 0,2 atau 0,3 sudah cukup baik Setiaji, 2006. Angka R square pada ketidakrataan benang Y 1 adalah 0,397. Hal ini berarti 39,7 ketidakrataan benang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen, yaitu diameter top front roll, diameter top back roll, jarak bottom roll-top front roll, jarak bottom roll-top back roll, jarak bottom roll-cradle, ketebalan distance clip, traveller, tekanan pendulum, dan pembebanan yang digunakan dalam eksperimen. Sedangkan sisanya 100 - 39,7 = 60,3 dijelaskan oleh faktor selain kesembilan faktor tersebut. Angka R square pada V-3 kekuatan tarik benang Y 2 adalah 0,395. Hal ini berarti 39,5 kekuatan tarik benang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen, yaitu diameter top front roll, diameter top back roll, jarak bottom roll-top front roll, jarak bottom roll-top back roll, jarak bottom roll-cradle, ketebalan distance clip, traveller, tekanan pendulum, dan pembebanan yang digunakan dalam eksperimen. Sedangkan sisanya 100-39,5 = 60,5 dijelaskan oleh faktor selain kesembilan faktor tersebut. Angka R square untuk puntiran pada benang Y 3 adalah 0,961. Hal ini berarti 96,1 puntiran pada benang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen, yaitu diameter top front roll, diameter top back roll, jarak bottom roll-top front roll, jarak bottom roll-top back roll, jarak bottom roll- cradle, ketebalan distance clip, traveller, tekanan pendulum, dan pembebanan yang digunakan dalam eksperimen. Sedangkan sisanya 100 - 96,1 = 3,9 dijelaskan oleh faktor selain kesembilan faktor tersebut. Hasil uji ANOVA pada lampiran 2 berdasarkan uji t diperoleh nilai t hitung faktor F sebesar 2,41 probabilitas sebesar 0,024 0,05 lebih besar dari t tabel = 2,11 yang berarti faktor F berpengaruh signifikan terhadap ketidakrataan benang. Sedangkan untuk kekuatan tarik benang berdasarkan uji t semua faktor secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kekuatan tarik benang. Tetapi dari persamaan regresi diketahui bahwa nilai koefisien regresi terbesar adalah faktor E sehingga faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kekuatan tarik benang adalah faktor E. Berdasarkan perhitungan uji t diperoleh nilai t hitung untuk puntiran benang adalah faktor C sebesar -2,754 dengan probabilitas 0,014 0,05. Nilai C lebih besar dari t tabel = 2,11 yang berarti faktor C berpengaruh signifikan terhadap puntiran benang. Demikian juga nilai t hitung faktor G sebesar 20,146 dengan probabilitas 0,000 0,05. Nilai t hitung faktor G lebih besar dari t tabel = 2,11 yang berarti faktor G berpengaruh signifikan terhadap puntiran benang. Dari persamaan regresi yang diperoleh dapat dijelaskan bahwa untuk ketidakrataan benang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor F ketebalan distance clip. Kekuatan tarik benang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor E jarak bottom roll-cradle. Sedangkan untuk puntiran pada benang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor C jarak bottom roll-top front roll dan faktor G traveller. V-4

5.2.2 Analisis Setting Optimal