Perhitungan Total Kerugian Kondisi Optimal

Keterangan; y 1 = nilai karakteristik kualitas ketidakrataan benang kondisi optimal y 2 = nilai karakteristik kualitas kekuatan tarik benang kondisi optimal y 3 = nilai karakteristik kualitas puntiran benang kondisi optimal

4.3.6 Perhitungan Total Kerugian Kondisi Aktual

Perhitungan total kerugian untuk kondisi aktual juga dilakukan dengan level tiap faktor eksperimen. Setting level untuk faktor eksperimen kondisi aktual dapat diketahui berdasarkan setting level yang saat ini digunakan. Hasil perhitungan total kerugian kondisi aktual diuraikan pada tabel 4.18 dibawah ini. Tabel 4.18 Total kerugian untuk kondisi aktual Setting Level Aktual Nilai Kerugian Total Kerugian Faktor A B C D E F G H I Ly 1 Ly 2 Ly 3 LY Level 2 2 2 2 1 1 1 2 3 Rp 63375,00 Rp 53955,00 Rp 54.041,00 Rp 171.372,00 Sumber: Pengolahan data, 2006

4.3.7 Perhitungan Total Kerugian Kondisi Optimal

Total kerugian dihitung dengan menjumlahkan kerugian tiap karakteristik kualitas. Hasil perhitungan total kerugian kondisi optimal diuraikan pada tabel 4.19 dibawah ini. Tabel 4.19 Total kerugian untuk kondisi optimal Setting Level Optimal Nilai Kerugian Total Kerugian Faktor A B C D E F G H I Ly1 Ly2 Ly3 LY Level 3 3 3 1 1 1 1 3 3 Rp 63.672,00 Rp 51.562,00 Rp 4.093,00 Rp 119.328,00 Sumber: Pengolahan data, 2006 Hasil perhitungan nilai karakteristik kualitas dan total kerugian untuk kondisi aktual maupun kondisi optimal diuraikan pada tabel 4.20 dibawah ini. Tabel 4.20 Tabel perbandingan kondisi aktual dan kondisi optimal Tipe Kondisi Aktual Kondisi Optimal Nilai Spesifikasi y1 stb 9.729 9.480 0 - 11.1 y2 ltb 346.232 351.093 280 - ~ Nilai Karakteristik Kualitas y3 ntb 18.437 18.092 18 0.54 ± Total Kerugian LY Rp 171.372,00 Rp 119.328,00 - Sumber: Pengolahan data, 2006 IV-34 Grafik perbandingan kondisi aktual dan kondisi optimal untuk karakteristik kualitas ketidakrataan benang smaller the better dapat dilihat pada gambar 4.8 di bawah ini. N I LAI KARAKT ERI STI K KUALI TAS SMALLER THE BETTER akt ual opt imal 9 .3 5 9 .4 0 9 .4 5 9 .5 0 9 .5 5 9 .6 0 9 .6 5 9 .7 0 9 .7 5 stb K e ti d a k ra ta a n B e n a n g Gambar 4.8 Grafik kondisi aktual dan optimal untuk ketidakrataan benang Hasil nilai karakteristik ketidakrataan benang pada kondisi optimal sebesar 9,480 lebih rendah dibanding pada kondisi aktual sebesar 9,729. Hal ini sudah sesuai dengan karakteristik kualitas smaller the better dimana nilai targetnya adalah semakin minimum semakin baik. Grafik perbandingan kondisi aktual dan kondisi optimal untuk karakteristik kualitas kuat tarik benang larger the better dapat dilihat pada gambar 4.9 di bawah ini. N I LAI KARAKTERI STI K KUALI TAS LARGER THE BETTER akt ual opt imal 3 43 3 44 3 45 3 46 3 47 3 48 3 49 3 50 3 51 3 52 ltb K e k u a ta n T a ri k B e n a n g g ra m Gambar 4.9 Grafik kondisi aktual dan optimal untuk kekuatan tarik benang IV-35 Hasil nilai karakteristik kekuatan tarik benang pada kondisi optimal sebesar 351,093 lebih tinggi dibanding pada kondisi aktual sebesar 346,232. Hal ini sudah sesuai dengan karakteristik kualitas larger the better dimana nilai targetnya adalah semakin maksimum semakin baik. Grafik perbandingan kondisi aktual dan kondisi optimal untuk karakteristik kualitas puntiran benang nominal the best dapat dilihat pada gambar 4.10 di bawah ini. N I LAI KARAKT ERI STI K KUALI TAS N OMI N AL THE BEST akt ual opt imal 17.9 18.0 18.1 18.2 18.3 18.4 18.5 ntb P u n ti ra n B e n a n g nilai target Gambar 4.10 Grafik kondisi aktual dan optimal untuk puntiran benang Hasil nilai karakteristik puntiran benang pada kondisi optimal sebesar 18,092 dibanding pada kondisi aktual sebesar 18,437 lebih mendekati nilai targetnya yaitu 18. Hal ini sudah sesuai dengan karakteristik kualitas nominal the best dimana nilai yang dihasilkan lebih mendekati nilai tergetnya. Hasil perbandingan kondisi aktual dan kondisi optimal untuk ketiga nilai karakteristik kualitas menunjukkan bahwa hasil optimasi sudah sesuai dengan karakteristik kualitas smaller the better, larger the better, dan nominal the best. Jika level optimal untuk masing-masing telah diketahui, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan eksperimen konfirmasi dengan menggunakan level optimal.

4.4 EKSPERIMEN KONFIRMASI