Proses Produksi Benang TEORI BENANG

pengurangan diameter karena adanya penarikan serat. Sehingga untuk memberikan kekuatan pada serat tersebut, maka serat diberi puntiran twist dengan maksud mempermudah proses selanjutnya weaving.

2.1.1 Proses Produksi Benang

Proses produksi di perusahaan ini pada dasarnya adalah mengolah bahan baku kapas menjadi benang tenun. Bahan baku yang telah dikondisikan terlebih dahulu difeedingkan ke mesin blowing dan dilanjutkan ke mesin carding. Hasil proses dari mesin blowing dan mesin carding digabungkan menjadi satu yaitu sliver carding yang selanjutnya diproses ke mesin drawing A dan drawing B. Hasil dari mesin drawing B sliver drawing dimasukkan ke mesin speed frame yang menghasilkan roving kemudian diproses di mesin ring spinning yang nantinya menghasilkan benang dalam kemasan tube dengan nomer tertentu. Dalam pemasarannya benang dikemas dalam bentuk cone, sehingga benang hasil dari mesin ring spinning diproses lebih lanjut pada mesin cone winder yang berfungsi untuk menggulung benang dari bentuk tube ke bentuk cone. Untuk lebih jelasnya proses produksi pemintalan benang di PT. Kusumaputra Santosa dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini. Penjelasan secara singkat tahapan proses produksi benang rayon di departemen spinning sebagai berikut: a. Blowing, proses membuka gumpalan serat, membersihkan serat dari kotoran, mencampur serat, dan meratakan serat yang hasilnya berupa serat kapas yang panjang dinamakan lap, untuk disuapkan secara kontinyu kearah mesin carding. Gambar 2.1 Proses produksi benang rayon PT. Kusumaputra Santosa Sumber: Perusahaan, 2006 b. Carding, membuka gumpalan serat lebih lanjut sehingga serat-serat tersebut terurai satu dengan yang lainnya, membersihkan kotoran-kotoran yang masih ada dalam gumpalan serat, mengubah serat menjadi sliver dengan arah serat ke sumbu sliver, dan membentuk sliver carding yang padat dan rata. c. Drawing, melakukan perangkapan doubling dan pencampuran mixing sliver, melakukan peregangan, pelurusan, dan pensejajaran serat, serta memperbaiki kerataan sliver per satuan panjang. d. Speed frame, proses pengubahan sliver menjadi roving dengan peregangan drafting, memberi antihan pada roving twisting, dan pembuatan gulungan roving yang rata, bersih, dan padat. e. Ring spinning, proses merubah roving menjadi benang dengan puntiran twisting untuk mendapatkan kekuatan yang diinginkan, dan menggulung roving menjadi benang dengan peregangan dalam kemasan tube. f. Cone winder, proses penggulungan kembali benang dari tube menjadi gulungan cone serta membuang thin, dan bagian-bagian benang yang lemah.

2.1.2 Mesin Ring Spinning