5.2.2 Analisis Setting Optimal
Penentuan setting optimal untuk tiga karakteristik kualitas secara simultan dilakukan dengan mensubsitusikan persamaan regresi ke dalam persamaan quality
loss function. Tujuannya adalah untuk meminimasi total quality loss function akibat tiga karakteristik kualitas. Hasil setting level optimal untuk tiga
karakteristik kualitas secara simultan dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah ini.
Tabel 5.1 Setting level optimal
Kondisi Optimal FAKTOR
Level Nilai
A Diameter top front roll 3
29 mm
B Diameter top back roll 3
29 mm
C Jarak bottom roll-top front roll 3
+3 mm
D Jarak bottom roll-top back roll 1
-2 mm
E Jarak bottom roll-cradle 1
-3 mm
F Ketebalan dintance clip 1 2,3
mm G Traveller
1 2 H Tekanan pendulum
3 18 kgcm
2
I Pembebanan 3
4 kg
Berikut adalah penjelasan setting level optimal hasil eksperimen Taguchi, yaitu: 1. Faktor A diameter top front roll dan faktor B diameter top back roll,
Benang yang dihasilkan adalah jenis rayon dengan ukuran diameter yang paling besar, hal ini menunjukkan bahwa top front roll dan top back roll untuk
benang jenis rayon sangat memerlukan daya jepit yang tinggi untuk menghindari benang yang tidak rata dan menghasilkan benang yang semakin
kuat. Pada top front roll dibutuhkan kekuatan untuk penarikan pada area selanjutnya yaitu pengantihan atau puntiran.
2. Faktor C jarak bottom roll-top front roll, Penarikan dihasilkan dengan menjalankan cradle lebih cepat daripada top
back roll, dan top front roll lebih cepat daripada yang lain. Pada posisi top front roll maju 3 mm, top front roll dapat melakukan penarikan pada benang
sehingga menghasilkan puntiran benang yang sesuai. Jika posisi top front roll semakin maju atau semakin mundur dan tidak memperhatikan jarak terhadap
bottom roll, maka tidak ada daya jepit antara keduanya sehingga menghasilkan puntiran benang yang sangat lemah.
V-5
3. Faktor D jarak bottom roll-top back roll, Top back roll berfungsi untuk menerima benang dari gulungan roving agar
benang dapat masuk ke back roll kemudian diteruskan ke cradle. Jarak top back roll yang tidak sesuai dapat mengakibatkan benang dari gulungan roving
tidak dapat masuk ke top back roll sehingga benang tidak dapat diproses. 4. Faktor E jarak bottom roll-cradle,
Pada posisi ini cradle tidak berbenturan dengan front roll dan back roll, sehingga benang dapat melewati top roll. Dengan posisi cradle mundur 3,
maka kekuatan benang akan lebih besar dibandingkan dengan cradle pada posisi maju.
5. Faktor F ketebalan distance clip, Distance clip sangat berpengaruh terhadap ketidakrataan benang, dimana
distance clip menentukan besarnya diameter benang. Kerataan benang yang keluar melalui top front roll dikontrol oleh distance clip, distance clip dengan
diameter kecil maka ketidakrataan benang juga akan semakin minimal. 6. Faktor G traveller,
Traveller berpengaruh terhadap puntiran benang, traveller yang cacat akan akan meningkatkan terjadinya bulu-bulu sehingga mengakibatkan benang
sering putus. Akan tetapi traveller yang digunakan juga harus memperhatikan diameter top front roll karena puntiran benang terjadi ketika benang keluar
dari top front roll dan diterima oleh traveller yang berputar pada ring flange. Traveller dengan dengan nomor semakin besar maka jumlah puntiran juga
semakin mendekati nilai targetnya. 7. Faktor H tekanan pendulum,
Tekanan pendulum juga berperan pada daerah drafting. Jika tekanan pendulum yang digunakan semakin besar maka akan diperoleh daya jepit yang
bagus sehingga benang akan mengalami jepitan yang bagus pula. Akan tetapi tekanan ini digunakan juga harus memperhatikan ukuran top front roll dan top
back roll baik tingkat kekerasan, diameter maupun kualitas apron yang digunakan.
V-6
8. Faktor I pembebanan, Pembebanan bertujuan untuk menentukan keketatan gulungan benang pada
tube. Jika pembebanan semakin berat maka benang semakin ketat dalam gulungan sehingga mempengaruhi tingkat kekuatan tarik benang. Watanabe,
1993.
5.2.3 Analisis Perbandingan Nilai Karakteristik Dan Total Kerugian Pada Kondisi Aktual Dan Optimal